seminar Ikatan Pustakawan Indonesia dalam Perpusnas Expo 2019. Rabu 11 September 2019
Ikatan Pustakawan Indonesia meyelenggarakan kegiatan "Diskusi Kepustakawanan Indonesia" dengan tema "Peran strategis pustakawan dalam pengembangan literasi masyarakat untuk kesejahteraan". Diskusi dalam rangkaian Perpusnas Expo 2019, dan dibuka oleh Kepala Perpustakaan Nasional RI, Bapak Drs. Muhammad Syarif Bando, sekaligus sebagai pembicara utama dan memberikan kuliah tentang kepustakawan di era global. Dalam paparannya beliau memyampaikan bahwa pustakawan harus berpikir out of the box, pustakawan harus mempunyai gagasan-gagasan di luar kebiasaan.
Dr. Zulfikar dalam forum diskusi menyampaikan tentang Asta Etika pustakawan Indonesia yang terdiri dari :
1. Melaksanakan tugas sesuai dengan harapan pemustaka;
2. Meningkatkan keunggulan kompetensi setinggi-tingginya;
3. Membedakan antara pandangan pribadi dan tugas profesi;
4. Menjamin tindakan dan keputusannya berdasarkan profesionalisme;
5. Menjunjung tinggi hak perorangan atas informasi dan menyediakan akses tak terbatas;
6. Melindungi hak privasi pemustaka dan tidak bertanggung jawab atas penggunaan informasi;
7. Mengakui dan menghormati Hak Kekayaan Intelektual;
8. Menjalin kerjasama dan saling menghargai teman sejawat.
Prof. Dr. Haryono Suyono, dalam bahan paparannya menyampaikan bahwa: (1) SDM perpustakaan harus membawa pesan putusan PBB SDGs yaitu Gerakan pembangunan Global Sustainable Development kepada masyarakat luas di desa (2) SDM dan jaringan perpustakaan mendampingi pembangunan keluarga berbudaya kerja dan usaha di desa (3) Perpustakaan membantu PEMDA, KKN Tematik, SMK/Sekolah, Lembaga social dan Lembaga keuangan atyu bank, melakukan pembinaan dan pengisian desa sebagai pusat pemberdayaan keluarga.
Lebih jauh disampaikan juga bahwa perpustakaan masuk desa melalui tiga jalur, yaitu : (1) Jalur fisik dengan adanya perpustakaan di tiap desa (2) Jalur era 4.0 melalui internet (3) Jalur kombinasi internet dan non internet. Dalam upaya mengisi pemberdayaan melalui bantuan kepada keluarga, SDM perpustakaan aktif mengantar bahan informasi kepada keluarga kaya dan peduli agar membantu keluarga miskin denga nisi bahan bacaan yang bermanfaat untuk menaikkan kemampuan keluarga.
T. Syamsul Bahri dalam paparannya menyampaikan bahwa
Transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial bertujuan untuk
Menurunkan kemiskinan informasi dengan transformasi perpustakaan umum menjadi pusat belajar masyarakat dan Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pemanfaatan perpustakaan umum.Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang literasi informasi, dan berbasis TIK. Lebih jauh juga disampaikan peran Ikatan Pustakawan Indonesia dalam kepustakawan adalah :
- Menjamin kompetensi profesional pustakawan
- Meningkatkan status profesi dg menentukan persyaratan, standar, dan norma minimal pustakawan
- Meningkatkan mutu profesi melalui berbagai kegiatan dan aktifitas kepustakawanan
- Mengawasi kegiatan dan prilaku pustakawan dg kode etik, tata tertib disertai dg sanksi-sanksinya.
- Memonitor peraturan perundang-undangan yg mempengaruhi perpustakaan dan layanan
- Menciptakan, memelihara dan mendorong manajemen layanan perpustakaan yg memuaskan pemustaka
- Meningkatkan kajian dan penelitian bidang perpustakaan dan informasi
- Melakukan kerjasama dengan asosiasi sejenis dan badan-badan lain, nasional atau internasional
Dian Arya Susantim S.sos. dalam paparanya antara lain menyampaikan bahwa
“Dalam konteks United Nations 2030 Agenda, yang merupakan sebuah program yang inklusif dan terintegrasi dengan 17 Sustainable Development Goals (SDGs) framework, yang diantaranya adalah pembangunan perekonomian, lingkungan dan sosial, IFLA percaya bahwa dengan meningkatkan akses pada informasi dan pengetahuan kepada seluruh masyarakat dunia, yang dibantu dengan ketersediaan teknologi informasi dan komunikasi, hal tersebut akan membantu pembangunan berkelanjutan serta meningkatkan taraf hidup masyarakat.
“perpustakaan adalah kunci yang bias membantu tujuan pembangunan dengan memastikan ketersedian informasi yang yang cepat, tepat, dan relevan yang tentunya bias membantu menghapuskan kemiskinan dan ketidaksetaraan, memperbaiki sektor pertanian, menyediakan Pendidikan berkualitas, dan menyokong pembangunan di bidang kesehatan, kebudayaan, riset dan inovasi”
Dalam rangka peringatan hari aksara internasional yang jatuh pada tanggal 8 september, Ikatan Pustakawan Indonesia juga berperan aktif dalam kegiatan tersebut diantaranya menyiapkan terbitan buku. Kegiatan pada hari ini IPI meluncurkan 8 buah buku yang diterbitkan. Konsep penerbitan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu pertama terbitan organisasi (seperti AD/ART/kode etik, prosiding, laporan tahunan, dsb.), kedua, terbitan pengembangan kepustakawan (karya2 yang bersifat teori dan praktik dalam ilmu perpustakaan dan informasi), ketiga, terbitan seri pustakawan berkarya (berisi karya-karya pustakawan yang berkaitan dengan publikasi sekunder, seperti abstrak dan anotasi, dsb.) Terbitan tersebut akan diterbitan dalam dua bentuk, yaitu tercetak dan digital. Terbitan tercetak diiterbitkan secara terbatas, sedangkan edisi digitalnya akan kami serahkan ke Perpustakaan Nasional untuk dimanfaatkan melalui aplikasi Ipusnas. Terbitan Ikatan Pustakawan Indonesia tahun 2019 .
1. Pengorganisasian Informasi : kumpulan tulisan oleh Sulistyo Basuki dan Suharyanyo
2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta kode etik Ikatan Pustakawan Indonesia 2018-2021
3.65 tahun asosiasi pustakawan di Indonesia 1953-2018 oleh Ikatan Pustakawan Indonesia
4. Buku 5 seri pustakawan berkarya: 86 buku anak pintar oleh Pustakawan Bidang Pengolahan , 85 buku kreasi oleh pustakawan bidang pengolahan, 85 buku resep oleh pustakawan bidang pengolahan, 85 buku budi daya oleh pustakawan bidang oengolahan dan 85 buku sasta oleh pustakawan bidang pengolahan.