Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Penulis Biasa

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ikan Asin, Benarkah Makanan Desa yang Turun Kelas?

16 Mei 2022   12:42 Diperbarui: 16 Mei 2022   15:18 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pekerja menjemur ikan asin di Muara Angke (KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG)

 Lalu, bagaimana masyarakat menilai ikan asin ini?

Beberapa orang menganggap bahwa ikan asin adalah makanan wajib. Mereka selalu menyediakan ikan asin ini di meja makan. Dalam menu makanan tiga kali sehari tersebut selalu mewajibkan ikan olahan ini tersaji di meja makan.

Alasan klasiknya adalah bahwa ikan asin memiliki daya pikat dan ngangeni serta rasanya gurih. Apalagi jika ikan asin ini dihidangkan dengan nasi liwet hangat dan ditemani sambal terasi dengan lalapan rebus, ternyata lebih mantap. 

Bahkan ada yang karena saking loyalnya dengan ikan asin, mereka memilih ikan jenis ini dibandingkan dengan daging yang berasal dari ayam ras atau ayam broiler. 

Alasannya karena ayam-ayam jenis ini pertumbuhannya dipercepat dengan menggunakan obat-obatan atau hormon. Yang menurut kesehatan pun dianggap berbahaya jika dalam mengonsumsinya berlebih-lebihan. Walaupun ikan asin pun sebenarnya memiliki kadar garam yang tinggi dan berakibat tertimbunnya kandungan garam dalam tubuh yang bisa mengakibatkan penyakit hipertensi.

Terlepas dari efek negatif dari makanan-makanan ini tentu harus memperhatikan cara pengolahan dan penyajiannya. Selain itu seharusnya tetap memperhatikan kebutuhan kalori, lemak dan garam dalam tubuh agar tetap seimbang.

Orang-orang yang menganggap ikan asin ini sebagai makanan istimewa ternyata memang berasal dari suku Jawa atau keturunan Jawa yang memang selalu menyediakan ikan asin sebagai lauk tambahan. Meskipun tidak menutup kemungkinan tetap menyediakan tempe goreng atau daging dalam kebutuhan gizi mereka.

Bagaimana harga ikan asin di Kota Metro?

Di Kota Metro, lebih khusus pasarnya, merupakan pasar tradisional seperti pasar-pasar kebanyakan. Di mana keberadaan beberapa jenis makanan terpajang secara terbuka dan para konsumen bebas untuk menawarnya. Dengan desain bangunan pertokoan yang relatif masih baru, tentu memudahkan para konsumen untuk berbelanja di sini.

Begitu pula ikan asin, ternyata di pasar ini pun tak sulit untuk menemukannya. Dari rumah kami bisa ditempuh kurang lebih selama 25 menit dengan sepeda motor. 

Nah, tiga hari yang lalu kami sengaja berburu makanan asin ini di Pasar Kopindo Kota Metro. Komplek pasar yang di deretan lorong menyediakan aneka jenis ikan yang diawetkan ini. Kebetulan kami ke pasar pada pukul setengah empat sore. Jadi sebagian toko sudah mulai tutup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun