Beberapa hari ini fikiran dan perhatian saya  tertuju pada layar gadget. Sebuah surel atau pesan elektronik tiba-tiba hinggap di messenjerku. Tak disangka, tak diduga, kata-kata yang sungguh memancing perhatian itu seperti memaksa saya untuk membukanya.
Dan 'cling', seperti dugaan saya, seseorang yang belum saya kenal tiba-tiba membuka pembicaraan yang amat intens (intim) dengan menghiasi kata "sayang". Wanita yang mengaku berasal dari Amerika Serikat ini ingin menjadi teman yang akrab dan dalam pesan selanjutnya ingin menjadi istri dari pria yang dia anggap tampan ini (???).
Kedengarannya familier ya? Yap. Pesan tersebut kemudian disusul dengan pesan berikutnya yang lebih dahsyat dan mengundang perhatian saya untuk sekedar membalasnya.
Awal pembicaraan hanya perkenalan dan basa-basi terkait kondisi kehidupannya, dan saya hanya menjawab seperlunya, eh tiba-tiba beliau ingin melakukan hubungan yang serius, bahkan memberikan nomor kontak Whatsapp.
Betapa wanita yang nampak difoto profil begitu cantik ala-ala perempuan bule itu sepertinya nampak polos, dengan gaya bicara ala-ala wanita yang ingin mencari perhatian pria, ia berusaha untuk dekat dan menjalin komunikasi yang lebih akrab.
Untungnya teman "ghaib" ini agak saya abaikan. Maklum saya sangat setia dengan pasangan sendiri. Jadi kalau urusan sayang-sayangan sengaja saya hindari.
Meskipun wanita bule adalah wanita pujaan sih, tapi kalau urusan asmara nanti dulu. Saya tipe pria yang menjaga amanah dari mertua (eh). Apalagi sosoknya sama sekali tidak kita kenali.Â
Jangankan wanita yang belum sama sekali dikenali, kadang sudah dikenal bertahun-tahun saja masih nge-prank alias pura-pura.
Fenomena Scamming dalam kehidupan kita
Mendapatkan surel dari orang yang tidak kita kenal, atau mendapatkan sms undian atas hadiah begitu sering kita dapatkan. Entah mereka mengaku pejabat negara, tentara, polisi, pihak bank, atau pengelola applikasi jual beli tertentu, yang ternyata modusnya sama, ingin memperdaya korbannya.