Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru SLB Negeri Metro

Suka membaca, traveling, nonton film, menulis, ngobrol ngalur ngidul, suka makan masakan istri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Penyebutan Negara Miskin, Sebuah Kesalahan Berpikir

21 September 2025   07:06 Diperbarui: 21 September 2025   13:06 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi negara miskin. (Sumber: Pixabay/CC0 Public Domain via kompas.com)

Pernahkah kita mendengar atau paling tidak malah mengucapkan kata-kata seperti ini: "Negara kita ini miskin, dari dulu nggak maju-maju.".

Apakah yang dikatakan ini sesuai dengan apa yang ada di lapangan? Menurut saya sih, tidak. Jika kita melihat kemiskinan hanya berdasarkan data-data yang dipresentasikan oleh IMF atau Bank Dunia.

Tentu hal ini berkaitan dengan pendapatan per kapita penduduk di Indonesia, di mana kita paham bahwa kategori miskin atau kaya begitu mudah untuk direkonstruksi sesuai dengan keinginan pembuat nilai itu.

Kembali pada pemahaman saya sebagai manusia kebanyakan dan tidak menggunakan standar penilaian dari IMF atau Bank Dunia, di mana kita tahu bahwa negeri kita ini loh jinawi. Seperti dalam lagu karya Koes Plus, tanah kita tanah surga, kayu dan batu jadi tanaman. 

Dan fakta memang membuktikan bahwa semenjak ribuan tahun lalu hingga saat ini, negeri kita adalah tanah yang kaya. Kaya akan kesuburan tanahnya, laut yang didiami oleh jutaan makhluk di dalamnya yang terus menerus dieksploitasi dan gak pernah habis. 

Begitu pula dengan aneka tambang yang ada di tanah kita, hampir semua ada. Bahkan jika kita melihat negara-negara lain penghasil tambang, di negeri ini menjadi salah satu pemasok sumber daya alam yang melimpah. 

Semua itu adalah bukti bahwa negeri kita adalah negara kaya. Bahkan jika akan digunakan sampai keturunan terakhir dari anak cucu kita, kekayaan itu tidak bakalan habis. 

Jika semua itu tidak dianggap kaya, apalagi yang harus ditunjukkan ke khalayak dunia, bahwa kita adalah negara kaya raya. Terlepas apakah kekayaan itu masih ada atau semakin menipis, tentu hal ini hanya pihak-pihak yang mengelola yang tahu persis kondisi di lapangan.

Penyebutan miskin bagi Indonesia adalah sebuah tindakan yang memalukan

Percaya atau tidak, kita tidak akan mau dianggap miskin. Mengapa? Karena penyebutan miskin itu adalah sebuah penilaian yang amat rendah bagi orang lain. 

Bayangkan saja, negara yang sejatinya kaya, tiba-tiba dicap sebagai negara miskin di hadapan penguasa atau pejabat negara lain, tentu ini akan menjadi nilai dan citra buruk bagi sebuah negara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun