Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Penulis Biasa

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Asyiknya Membina Pramuka, Pramuka bagi Disabilitas

29 September 2014   13:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:06 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14119300671182661788

[caption id="attachment_362382" align="aligncenter" width="560" caption="Anak-anak disabilitas tengah asyik berlatih membuat tandu (dok pribadi)"][/caption]

Beruntung sekali saya rasakan ketika saya masih diberikan kesempatan untuk membina anak-anak disabilitas dalam setiap kegiatan. Terutama dalam kegiatan kepramukaan yang tujuan dan desain kegiatan adalah mencetak generasi muda Indonesia yang cinta akan tanah air, bangsa dan negaranya. Cinta akan semangat ke-Indonesia-an dan tentu saja semangat toleransi dan kebersamaan tanpa memandang latar belakang seseorang.

Begitu pula kali apa yang diamanahkan kepada kami, yang kebetulan juga dipercaya membina mereka dalam wadah gerakan pramuka. Sebuah wadah organisasi ekstrakurikuler yang saat ini amat jarang ditemui, atau amat jarang diikuti oleh anak-anak muda saat ini,  meskipun saat ini kegiatan ini sudah diwajibkan oleh pemerintah sebagai kegiatan ekstrakurikuler seperti halnya yang tertuang dalam kurikulum 2013.

Membina pramuka adalah sebuah kenikmatan dan kehormatan tersendiri, meskipun saya sendiri bukanlah sosok yang ahli dalam kepramukaan dan saat ini pun masih belajar terus agar mampu membina anak-anak disabilitas. Karena memang latar belakang pendidikan awalnya bukanlah pendidikan kepramukaan yang dikhususkan bagi anak-anak disabilitas. Tapi itulah menarik dan asyiknya, di manapun dan kapanpun tugas itu diberikan kita semestinya melakukannya dengan tanggung jawab. Hasil bukanlah ukuran tapi proses yang baik sangat menunjang keberhasilan. Itulah kesan yang kami tangkap tatkala kami mesti bergerak lagi dalam kegiatan pembinaan ini.

Sejak seminggu yang lalu, genap kami para pembina pramuka gudep SLB se Lampung yang kebetulan diwakili oleh SLB N Metro, SLB Wiyata Dharma Metro dan SLB N Lampung Timur  mendapatkan tugas mempersiapkan seabrek kegiatan membina anak-anak disabilitas dalam kepramukaan dan kebetulan harus lebih intensif. Meskipun di bulan-bulan yang telah lalupun kami menjalankan pembinaan. Tapi karena pembinaan ini bertepatan dengan persiapan Jambore Pramuka PKLK Dikdas yang rencananya akan dilaksanakan tanggal 29 September s.d 2 Oktober 2014 di Bumi Perkemahan Cibubur Jakarta Timur tersebut tentu menuntut kami melakukannya lebih ekstra.

Tak sedikit memang kekakuan dan kegugupan di kalangan pembina dan anak-anak binaan kami. Tentu saja karena kegiatan ini merupakan kegiatan puncak dalam kegiatan Pramuka yang menjadi wahana unjuk kreatifitas dan temu anggota pramuka disabilitas seluruh Indonesia yang diwakili berdasarkan seleksi dari masing-masing sekolah bagi ABK yang tersebar di masing-masing propinsi. Dan kebetulan ketiga sekolah tersebutlah yang mewakili propinsi Lampung dengan jumlah peserta 6 orang berdasarkan semua kekhususan. Ditambah 6 orang pembina sekaligus pendamping dalam kegiatan tersebut.

Seabrek persiapan dan latihan pun kami lakukan, seperti pada pembinaan-pembinaan yang lain tentu kami juga fokus pada pelatihan yang bersifat kecakapan pribadi maupun kelompok (tim). Tujuannya agar masing-masing peserta maupun tim yang dikirimkan dalam jambore tersebut bisa melakukan kegiatannya sesuai tuntutan panitia penyelenggara. Seperti latihan pemantapan baris berbaris, mendirikan tenda, membuat tiang pendera dari tongkat, membuat tandu dan tentu saja tak kalah pentingnya adalah menguasai beberapa sandi dan tali temali (pionering).

Dan yang tak kalah penting adalah melatih beberapa kesenian daerah yang tentu saja siap dipamerkan dalam perhelatan akbar Jambore Nasional tesebut.

Pada awalnya memang sedikit canggung lantaran yang dihadapi adalah anak-anak berkebutuhan khusus seperti tuna netra, grahita, daksa, autis, tuna rungu wicara yang tentu saja amat berbeda jenis pendekatannya tergantung dari kondisi siswa.

Meskipun awalnya terasa berat tapi demi membawa nama baik propinsi Lampung pun segala upaya kami lakukan agar mendapatkan hasil yang terbaik. Para calon peserta siap ikut meramaikan hajat tahunan skala nasional ini. Tak sedikit siswa pun merasa kelelahan lantaran kegiatan latihan semakin digeber lagi demi hasil yang maksimal.

Namun demikian, kami melihat Jambore bagi ABK ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Jambore Pramuka pada umumua, akan tetapi melihat keterbatasan potensi anak-anak disabilitas ini diharapkan kegiatan tersebut disesuaikan dengan kemampuan anak. Sehingga harapannya tidak terjadi hal-hal yang diinginkank terkait keterbatasan potensi intelegensi dan fisik tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun