Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Penulis Biasa

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ikan Asin, Benarkah Makanan Desa yang Turun Kelas?

16 Mei 2022   12:42 Diperbarui: 16 Mei 2022   15:18 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pekerja menjemur ikan asin di Muara Angke (KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG)

Satu persatu kami memilih aneka ikan asin ini. Dari yang harga puluhan ribu per kilonya, ada juga yang harga ratusan ribu.

Setelah mengamati aneka ikan asin tersebut, kami membelilah ikan asin yang sudah direbus dan rasa asinnya tidak terlalu dominan. 

Perkiraan awal harganya hanyalah 25 ribuan per kilo gram, eh ternyata ketika kami menanyakan harga, harga tembus 50 ribu per kilo gram. Heran sudah pasti dan kaget sudah tentu.

Kekagetan kami tidak hanya sampai di situ, ketika kami menanyakan harga cumi-cumi asin, ternyata harganya 120 ribu per kilo gramnya. 

Akhirnya keinginan untuk membeli beberapa kilo pun kami batalkan dan dengan sangat terpaksa membawa pulang 1 kg ikan asin jenis peda atau dikenal dengan ikan asin dencis serta setengah kilo cumi asin.

Dalam hati turut bertanya-tanya kenapa ikan yang menurut orang remeh temeh ini ternyata harganya bisa semahal ini.

Saya menduganya ikan-ikan asin ini mengikuti tren harga-harga yang saat ini melambung tinggi, termasuk harga ikan di tempat pelelangan ikan juga mungkin sudah mahal. 

Jadi pembuat ikan asin menyesuaikan harga. Belum lagi permintaan harga di tingkat pengecer juga tinggi, akibatnya para pedagang dengan mudah memainkan harga agar keuntungan lebih tinggi.

Bagaimana dengan ikan laut yang segar, tentu harganya cukup sudah mahal dan tergantung jenis ikannya. Yang pasti berdasarkan informasi yang kami peroleh menunjukkan bahwa ikan-ikan dengan olahan asinan ini tentu bukanlah makanan yang rendah derajatnya atau turun kelasnya. Hal ini disebabkan harga yang ditawarkan para penjual ternyata cukup mahal dan ternyata konsumsi masyarakat juga masih relatif tinggi.

Apabila masyarakat menganggap bahwa ikan asin adalah jenis makanan kelas bawah, tentu ini juga tidak semuanya benar, lantaran ada beberapa masyarakat dengan ekonomi yang bagus juga masih mengidolakan bahan makanan olahan ini. Apalagi jika dikaitkan dengan kandungan gizinya, tentu ikan asin termasuk makanan berkelas. 

Dengan kata lain, jika membeli produk hanya melihat bentuknya tanpa memahami manfaat serta kandungan gizinya, tentu hal ini dirasa kurang tepat. Sebab banyak hal yang tidak selalu melihat bentuknya, jika ternyata kandungan manfaatnya juga besar. Walaupun memang tidak dapat dipungkiri bahwa cara pengolahan dan penyajiannya sangat mempengaruhi selera konsumennya.

Salam

Metro, 16/5/2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun