Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kutuduh Istriku Selingkuh

21 Januari 2023   18:56 Diperbarui: 22 Januari 2023   11:52 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ada apa? Kok datang ke sini dengan wajah besengut?" Tanya Anton memecah hiruk pikuknya para pemungut rezeki di pagi ini. 

Anton tengah asik menikmati kopi di sebuah kedai kopi di pasar kecil bersama seorang lelaki yang begitu dekat dengannya. Dialah Arya. Yap, dialah pria teman sejak kecil yang terus terpisah karena pendidikan dan kari. Kini bertemu di tempat yang biasanya mereka berkumpul.

Selain mereka berdua, penduduk bumi berlalu-lalang dengan gembolannya masing-masing, ada yang membawa umbi-umbian, sayur-sayuran, tempe, oncom, ayam dan lain sebagainya yang siap mereka perjual belikan di pasar sederhana ini.

"Hei, kenapa si kau, Arya? Agak senewen ya? Ditanya gak juga dijawab, malam bengong aja! Bilang ada masalah apa Bro! Ejek Anton sambil tertawa. Namun itu hanya sebatas guyonan yang sering mereka lontarkan sejak lama. Sesekali dia menghirup sebatang rokok yang masih terjepit di antara jari tengah dan telunjuk. Sedangkan Arya, tatapan nampak kosong.

"Nggak ada apa-apa." Suara Arya terdengar agak serak yang mungkin habis teriak-teriak atau seperti  penyanyi rok yang baru saja menyelesaikan konsernya.

"Biasanya kamu ngajakin ngobrol apa kek. Ngobrol pekerjaan atau apalah. Apalagi kamu kan sudah berkeluarga, kenapa gak diceritain kalau lagi ada masalah. Siapa tahu aku bisa ngebantu seperlunya. Kalau uang jangan minta bantu lo ya, sorry uangku gak sebanyak uangmu! Ejek Anton lagi.

Arya nampak meringis dan tangannya terlihat menggapai bungkus rokok milik Anton. "Aku minta sebatang ya! Mulutku asem, pingin merokok lagi" dan sebatang rokok pun mengeluarkan asap pekat.

"Eh, kayaknya kamu sudah lama nggak merokok. Kok sekarang merokok lagi? Wah benar dugaanku, kamu lagi sutressss ya? Atau lagi pusing tujuh keliling?" Seloroh Anton.

"Sudah lama aku ingin merokok, tapi aku selalu berusaha menghindarinya. Aku  ingin hidup sehat tanpa asap, tapi kadang pikiranku kalut dan selalu memaksaku untuk merokok. Ya sekali-kali kalau lagi nongkrong kayak gini. Nah, baru kali ini aku bisa bebas merokok dan ketemu teman lama yang bisa diajak ngobrol."

"Kembali ke asal muasal tadi bengong kenapa? Apa lagi ada masalah dengan keluarga atau istrimu?" Tanya Anton yang sedari tadi penasaran dengan apa yang terjadi pada lelaki gagah itu.

Sebenarnya, aku kepingin cerita dari tadi, tapi aku malu, Ton. Kan kamu tahu sendiri, kalau aku gengsian. Apalagi cerita masalah keluarga, anti bagiku. Jawaban Arya tidak sesuai dengan apa yang ditanyakan Anton barusan. Semakin menambah rasa penasaran pada diri Anton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun