Banyak orang Kristen didominasi pemikiran dan anggapan bahwa menjadi kaya dan sukses adalah karena usaha dan susah paya yang dilakukan selama beberapa tahun. Tidak jarak kita mendengar bahkan merasa bahwa, Â "saya mendapatkan gaji karena saya bekerja, saya mendapatkan pengetahuan karena saya membaca dan banyak belajar buku, saya menjadi seorang konglomerat karena susah paya di 22 tahun lalu, saya, saya, dan saya dst. Menjadikan diri kita yang utama dalam setiap usaha. Dibalik kesuksesan sekarang, ada pribadi masa lalu yang berusaha keras untuk menjadi sukses. Kenyataan akan keberhasilan orang sukses saat ini mencerminkan bagaimana anggapan di atas merupakan sesuatu yang perlu diakui.
Ketika membaca sekilas mengenai kisah seorang tokoh terkaya saat ini, yakni Elon Musk. Ternyata kesuksesannya saat ini tidaklah begitu instan, ia mengaku bahwa ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk urusan pekerjaan dan tentu dengan usaha dan kerja keras. Dalam seminggu, ia sering bekerja selama 120 jam. Bahkan ia tidak pernah mendapatkan waktu liburan lebih dari seminggu sejak 2001 silam. Ia harus berada di pabrik selama 3 sampai 4 hari berturut-turut.
 Di balik kesuksesan dan kekayaannya saat ini ada kerja keras dan usaha dilakukan.
Elon Musk: Korban bullying masa lalu
Usaha dan kerja keras bukanlah sesuatu yang salah tetapi sesuatu yang perlu diakui. Tetapi sangat disayangkan, bahwa banyak orang Kristen terjebak karena kenyataan yang terjadi dalam kehidupan mereka, berpikir bahwa mereka adalah pemeran utama dalam usaha dan kerja keras serta berkat yang didapatkan.
Seorang yang pernah menjadi super kaya, berpengalaman, berhikmat, Raja dan sekaligus takut akan Tuhan. Salomo dalam Amsal berkata, bahwa "Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya" (Amsal 10:22).
Orang Kristen memakai prinsip ora et labora saja tanpa mengakui secara mutlak bahwa hanya berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya. "Berdoa dan bekerja" Â merupakan prinsip yang sudah umum dipakai oleh orang Kristen, bagaimana mungkin hanya berdoa saja, tanpa bekerja?. Tetapi prinsip ini hanya berhenti pada konsekuensi logis dari akal budi saja di dukung dengan realita yang sedang dialami.Â
Dalam konteks seperti ini, jarak sekali orang Kristen untuk mengatakan, mengakui, dan meyakini bahkan menghidupi bahwa "Hanya berkat Tuhan yang menjadikan kaya" terlepas dari usaha dan kerja keras. Salomo meyakini bahwa dibalik usaha dan kerja keras yang dilakukan oleh Daud, ayahnya dan dirinya untuk pendirian bait suci, kekayaan, dan hikmat. Ia percaya bahwa ada sisi di mana secara mutlak hanya berkat Tuhan yang menjadikan kaya dan sukses. Dimensi yang lebih dalam dari ora et labora.
God Bless......