Mohon tunggu...
Mochamad Makruf
Mochamad Makruf Mohon Tunggu... Editor - Freelance writer. Writing is my life since 1997 and published 5 books. One of them, Ekspedisi Buku Barisan 2011 cooperation with Komando Pasukan Khusus (Indonesia Special Forces of ARMY). Contact me: makrufmochamad2@gmail.com. Online news www.penaprestasi.com.

Freelance writer. Writing is my life since 1997 and published 5 books. One of them, Ekspedisi Buku Barisan 2011 cooperation with Komando Pasukan Khusus (Indonesia Special Forces of ARMY). Contact me: makrufmochamad2@gmail.com. Online news www.penaprestasi.com.

Selanjutnya

Tutup

Money

Mafia Jagung

19 Januari 2020   21:40 Diperbarui: 19 Januari 2020   21:50 2796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

APAKAH  mafia jagung itu ada?  Ada.  Jadi hati hati menaruh iklan di FB baik itu di marketplace atau grup komunitas.

Bisa bisa yg merespon iklan Anda itu para penipu.  Salah satunya penipu kita sebut mafia jagung.Disebut mafia karena pelakunya lebih dari satu.  Saya nyaris jadi korban penipuan mafia jagung ini.

Ceritanya begini.  Saya ingin mendalami trading atau jual beli jagung kering pipil.  Karena,  ada teman yg memberikan kesempatan untuk itu.

Teman memberikan saya PO (purchasing order) atau surat pesanan untuk supply jagung pipil ke dua pabrik pakan ternak di Sidoarjo dan Pandaan.  Sekali buka PO minimum 50 ton. 

Bahkan saat itu saya ditantang untuk supply 100 ton per minggu. Saya menolaknya karena masih newbie atau baru di trading jagung kering.

Saya merasa tertantang. Jadi  saya  harus menguasai bagaimana menjadi buyer jagung  besar dengan cepat.

Cara gampang,  saya masuk ke grup FB,  Komunitas Petani Jagung Indonesia (KPJI) yg anggotanya ribuan seluruh Indonesia. Saya masuk ya sekitar dua bulan lalu.

Dari komunitas itu,  saya tahu sedikit bagaimana para petani menanam jagung.  Menggunakan bibit jenis apa, pengolahan tanah dan memakai obat hama jenis apa bila jagung diserang hama ulat.

Dan yang terpenting, saya ingin mencari petani atau pedagang jagung yg menjual jagungnya dengan jumlah 50 ton sesuai yang saya butuhkan.

Saya pun menulis status saya di grup FB, KPJI itu. "Dicari jagung kering pipil KA15 seharga 4.300/kg. Kebutuhan 50 ton. "

Banyak sekali petani atau pedagang yang meresponnya.  Sebagian besar membully. Karena harga pasar jagung KA (kadar air)  15, Rp 4.700 sd 5.000/ kg.

"Mana ada jagung KA 15% dengan harga segitu mas.  Bila sampean punya jagung KA segitu,  saya beli tunai bila ada 1000 ton," komentar seorang petani.

Pokoknya status saya di-bully habis habisan. " 'Sampai kiamat tidak ada jagung KA15 harga 4.300/kg," ujar petani lainnya.  Meski demikan,  banyak juga pembaca yang  menaruh jempol. Tapi lebih banyak yang nyinyir.

Saya pun malas membuka dan mengomentari status saya itu.  Karena saking banyak yang nyinyir.

Sampai akhirnya pada Jumat,  17 Januari, ada sebuah pesan di messenger masuk. "Masih membutuhkan jagung pak.  Saya ada ready 70 ton. Barang di Bondowoso. "

Saya sebenarnya sdh melupakan trading jagung ya karena cukup susah juga mencari barang sebanyak itu.  Dan,  lagi sebelumnya juga terkena PHP teman di grup wa bisnis terkait stok jagung ini. 

Teman bilang bisa usahakan karena satu kampung petani jagung. Menguji keseriusannya,  saya minta 2 kilogram jagung untuk tes lab kadar air.

Dia membawanya.  Masing masing satu kilo.  Yg satu kering dan satunya basah. Ini yang membuat saya tidak yakin.  Kapasitas jagung pipil 50 ton itu banyak sekali. Masak ambil contoh dua kilogram kering semua tidak ada.

Meski agak ragu,  saya pun membawa contoh jagung ke teman  yang bekerja di purchasing jagung.  Contoh jagung itu dilab-kan. Hasilnya bagus sekali. KA jagung itu 12 %. Padahal standar pabrik yang high quality KA 15.

Maka teman tadi menerbitkan PO atas nama perusahaan saya CV. Pena Semesta Media,  dengan pesanan 50 ton jagung dalam waktu seminggu.  Saya ingat tanggal 16 sampai 20 Desember 2019.

Dengan memegang PO,  saya datangi teman saya yang pedagang jagung.  Saya infokan sudah memperoleh PO,  silakakan koordinasikan teman teman petani untuk mengumpulkan jagungnya.  Harga saya patok di angka 3.800/ kg.  Teman saya jawab siap. Saya dapat PO empat hari sebelum hari H pengiriman.

Mendekati hari kirim,  teman pedagang jagung WA saya, maaf para petani minta DP. Saya bilang tidak. Karena syarat pembayaran,  semua barang yang dipesan harus diterima pabrik dulu.  Teman kmudian info ke petani tidak ada DP. 

Anda tahu kurang sehari H kirim,  ada info dari teman pedagang tadi,  bahwa  petani minta naik harga. Dan,  lagi barang yang ada hanya 1 ton.

Saya langsung lemas dan linglung. Saya putuskan tidak ada barang. Yang ada barang jagung PHP. Teman pedagang tadi terkena tipu petani entah petani sungguhan atau makelar yang masuk kategori mafia tipis.

Balik ke cerita saya tadi ada barang jagung ready 70 di Bondowoso. Gairah trading jagung kambuh lagi. Saya jawab messenger itu untuk minta no WA.  Dia kirim no WA.

Sabtu, 18 Januari 2020, saya intens komunikasi WA dengan orang tsb dengan inisial F. Dia kmudian menelpon via WA. Dia bilang tahu info saya mencari jagung pipil dari grup KPJI.  Dia tahu banyak yang membully status saya.

"Saya punya jagung pak ready stok di Bondowoso". Saya tanya harga berapa. Dia bilang,  bapak penawaranya berapa. Saya bilang 4.300 per kilogram. Setelah berfikir sejenak,  dia bilang ok.  Dan nanti dia kirim video kondisi gudangnya.

Dia kirim video dan saya buka. Video itu ada hamparan jagung pipil tengah dijemur di halaman gudang yang luas. Dan, ada puluhan karung jagung di samping samping hamparan jemuran jagung.

Dari gambarnya yang kuning kuat,  kualitas jagung kering dan KA sudah 15.

Dengan entengnya menerima tawaran harga saya tadi,  saya seharusnya curiga. karena pedagang jagung yang asli akan mempertahankan harganya di angka harga pasaran 4.700 atau 5.000.

Kemudian si F juga bilang transaksi on the spot atau di tempat.  Bayar tunai dan langsung angkut. Berapa transaksinya. Rp 4.300 x 70.000 = 301.000.000. Dari mana mendapatkan uang cash sebanyak itu. Padahal pembayaran pabrik dua minggu setelah barang dikirim.

Saya abaikan dulu soal pembayaran. Yang terpenting keberadaan barangnya. "Silakan bapak cek barang kami di gudang sesuai video. Soal pembayaran bisa dinego lagi. Bila bapak di sidoarjo,  ya sekitar 2 sampai 3 jam di Wonosari,  Bondowoso. Nanti bisa saya jemput juga bila tiba di pasar Wonosari, " ujarnya.

Entah kenapa, saya ingin mengecek jagung itu. Karena saya ingin tahu kapasitas jagung 70 ton itu seberapa banyak. Saya pegang PO,  50 ton tapi tidak tahu banyaknya jagung dengan kapasitas tersebut. 

Selain itu harga juga masuk 4.300/kg. Saya sudah membayangkan keuntungannya.  Karena harga update jagung KA 15 dari pabrik Sabtu itu,  4.700-4.800. Wow.

Saya cerita ke istri.  Istri mendukung. Dia pun ikut menemani saya untuk cek barang dari Sidoarjo ke Bondowoso.

Ada wa lagi dari si F.  "Bapak hari ini cek kan ya pak. Saya tunggu.  Bila sudah di jalan,  info," pesannya di wa.

Saya bilang ok cek barang.  Saya pakai mobil sendiri.

Sebelum berangkat,  saya cek profile FB si F.  Dia foto profilenya,  dia sepertinya orang baik baik.  Dia foto dengan istrinya yang berjilbab dan dua anaknya yang masih kecil. Konten FB nya juga lurus lurus saja berisi kajian agama.

Saya yakin si F pedagang baik.  Tapi di WA nya kok tidak muncul DP atau foto profile dia. Mengapa?  Padahal kita intens wa dan call dengan dia.

Foto DP wa sangat penting untuk indentifikasi, apakah orang yang kita hubungi itu kategori pelaku kriminal atau tidak.  Bila ada orang yang tidak kita kenal baik dan memberi kita no Wa tanpa foto DP diri bukan yang bersangkutan hindari. Bisa jadi, orang tersebut pelaku.

Meski foto dp WA si F tidak muncul di hp, saya abaikan.  Saya anggap dia baik karena di FB nya dia baik.

Pukul 13.30, saya dan istri nekat meluncur ke Bondowoso untuk cek barang. Saya mungkin saat itu terhipnotis sedikit. Jarak Sidoarjo ke Bondowoso tidak dekat.  Sekitar empat jam perjalanan.

Kami melalui tol.  Dan,  keluar di pintu tol Probolinggo Timur. Melaju terus menuju ke jalan utama jalur pantura Surabaya-Situbondo.

Kami melalui Kraksan,  Besuki,  dan memasuki Paiton sekitar pukul 16.30. Cukup melelahkan.

Di tengah perjalanan,  kami membicarakan dengan istri bagaimana mencari dana tunai untuk pembayaran.  Bila pembayaran memakai BG/ cheque tidak masalah.  Karena, kami punya rekening giro perusahaan saya sendiri.

Yg jadi masalah,  uang tunai besar dalam waktu dekat.  Planning pertama,  saya bisa hubungi teman teman dekat kategori pemodal.  Saya butuh hanya dua minggu,  dia bisa buka fee 1 sd 2% karena tidak sampai sebulan.

Ketika barang sudah diterima pabrik dan pabrik pun buka BG dua minggu. Gantian saya buka BG ke teman dua minggu itu jaminan saya.

Kata mentor bisnis saya,  lebih baik utang di bank dengan jaminan aset dibanding utang ke teman. Karena utang ke teman,  catatannya sampai mati. Utang budi. Bila gagal bayar,  bisa jadi viral ke teman teman kalau kita belum bayar utang. Tapi tidak semuanya seperti.

Bila utang di bank itu betul betul profesional.  Bank beri utang tidak masuk kategori utang budi. Bila kita gagal bayar, juga nama kita tidaj jadi viral.  Paling aset kita disita.

Saya pilih nanti utang di bank dengan jaminan aset.  Itu pilihan terakhir saya.

Sekitar pukul 17.00, kami tiba di Jalan Raya Wringin, yakni pertigaan yang lurus ke Situbondo dan belok kanan ke Bondowoso melalui hutan Arak -Arak. Jalan ke Arak Arak itu Jalan Raya Wringin.

Memasuki Arak-Arak,  pukul 17.15, jalan masih terang. Meski melalui tikungan yang di kanan kiri lembah jurang,  kami tenang saja. Saya melalui hutan Arak Arak sudah kali kelima ini. 

Yang pertama saya melaluinya saat itu ketika pukul 23.00. Saya bersama teman harus tiba di Bondowoso karena besok pagi, kami sebagai panitia event seminar parenthing yang saat itu pembicaranya Bapak Misbahul Huda,  cowaser yang juga mantan Dirut Temprina Group.

Saya saat itu masih bekerja di JP Books dan sebagai koordinator marketing di Jember yang membawahi wilayah tapal kuda termasuk Bondowoso. Saya 1,5 tahun bertugas di Jember. Tapi setiap Sabtu siang rutin pulang ke Sidoarjo dan Minggu malam baru balik Jember.  Itu saya jalani rutin selama ditempatkan di Jember.  Sampai sampai kondektur bus Mila yang saya tumpangi hafal wajah saya.Dan,  saat event seminar itu, kami kerjasama dengan Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Bondowoso.

Balik ke cerita saya,  kami akhirnya tiba di Arak Arak. Kami berhenti sejenak dan ambil foto. Istri belum foto di depan objek wisata Arak Arak.

Setelah itu,  kami lanjutkan perjalanan. 

Pukul 17.30, setelah menempuh empat perjalanan,  kami tiba di tujuan Pasar Wonosari,  Bondowoso.  Sebelum tiba,  si F beri info nanti langsung ke gudang untuk cek jagung karena khawatir keburu gelap.

Saya kemudian telpon si F bahwa telah tiba di tujuan sesuai share lokasi yang dia infokan.

Si F respon.  "Pak saya di belakang.  Saya parkir di Indomart," ujarnya. 

Saya mulai curiga. Jauh jauh dari Sidoarjo,  empat jam perjalanan kok ditemui di Indomart. Saya pikir di rumahnya atau di gudang jagung.

Saya lihat dia dan temannya parkiran.  Di sampingnya ada mobil Avanza putih.

Saya belok dan parkir mobil di depan Indomart.  Istri tetap di dalam mobil. Saya turun mobil. Saya berjabat tangan mengenal diri dengan si F dan temannya.

Si F membuka omongan. " Pak kami sudah cek dua gudang jagung.  Gudang ini milik si abah A.  Si abah ini rumahya tidak megah tapi punya dua istri. Lha masing masing istri itu diserahi dua gudang tadi.  Gudang 1 dan 2. Kami sudah cek ada jagungnya sesuai video.  Hanya di gudang dua yang banyak, " ujar si F.

Untuk lebih percaya,  teman si F menunjukan video lagi gudang jagung.  Sekelebat ada si F di gudang itu.  Hanya sekelebat.

Si F lantas melanjutkan omongan. " Tapi maaf gudang sekarang tutup.  Karena si abah ada kesusahan. Keponakannya meninggal, " ujarnya.

Si F menunjukan video. " Ini si abah kesusahan. Dia bisa ditemui nanti pukul 19.00. Bapak mau nemui atau tidak," ujarnya.  Saya lihat di video ada kerumunan  pelayat dan sekilas jenazah.  Saya bilang saya akan menemuinya.

"Maaf ya pak.  Bapak capek ya jauh jauh datang kok tidak bisa cek gudang. Kami berdua lebih capek lagi pak.  Karena semalam,  kami baru datang dari Pekalongan,  Jawa Tengah.  Kami asli sana, " ujarnya

Nah loh. Kok dari Pekalongan.  Saya pikir si F dari warga setempat, petani atau pedagang jagung besar.  Tapi kok dia makelar dari Pekalongan lagi.  Tidak masuk akal jauh jauh dari Pekalongan sebagai makelar jagung di Bondowoso. Benang merahnya di mana. Apakah mereka tim elite makelar jagung.  Saya melirik mobilnya nopol G,  Pekalongan.

Si F lanjut pembicaraan " Ini yang saya tidak setuju.  Si abah minta DP,  5 persen sebagai tanda jadi.  Semula dia,  tidak bilang DP tapi kok sekarang bilang DP.  Nanti saya WA anaknya untuk tidak pakai DP.  Transaksi jagung yang benar kan barang hitung di bawah dan barang sesuai pesanan.  Baru bayar tunai dan angkut, " ujar si F.

Wah saya mulai merasakan ada yang tidak beres.  Saya lihat si F menulis WA ke anak si abah untuk tidak pakai DP.  Si anak jawab dan ditunjukan ke saya. 

"Si abah tetap minta DP 5%. Bila tidak mau dicancel juga tidak apa apa, " jawab si anak abah. Si F tanya ke saya. "Gimana pak,  lanjut temui si abah nanti pukul 19.00 dengan DP 5% atau tidak. Bila cancel juga tidak apa apa, " kata si F.

Lalu teman si F mengatakan coba WA lagi si anak abah untuk tidak pakai DP. Sebelum si F mengetik pesan di WA ke si anak abah untuk tidak pakai DP,  saya sudah memutusan cancel.  "Tujuan saya ke sini hanya cek jagung. Soal pembayaran belakangan.  Bila pakai DP,  saya cancel ya mas.  Saya mohon diri balik ke Sidoarjo mumpung belum malam, " kata saya tegas.

Saya curiga juga DP atau foto profile anak si abah kok tidak muncul di WA si F.  Wah ini jangan jangan semua settingan.  Kok tepat saya tiba, si abah keponakannya meninggal sehingga tidak bisa tunjukan jagung. Intinya semua itu palsu.

Lagi pula ngapain juga orang Pekalongan jadi makelar jagung di Bondowoso.

Kedatangan mereka berdua sejak semalam. Saya baru memutuskan ke Bondowoso untuk cek barang kan hari Sabtu siang. Mereka tiba dulu di Bondowoso sebelum saya tiba. Jadi keberadaan mereka di Bondowoso bukan karena janjian saya dengan mereka.

Saya langsung masuk mobil dan tancap gas balik ke Sidoarjo melalui Arak-Arak lagi.

Saya ceritakan semua itu kepada istri di dalam mobil.  "Alhamdulilah, pa.  Allah masih melindungi kita.  Coba,  kalau nanti kamu terhipnotis bisa aset hilang tidak dapat jagung, " ujarnya.

Kami bersyukur bisa keluar dari jebakan mereka secepatnya.  Karena bila pembicaraan dengan mereka berlanjut,  wah saya bisa terhipnotis dan tertipu.

Meski capek, saya legah dan bersyukur.  Saya tidak  jadi korban penipuan mafia jagung.

Ada pertanyaaan, kok tidak ada unsur mafia-nya. Karena semua warga mana pun boleh jadi makelar di mana pun berada. Jadi bisnis harus diawali dengan positive thinking?

Sejak meninggalkan Sidoarjo sampai tiba di Bondowoso, saya positive thinking. Ketika mereka berdua menjelaskan tidak bisa menunjukan gudang karena alasan si abah keponakan meninggal dunia dan gudang tutup , baru terasa ada someting wrong.

 Toh sekitar 10 menit sebelum saya tiba, mereka WA akan segera mengarahkan ke gudang. Tiba pukul 17.30, daerah itu di kawasan timur Jawa Timur, suasananya masih terang. Jadi seharusnya saya bisa diarahkan ke gudang.

Selain itu, saya pengalaman, 12 tahun jadi wartawan yang ngepos di kriminal. Jadi minimal tahu gelagat orang yang tidak beres.

Mengapa tidak menunggu sampai mereka menunjukan gudang? Saya dan istri. Mereka berdua  lelaki.  Saya tidak mau terperangkap lebih dalam dalam jebakan mereka. Bila saya diarahkan ke abah mereka, saya dan istri takut terajdi apa-apa. Orang yang mengkritik tulisan ini tidak mengalami apa yang kami rasakan. Kecuali saya bersama teman lelaki. Dan, ngapain juga buang-buang waktu mengecek sampai keesokan harinya, bila saya yakin semua itu rekaan belaka.

Sekitar pukul 22.30, saya masuk Sidoarjo.  Makan malam.  Setelah itu pulang dan pukul 23.00, tiba di rumah.

Sekitar 8,5 jam perjalanan PP,  Sidoarjo - Bondowoso memburu pepesan jagung kosong.

Semoga pembaca tidak mengalami nasib seperti saya. Lebih pandai meneliti profile orang yang belum kita kenal. Jangan mudah percaya kepada orang lain.

Apakah saya kapok belajar trading jagung? Belum. Minimal saya bisa belajar mana fake corn and the real one. Mana jagung palsu dan asli.

Coba lihat film Joy yang dibintangi Jennifer Lawrence yang direlease 2016 di Indonesia. Film berbasis biography ini menceritakan perjuangan Joy menjadi pengusaha wanita sukses di Amerika.  Semoga tulisan ini bermanfaat untuk pengusaha pemula. (ruf)

Tulisan ini juga dimuat di www.pijaronline.net

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun