Mohon tunggu...
Maman Abdullah
Maman Abdullah Mohon Tunggu... Pengasuh Tahfidz | Penulis Gagasan

Magister pendidikan, pengasuh pesantren tahfidz, dan penulis opini yang menyuarakan perspektif Islam atas isu sosial, pendidikan, dan kebijakan publik.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pemimpin Pelayan Umat: Kritik untuk Pembangunan Hari Ini

2 Agustus 2025   08:30 Diperbarui: 21 Agustus 2025   07:51 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen depositphotos.com

Kedua, kita butuh pemimpin yang memiliki kesadaran spiritual dan sosial yang kuat. Pemimpin yang tidak menjadikan jabatan sebagai karpet merah menuju kemewahan, tetapi sebagai jalan sunyi untuk berkhidmat. Pemimpin yang hadir bukan hanya di baliho, tetapi nyata di tengah rakyat.

Ketiga, kita perlu mulai membangun kembali sistem tata kelola berbasis nilai-nilai keadilan dan ketauhidan. Bukan sekadar teknokratisme, tetapi kebijakan yang menyatu dengan jiwa rakyat, yang memuliakan manusia bukan karena status atau harta, tetapi karena kemanusiaannya.

Menatap Masa Depan dengan Harapan
Umar bin Abdul Aziz bukanlah mitos. Ia adalah fakta sejarah. Kepemimpinannya menunjukkan bahwa dengan kehendak, keberanian, dan ketulusan, perubahan itu mungkin. Sejahtera itu mungkin. Rakyat yang makmur tanpa bergantung pada bantuan pun mungkin.

Tentu kita tidak bisa berharap semua berubah seketika. Tapi perubahan selalu dimulai dari kesadaran. Dari pertanyaan-pertanyaan kritis yang kita ajukan hari ini. Dari semangat untuk tidak lagi sekadar menjadi penonton dalam proses pembangunan, melainkan ikut serta menjadi bagian dari solusi.

Mari kita rawat harapan. Mari kita jadikan sejarah bukan sekadar pelajaran, tapi inspirasi. Jika Umar bin Abdul Aziz bisa, mengapa kita tidak?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun