perumahan bersubsidi di barat perumahan saya.Â
Beberapa orang merasa senang saat mendengar berita akan ada pembangunanTapi saya malah sedih, bukan masalah rumahnya, yang harganya hanya kisaran 150 juta, namun sedih lantaran sawah di dekat rumah akan hilang lagi satu petak.Â
Saya pernah membaca di surat kabar, kalau tanah produktif seperti sawah dilarang untuk dijadikan bangunan.Â
Tapi mengapa masih ada sawah yang harus berganti menjadi lahan perumahan, dan ini bukan pertama kalinya saya melihat sawah produktif disulap menjadi perumahan.
Sebelumnya dekat tempat saya tinggal ada beberapa pembangunan perumahan baru yang menggunakan sawah produktif menjadi lahannya.
Tak habis pikir kenapa sawah-sawah produktif itu dijual, apa para pemilik sawah itu sudah malas mengelola sawahnya, karena harga pupuk mahal?Â
Atau mereka terpaksa menjual sawahnya karena terhimpit persoalan ekonomi, membayar sekolah atau mungkin membayar hutang.Â
Yang pasti sawah di barat perumahan saya, telah berkurang, setidaknya ada tiga perumahan.Â
Sangat disayangkan, karena lahan-lahan produktif mulai berkurang, sementara dari sisi lain, orang pun membutuhkan rumah dengan harga terjangkau.Â
Ah, andai saya termasuk golongan orang berduit melimpah-limpah, mungkin saya akan membeli sawah itu.Â
Tapi pertanyaannya, apa saya sanggup melanjutkan mengembangkan pertanian, mengingat harga pupuk semakin mahal, upah petani juga tidak sedikit?