Siang itu, Kota Guang Zhou tidak seperti biasanya. Kakek, nenek, orangtua, pemuda hingga anak-anak berkumpul di Xinzhou Naval Base mulai pagi hari. Ada apakah gerangan? Ternyata ada sesuatu yang menarik perhatian mereka, yakni Kapal Latih TNI AL KRI Dewaruci unjuk kebolehan. Prajurit TNI AL sendiri sudah rapi dengan seragam khas mereka, ada yang berseragam loreng, ada juga yang mengenakan seragam marching band. Hebatnya, aksi yang dilakukan TNI AL dalam rangka pelayaran muhibah ini, mampu menyedot 3.000 orang dalam satu hari. Warga Guang Zhou berduyun-duyung ke Naval Base untuk berkenalan, menyapa, memotret atau menyaksikan seperti apa kadet-kadet terbaik Indonesia itu. Sebelumnya, kedatangan kekuatan tempur matra laut ini sudah dipublikasikan melalui media massa setempat, baik media cetak, elektronik, online dan sebagainya. Aksi yang paling memukau adalah ketika prajurit TNI AL menunjukkan formasi marching band. Ada seorang kadet yang berseragam dibopong oleh rekan-rekannya, sambil melambai-lambaikan tongkatnya. Sontak saja, aksi itu mendapat tepuk tangan riuh dari masyarakat yang menyaksikan secara langsung. Dalam kesempatan itu, masyarakat mendapat kesempatan untuk masuk ke dalam KRI Dewaruci. Sudah tentu, warga yang masuk diatur dan digilir, agar tidak sampai overloud. Prajurit pun menjaga secara ketat, meski sudah tentu senyuman selalu mengembang di wajah mereka. Tentunya, hal ini dilakukan agar TNI AL tidak hanya dikenal sebagai penjaga laut nusantara, namun juga dikenal dekat dan ramah dengan siapapun. Prajurit TNI memberi penjelasan mengenai pelayaran yang mereka lakukan. Pelayaran ini sudah menjadi rutinitas mereka, bahkan sejak 1953. Dalam operasi Kartika Jala Krida 2011, ada beberapa negara tujuan yang akan ditempuh KRI Dewaruci. Salah satunya adalah Guang Zhou, Cina.
