Mohon tunggu...
erlinda ika mawarti
erlinda ika mawarti Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum,Fakultas Ilmu Sosial,Universitas Negeri Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menjadi Pemuda yang Berjiwa Guru Bangsa

19 Juni 2015   06:59 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:41 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tentang kemajuan bangsa, tentu kita akan tecetus kata pemuda. Menurut saya pemuda berarti orang yang berusia muda atau sekitar 20-40 tahun. Jika berbicara tentang pemuda, kita akan teringat salah satu lagu ciptaan raja dangdut Indonesia yaitu Hj. Rhoma Irama. TIdak salah jika pemuda disebut-sebut menjadi penerus bangsa yang akan menanggung beban negara kelak kemudian hari setelah para pendahulunya telah tiada di dunia ini. Pemuda juga identik dengan karakter keras kepala, penuh semangat, dan idealis. Karakter inilah yang perlu utnuk dipupuk kembali agar semangat perubahan dan pembangunan akan selalu menyala dan berkobar di hati setiap pemuda. Nmaun, kita lihat kenyataannya, anak muda sekarang justru terjebak pada gaya hidup hedonis, free sex, obat-obatan terlarang seperti psikotropika, dan lain sebagainya. Gaya hidup seperti inilah yang akan menyebabkan daya pikir yang lemah sehingga akan menghalangi kreativitas dan kualitas para pemuda bangsa. Menjadi bangsa yang besar tidaklah mudah, diperlukan semangat, kejujuran, kerja keras, dan kreativitas para pemuda bangsanya, karena para pemuda inilah yang akan menjadi tulang punggung negara selanjutnya.

Arus globalisasi menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa-bangsa didunia. Jika tidak mampu membendungnya, bukan hal yang mustahil apabila bangsa tersebut akan terseret dan larut dalam arus pusaran globalisasi. Begitujuga kita sebgai generasi muda, harus mampu bertahan di tengah kencangnya arus yang ditimbulkan dari adanya globalisasi. Globalisasi tidak selamanya buruk, akan tetapi generasi muda sekarang ini kurang cerdas untuk menyaring hal yang baik dan yang buruk. Para pemuda juga identik dengan menyukai hal-hal yang baru dan penuh tantangan. Sifat tersebut tidaklah buruk tetapi, pada kenyataannya mereka cenderung menyoba segala hal, padahal sudah jelas hal tersebut buruk atu tidak baik jika dilakukan karena akan merusak masa depannya sendiri. Sudah seharusnya, kita prihatin dengan kondisi sekarang ini. Pemuda sebagai agent of change sangat perlu untuk kembali kita mantapkan. Pemuda harus berda digaris terdepan untuk selalu siap membentengi bangsa Indonesia agar tidak terjadi kehancuran akibat kemerosotan moral para pemimpin bangsanya kelak kemudian hari. Karakter pemuda bangsa yang cenderung hedonis dan free sex sebagai bagian hidupnya sudah jelas akan mengakibatkan kebobrokan moral pemuda itu sendiri dan akan membahayakan masa depan bangsa Indonesia. Mau dibawa kemana masa depan bangsa Indonesia ini, jika pemudanya tidak siap untuk menanggung beban negra yang begitu berat ini ?. Sebuah pertanyaan yang sulit untuk dijawab ketika moral dan integritas para pemudanya masih dipertanyakan. Sebagai pemuda bangsa, saya sangat prihatin terhadap kondisi ini. Seorang pemuda seharusnya bekerja keras untuk mempersiapkan diri sebgai pemimpin bangsa di masa depan dengan berbagai cara yang positif dan cerdas memanfaatkan adanya globalisasi, bukan malah terseret jauh kedalam arus tersebut sehingga jatidiri sebagai pemuda bangsa semakin hari, semakin luntur.Hal-hal positif tersebut tidaklah susah untuk kita dapat karena sebenarnya hanya perlu kejelian dan keuletan untuk menemukannya. Setiap pemuda harus bisa menjadi teladan kelak ketika ia menjadi pemimpin. Orang pemuda juga harus bisa mempersiapkan diri menjadi guru bangsa. Jika berbicara tentang guru bangsa, kita akan kembali teringat dengan tokoh H.O.S. Cokroaminoto sebagai salah satu guru bangsa Indonesia. Nilai-nilai keteladanan yang ada pada beliau sangatlah penting untuk dicontoh. Keteladanan jauh lebih penting dan berharga daripada sekedar kata-kata indah yang berisi nasihat. Oleh karena itu, kita sebagai pemuda bangsa harus mampu membawa prubahan dan kelak menjadi guru bangsa bagi generasi selanjutnya.Guru tak hanya sebtas profesi tetapi guru adalah orang yang mampu memberi teladan dan perubahan kearah ayang lebih baik. Salam pemuda Indonesia.


Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun