Siapa di antara kita yang belum mengenal mbah Google? Saya kira hampir semua manusia di bumi sudah berkenalan dengan mbah-mbah satu ini. Yap. sebuah platform pencarian di internet yang kini menjadi bagian penting dalam perjalanan hidup ini.
Banyak hal yang dapat dengan mudah ditemukan dalam mesin pencari tersebut, dari hal yang sekecil virus, sampai sebesar gunung bisa kita cari berkat bantuan mbah Google.
Mbah Google adalah panggilan untuk Google.com, karena mesin pencari ini dianggap mampu menjawab semua persoalan manusia. Bahkan persoalan agama saja saat ini banyak yang melibatkan Google ini.Â
Selain ada juga mesin pencari lain seperti Yahoo, Bing dll., dan beragam jenis lain di seluruh dunia yang tidak saya sebutkan satu persatu.
Meskipun hakikatnya Mbah Google hanya sebuah mesin dengan mengandalkan kecerdasan buatan (artificial inteligence) di mana saat ini keberadaannya sedikit banyak turut membantu kehidupan manusia. Dari sisi positifnya, artificial inteligence adalah tempat yang saat ini gratis untuk bertanya pada banyak hal, tapi di sisi lain kecerdasan itu secara perlahan akan menghancurkan manusia karena kemampuannya. Sebagaimana banyak pakar yang berpendapat seperti ini.
Sebagaimana dijelaskan oleh Investopedia mengenai definisi artificial intelligence adalah sebagai berikut:
Artificial intelligence (AI) refers to the simulation of human intelligence in machines that are programmed to think like humans and mimic their actions. The term may also be applied to any machine that exhibits traits associated with a human mind such as learning and problem-solving. Â
Jika diterjemahkan dengan google translate artinya:
Kecerdasan buatan (AI) mengacu pada simulasi kecerdasan manusia dalam mesin yang diprogram untuk berpikir seperti manusia dan meniru tindakan mereka. Istilah ini juga dapat diterapkan pada mesin apa pun yang menunjukkan ciri-ciri yang terkait dengan pikiran manusia seperti pembelajaran dan pemecahan masalah.
Dan benar sekali apa yang terjadi saat ini, dunia seakan-akan tengah berada dalam posisi tersudut atau terpaksa memanfaatkan kecerdasan buatan ini di dalam semua lini kehidupan manusia, khususnya masyarakat yang kehidupan saat ini sudah sangat bersinggungan dengan mesin-mesin atau alat-alat elektronik modern.Â