Mohon tunggu...
Malini Anastacia
Malini Anastacia Mohon Tunggu... Mahasiswa - hallo

kesehatan masyarakat universitas pekalongan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemanfaatan Lahan Pekarangan dengan Pemanfaatan Kebun Gizi sebagai Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Stunting

27 Januari 2022   21:56 Diperbarui: 27 Januari 2022   22:07 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Praktek Belajar Lapangan 2 - DR merupakan lanjutan dari Praktek Belajar Lapangan 1 - DR sebagaI rangkaian kegiatan pembelajaran lapangan bagi mahasiswa program studi kesehatan masyarakat dalam upaya melengkapi kompetensi mahasiswa. Dalam PBL 2 -- DR mengangkat tema "Pencegahan dan Pennaggulangan Stunting pada Masa Pndemi Covid-19 Berbasis Keluarga" Sekaligus merupakan kegiatan intervensi dari hasil diagnosa komunitas yang telah dilakukan di PBL 1 beberapa waktu yang lalu .

Masalah gizi kurang merupakan salah satu masalah yang masih ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia. Kekurangan gizi tidak hanya meliputi Kurang Energi Protein ( KEP ), Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan gizi tersebut yaitu dengan menerapkan Pedoman Gizi Seimbang ( PGS ) .

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita yang disebabkan karena kekurangan gizi kronis sehingga anak tumbuh lebih pendek dibandingkan anak usianya. (Kemenkes RI, 2017). Stunting dalam jangka pendek menyebabkan peningkatan kejadian kesakitan dan kematian ,terhambatnya perkembangan kognitif ,motorik dan verbal pada anak.

Hal ini terbukti dari data- data survei dan penelitian seperti Riset Kesehatan Dasar 2018 yang menyatakan bahwa prevalensi stunting severe (sangat pendek) di Indonesia adalah 19,3%, lebih tinggi dibanding tehun 2013 (19,2%) dan tahun 2007 (18%). Bila dilihat prevalensi stunting secara keseluruhan baik yang mild maupun severe (pendek dan sangat pendek), maka prevalensinya sebesar 30,8%. 

Hal ini menunjukkan bahwa balita di Indonesia masih banyak yang mengalami kurang gizi kronis dan program pemerintah yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun belum berhasil mengatasi masalah ini.

Intervensi terintegrasi untuk pencegahan stunting difokuskan di Desa Bojong Lor RT 04 RW 02 merupakan desa yang menjadi fokus untuk melakukan pencegahan stunting di masa pandemi covid-19 . Berdasarkan hasil analisis situasi mengenai gambaran konsumsi masyarakat Desa Bojong Lor RT 04 RW 02 ,masih banyak masyarakat tidak mengkonsumsi lauk hewani , buah , dan sayuran setiap hari. 

Hal ini menunjukan bahwa pedoman gizi seimbang masih belum diterapkan oleh seluruh masyarakat , termasuk pada balita yang kebutuhan gizinya meningkat . 

Kualitas atau mutu gizi dan kelengkaan gizi dipengaruhi oleh keragaman jenis makanan yang dikonsumsi. Tidak terpenuhinya asupan zat gizi dapat menyebabkan seseorang mengalami defisit dalam memenuhi kebutuhannya,sehingga pertumbuhan dan perkembangan tubuh tidak normal .

ASI merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan pada balita , salah satu faktor penyebab stunting pada balita adalah pemberian ASI Ekslusif yang tidak diberikan selama 6 bulan ( fitri ,2016 ). Berdasarkan analisis situasi , masih ada anak di Desa Bojong Lor RT 04 RW 02 yang tidak mendapatkan ASI ekslusif sebagian ibu masih memberikan susu formula sebagai pengganti ASI kepada balitanya . 

Hal ini karena faktor ibu bekerja , ibu sedang sakit , ASI yang yidak keluar . Persepsi masyarakat yang kurag terhadap ASI menunjukan bahwa masih belum optimanya kegiatan penyuluhan ASI Di Desa Bojong Lor .

Pemanfaatan lahan pekarangan menjadikan lahn sumber gizi merupakan salah satu bentuk pencegahan dalam upaya mengatasi kekurangan gizi keluarga . 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun