Mohon tunggu...
Makky Rohmah
Makky Rohmah Mohon Tunggu... Sejarawan - Mahasiswi

Mahasiswi Sejarah Peradaban Islam UIN KHAS JEMBER

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Akulturasi Kebudayaan di Kabupaten Bondowoso

21 Maret 2020   23:37 Diperbarui: 21 Maret 2020   23:42 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

AKULTURASI AGAMA ISLAM DI KABUPATEN BONDOWOSO
Makkiyatur Rohmah
U20194055
Sejarah Peradaban Islam 2
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB dan HUMANIORA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
Agama adalah sesuatu yang sangat penting untuk kebutuhan spiritual. Agama juga memiliki fungsi yaitu untuk mengatur dan mengontrol segala perbuatan baik yang haq dan bathil serta yang dilarang dan diperbolehkan.

Ajaran-ajaran didalam agama dianggap sesuatu yang harus dipatuhi dan sakral karena bertujuan akan membimbing ke "jalan yang lurus". Dalam bahasa Sansekerta, agama berasal dari kata "A" yang berarti "tidak" dan "gam" yang berarti "tidak beraturan", secara singkat dapat diartikan agama memiliki arti "tidak berantakan" dan digunakan untuk membimbing ke jalan yang benar menurut ajarannya.

Agama Islam masuk di Indonesia melalui berbagai jalur, salahsatunya adalah jalur akulturasi. Akulturasi adalah percampuran dua budaya yang tidak menghilangkan budaya yang pertama. Jadi para penyebar agama Islam yang datang ke Indonesia tidak menghilangkan kebudayaan nenek moyang yang menganut kepercayaan Animisme dan Dinamisme.

Pada saat itu juga bersamaan dengan perkembangan tasawuf, yaitu ajaran ke-Tuhanan yang telah bercampur dengan mistik dan hal-hal magis. Para ulama dalam mengajarkan agama Islam di Indonesia yang masih berorientasi pada agama Hindhu-Budhha sehingga mudah dimengerti.

Menurut Clifford Geerzt di Indonesia terjadi sinkretisme yaitu proses penyatuan dari beberapa aliran atau paham untuk mencapai keseimbangan, seperti yang terjadi pada Islam-Jawa, dan Hindu-Budhha yang menyebabkan tidak murninya ajaran Islam kepada masyarakat tradisional.

Masyarakat di Kabupaten Bondowoso mayoritas beragama Islam. Ajaran nenek moyang yang berkembang di desa Pelalangan, masih dilakukan dan dianggap sakral. Namun, ajarannya sudah ber-akulturasi dengan agama Islam.

Dalam seni bangunan dapat dilihatdari ciri-cirinya yaitu: a). Atapnya bertingkat atau bertumpang b). Pondasinya kuat dan agak tinggi dan, c). Ada serambi depan atau samping.

Dalam seni rupa dan aksara terlihat pada seni kaligrafi, yaitu seni memadukan antara seni lukis dan seni ukir dengan menggunakan huruf arab yang indah dan penulisannya bersumber dari ayat-ayat suci al-Qur'an dan hadis. Akulturasi di sistem kalender yaitu menggunakan Hijriah yang diberlakukan pada masa kerajaan Mataram Islam.

Contoh akulturasi di desa Kabupaten Bonsdowoso yaitu ketika berziarah ke makam atau kuburan, mereka biasanya membawa bunga dan menaburkannya ke atas makam tersebut, namun dalam ziarah kubur tersebut disertai dengan memanjatkan doa-doa agar orang yang sudah meninggal diampuni segala dosanya dan diterima amal baiknya. 

Percampuran dua budaya ini diperbolehkan selama tidak melanggar syariat Islam, bahkan ada nilai positif juga seperti yang dicontohkan di atas. Bahwa membawa bunga ke makam atau kuburan akan memberi aroma harum dan keindahan.

Selain memiliki akulturasi budaya  yang berkaitan dengan Animisme-Dinamisme dan Hindhu-Buddha, Bondowoso juga termasuk daerah pandhalugan. Daerah pandhalungan adalah daerah percampuran antara orang Jawa dan Madura.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun