Mohon tunggu...
malik fajar
malik fajar Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi saya berolahraga, saya memiliki kepribadian yang unik dan mudah bergaul.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Nilai Waktu Uang Di Tengah Inflasi: kenapa Uang Sekarang Lebih Berharga

15 Oktober 2025   14:51 Diperbarui: 15 Oktober 2025   14:51 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Pernahkah kamu merasa harga barang naik terus dari tahun ke tahun? Makanan, bensin, bahkan kopi langganan yang dulu Rp10 ribu kini bisa dua kali lipat. Nah, dari situ kita bisa memahami satu hal penting dalam ekonomi: uang hari ini lebih berharga daripada uang di masa depan. Inilah yang disebut nilai waktu uang.

Secara sederhana, uang yang kita miliki sekarang bisa menghasilkan keuntungan jika digunakan dengan bijak,  entah dengan disimpan di instrumen berbunga, diinvestasikan, atau diputar dalam usaha. Tapi kalau hanya disimpan tanpa berkembang, nilainya akan perlahan terkikis oleh inflasi. Contohnya, Rp1 juta hari ini bisa membeli banyak kebutuhan, tapi setahun atau dua tahun lagi, mungkin tidak cukup untuk hal yang sama.

Saat ini, Indonesia sedang menghadapi inflasi tahunan sekitar 2,31% (data BPS, Agustus 2025). Angka ini memang termasuk stabil dan masih dalam target Bank Indonesia. Namun tetap saja, inflasi artinya harga barang naik dan daya beli masyarakat menurun. Jadi kalau uangmu diam saja, nilainya akan "menyusut" dari waktu ke waktu.

Beberapa bulan terakhir, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) juga sedang berupaya menjaga kestabilan ekonomi. BI bahkan menurunkan suku bunga acuan menjadi 4,75% pada September 2025 untuk mendorong investasi dan konsumsi masyarakat. Harapannya, roda ekonomi bisa berputar lebih cepat di tengah ketidakpastian global. Namun, penurunan suku bunga juga berarti bunga tabungan di bank ikut menurun --- yang artinya, keuntungan dari menabung biasa makin kecil.

Dari sisi lain, pemerintah menyiapkan injeksi likuiditas sebesar Rp200 triliun ke perbankan dan memperpanjang potongan PPN sektor properti hingga 2027. Kebijakan ini bertujuan agar uang beredar lebih cepat, bisnis tetap berjalan, dan masyarakat terdorong untuk berinvestasi. Tapi tentu saja, ketika uang beredar lebih banyak, risiko inflasi jangka panjang tetap harus diwaspadai.

Di sinilah konsep nilai waktu uang jadi penting untuk kita pahami. Uang tidak bisa dibiarkan menganggur. Kalau hanya disimpan di tabungan, bunga yang didapat bisa kalah dari laju inflasi. Maka, langkah bijak adalah membuat uang "bekerja"  misalnya dengan investasi di reksadana, saham, emas, atau bahkan memulai usaha kecil. Dengan begitu, nilai uang kita bisa tetap tumbuh, bahkan melampaui inflasi.

Selain untuk investasi, memahami nilai waktu uang juga penting untuk perencanaan masa depan. Misalnya, saat menabung untuk pendidikan anak, kita perlu menghitung bahwa biaya sekolah akan terus naik setiap tahun. Jadi, nominal yang kita tabung sekarang harus disesuaikan agar tetap cukup di masa depan. Begitu juga dengan rencana pensiun  uang yang cukup hari ini belum tentu cukup 10 tahun lagi.

Intinya, nilai waktu uang mengingatkan kita bahwa menunda keputusan keuangan berarti kehilangan peluang. Uang yang tidak dikelola hari ini akan kehilangan nilainya sedikit demi sedikit. Karena itu, penting bagi setiap orang  terutama generasi muda  untuk memahami cara kerja uang, inflasi, dan bunga, agar bisa membuat keputusan yang lebih cerdas.

Di tengah kondisi ekonomi 2025 yang penuh tantangan, satu hal tetap pasti: uang yang cerdas dikelola hari ini akan menjadi lebih kuat di masa depan. Jangan biarkan inflasi mencuri nilai uangmu secara diam-diam  biarkan uangmu bekerja sebelum nilainya hilang.

Ditulis oleh : Ayatullah Muhammad Akmal

Mahasiswa Manajemen Bisnis Syariah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun