Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Penulis Biasa

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Kata-kata "Sayang" Hinggap di Messenger-ku

4 Juli 2020   05:28 Diperbarui: 4 Juli 2020   06:46 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Isi pesan dari wanita janda yang ingin menjalin pertemanan lebih intens (dokumentasi pribadi)

Saya tak menampik bahwa upaya orang-orang yang mencari "uang" sejatinya jumlahnya tidak sedikit. Mungkin ada jutaan orang di seluruh dunia yang ingin menjadi pelaku kejahatan cyber ini. Apalagi beberapa kali media pemberitaan kita memberitakan tentang penangkapan beberapa orang pelaku kejahatan cyber yang menggunakan modus sms fiktif.

Pelaku yang amat lihai ini ternyata mampu memperdaya korbannya. Dari korban yang kelas elit (orang kaya) atau e-lit (ekonomi sulit) semua berpotensi menjadi korbannya.

Kisah nyata pun pernah dialami oleh tetangga yang awalnya mendapatkan pesan hadiah sebuah mobil, eh ternyata tanah satu-satunya harus dijual dan uang ratusan juta diserahkan pada si penipu.

Ada pula seorang kepala sekolah yang tiba-tiba mempercayai penelepon yang sejatinya tidak dikenalinya, bahwa ia harus menyerahkan sejumlah uang. Akhirnya kedok penipuan ini terbongkar oleh korban lantaran apa yang dijanjikan tidak terbukti.

Saya beberapa tahun lalu pun hampir tertipu, modusnya sama wanita yang mengaku janda ingin berbagi "cinta" dengan saya. Padahal kami sama-sama tidak saling mengenal.

Tapi yang membuat curiga adalah si wanita justru membicarakan uang yang jumlahnya jutaan dolar yang katanya tersimpan di bank luar negeri. Anehnya, meskipun tidak saling mengenal, ia berusaha memancing saya agar mau menguruskan dana "ghaib" yang tersimpan tersebut dengan alasan yang bertele-tele. Dari situ saya menduga ini adalah scammer yang hendak melancarkan aksinya.

Untungnya saya katakan bahwa saya seorang polisi (maksudnya polisi tidur), dan penipu ini pun raib entah kemana. 

Fenomena scamming atau penipu di jagat internet bukan hal yang tabu. Banyak pelaku yang sengaja mencuri foto-foto artis atau tokoh publik dan menggunakan foto tersebut untuk memperdaya korbannya.

Dan jangan heran, karena banyak pengguna internet yang kesepian dalam tanda kutip, yang begitu mudah tertipu. Dengan  janji-janji sehidup semati, kehidupan yang bahagia dan cinta yang luar biasa, para penipu ini begitu lihai memperdaya korbannya.

Bagaimana sikap kita?

Menggunakan internet atau media sosial sejatinya gak sulit-sulit amat. Yaitu harus selalu waspada pada orang-orang yang memanfaatkan kelemahan dan "kesepian" kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun