Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Penulis Biasa

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mengintip Bisnis Barang Bekas di Era Millenial

11 April 2018   05:24 Diperbarui: 11 April 2018   15:08 6177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Usaha jual beli barang bekas yang menguntungkan (pojokbisnis.com)

Selain dengan hanya bermodal mengumpulkan dari para pencari dan pengepul, yang dilakukan adalah dengan memasarkan kembali di pasar loak. Namun resikonya penjualan loak ini bisa berasal dari curian yang sengaja dipreteli demi menghilangkan jejak. Hal ini bisa terlihat dari bentuk barang yang masih bagus meski diloakan. Berbeda dengan barang yang dikategorikan barang bekas tadi.

Cara semi modern

Seperti jika seorang pebisnis rongsokan yang konvensional hanya memilah saja berdasarkan jenisnya. Nah, bagi pebisnis yang lebih kreatif dia mengubah barang tersebut menjadi bentuk lain yang lebih bernilai.

Sebuah plastik harganya tergolong murah jika bentuknya masih plastik yang utuh. Namun akan berubah harganya jika diubah menjadi bijih plastik, keuntungannya bisa tiga kali lipat. Namun demikian tentu membutuhkan alat produksi dan modal yang besar untuk melakukan bisnis jenis ini. 

Bahkan tidak hanya dijual dengan cara merubahnya menjadi bentuk yang bisa dikirim ke perusahaan pengolahan, ternyata mereka bisa mengubahnya menjadi bentuk yang lebih kreatif. Seperti beberapa usaha kreatif yang mengubah besi-besi bekas menjadi produk yang bernilai seni yang tinggi. Dengan sentuhan tangan-tangan kreatif, barang yang semula tidak diminati kini berubah menjadi produk kerajinan yang bernilai tinggi.

Cara modern/millenial

Bertolak dari cara-cara millenial hakikatnya tidak jauh beda dengan bisnis semi modern yang bisa mengolah barang bekas tersebut menjadi produk yang lebih bernilai, karena mereka melakukan bisnisnya lebih bisa menjual dengan harga yang lebih tinggi dengan bantuan teknologi komunikasi. 

Merek bisa menggunakan media sosial untuk memasarkan produknya dengan menunjukkan spesifiksi barang dan harga yang bisa dinego. Namun karena barang yang dijual amat langka biasanya nilainya juga tinggi.

Di manapun berada, usaha yang paling menguntungkan adalah bisnis atau jual beli. Salah satunya jual beli barang bekas yang disulap menjadi bentuk yang bernilai tinggi. Meskipun banyak yang enggan melakoninya karena gengsi, tapi bagi yang bermental bisnis tentu gak ada istilah gengsi yang ada adalah keuntungan yang akan memenuhi isi dompetnya. Asal dilakukan dengan cara fair (jujur) tentu sungguh menggiurkan.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun