Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Drone UAV Pesawat Nirawak Alat Perang Masa Depan (2)

30 Juni 2015   17:17 Diperbarui: 30 Juni 2015   17:17 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ciri Peperangan Dengan UAV-UCAV

Seorang pilot UAV dari angkatan bersenjata AS menggambarkan kehidupan perangnya : “Saya tidak pernah meninggalkan Nevada. Saya bengun pagi, setelah pamitan dengan memberi cium istri dan putri saya yang masih tidur, saya langsung pergi ke pangkalan untuk tugas operasional selama 10 jam. Selama itu saya meluncurkan 2 rudal  dari UAV dengan remote control, dan meledakkan sebelas orang. Setelah selesai melakukan misi itu, saya pulang bergabung makan malam dengan istri dan anak serta menonton pertandingan NBA di TV. Kemudian saya membantu anak saya dalam mengerjakan pekerjaan rumah sekolahnya. Dan pergi tidur. Itu perang bagi saya.” 

Pada Pebruari 2013, situs media dari Carolina Selatan di AS, Linsey Graham, seorang senator dari Partai Republik mengatakan : “kami telah membunuh 4.700 orang sejauh ini dengan UAV di luar negeri dalam pertempuran rahasia.”

LetJend David Deptula dari Pentagon mengatakan : “Marilah kita kembali ke pertengahan abad lalu selama P.D.II, kita perlu berbulan-bulan untuk merangkai info intelijen dari berbagai sumber yang berbeda apakah itu dari udara, dan darat untuk mengasimilasikan informasi dan kemudian baru menentukan target apa yang harus diserang. Kemudian mengerahkan ratusan pesawat dan menjatuhkan ribuan bom untuk menyerang target yang didapat dari informasi yang telah dikembangkan selama periode yang berbulan-bulan.”

Pada 9 Juni 1982, Israel tiba-tiba menyerbu Lebanon, Komandan dan prajurit angkatan bersenjata  Syria bergegas ke pos pertempuran mereka. Kemudian komandan memerintahkan memantau langit dengan seksama dan menemukan target, maka diperintahkan untuk meluncurkan bertubi-tubi Rudal 2K12 Kub. Mereka bersorak-sorak untuk “kemenangan” berhasil menembak jatuh pesawat Israel, tapi ternyata yang tertembak jatuh UAV Isreal yang terbuat dari plastik. Tidak ditemukan mayat pilot. Maka komandan  Syria langsung menyadari bahwa mereka telah terperangkap pasukan bersenjata Israel.

Kala itu pasukan darat Israel memiliki dua jenis UAV sederhana dan kasar, ketika Israel memulai menyerang Syria. Satu bernama “Scout”, dan yang lain bernama “Mastiffs” yang berukuran panjang sekitar 2 meter. Mereka memasang reflektor di sudut-sudut depan “Mastiffs”  yang bisa memperbesar signal yang ketangkap Radar lawan, sehingga seolah seperti ada konvoi pesawat banyak yang datang. Maka ketika signal tertangkap radar Syria,  dikira ada armada besar-besar Israel yang menyusup.

“Mastiffs” dan “Scout” dikembangkan Israel untuk memainkan peran sebagai “pasukan berani mati”. Sehingga posisi rudal dan radar Syria begitu menembak “Mastiffs” langsung direkam oleh “Scout” dan gambarnya ditransmit ke pusat kontrol di darat. Beberapa menit kemudian pesawat F-4 Israel melesat ke udara dan meluncurkan serangan terhadap posisi-posisi Rudal 2K12 Kub dan Radar yang memberikan peringatan dini Syria. Hanya dalam 6 menit, 19 posisi rudal 2K12 Kub yang susah payah dibangun selama 10 tahun dengan biaya US$ 2 miliar hancur lebur.

Pertempuran ini walaupun dalam skala tidak besar, tapi mengejutkan dunia khususnya AS. Sejak kelahiran UAV untuk pertama kali pada tahun 1918, UAV hanya digunakan sebagai pesawat target untuk awal melatih pasukan anti-pesawat udara. Namun peran utama hanya untuk melakukan pengawasan/surlvaillance dalam medan perang.

Pada pertempuran di Lembah Bekaa, UAV sebenarnya langsung memainkan peran yang menentukan dalam pembimbingan,  dan merubah lembaran baru dalam sejarah perang angkatan udara dunia.

Sebenarnya AS belajar dari pengembangan UAV Israel. Dalam 12 tahun perang Vietnam, AS telah mengoperasikan 3.452 UAV, dan 80% info intelijen diperoleh melalui UAV. Namun saat itu AS pikir itu tidak mengesankan, kecuali untuk beberapa hasil info intelijen yang didapat. Tapi bagaimanpun AS telah mulai belajar peran besar dari UAV dalam perang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun