Sementara generasi muda semakin memprioritaskan keseimbangan kehidupan dan pekerjaan, jadwal Guo mencerminkan norma yang berkembang di kalangan pendiri perusahaan rintisan (start-up).
CEO Zoom, Eric Yuan, memiliki pandangan serupa. "Kerja adalah hidup, hidup adalah kerja," ujarnya dalam episode podcast baru-baru ini. Meskipun jadwalnya padat, dia menekankan bahwa keluarga tetap yang utama: "Setiap kali ada konflik, coba tebak? Keluarga yang utama. Itu saja."
Putri Saudi, Noura binti Faisal Al Saud*, CEO perusahaan konsultan Culture House (seorang pengusaha Saudi dan pendiri Culture House, sebuah firma konsultan yang menyediakan layanan konsultasi untuk mempromosikan budaya Saudi di sektor swasta) sependapat. "Saya selalu bekerja 24/7. Saya seorang workaholic, jadi saya tidak berhenti bekerja karena saya menikmati apa yang saya lakukan."
(*Putri Noura binti Faisal Al Saud mendirikan Culture House sebagai konsultan butik Saudi yang menyediakan layanan konsultasi dan implementasi terkait budaya, kreativitas, dan bisnis berkelanjutan. Culture House menandai kembalinya Yang Mulia ke sektor swasta setelah berhasil mendirikan Komisi Mode di Kementerian Kebudayaan.
Putri Noura bergabung dengan Kementerian Kebudayaan pada Juni 2019. Dia memimpin Pengembangan Strategi untuk sektor mode di Kerajaan Arab Saudi, membangun kemitraan lokal dan internasional dengan lembaga-lembaga mode, serta membina talenta mode Saudi.
Dia adalah bagian dari tim yang mengembangkan proyek-proyek penjangkauan unggulan Komisi, termasuk konferensi tahunan Fashion Futures, platform digital, dan program bimbingan Saudi 100 Brands. Melalui penunjukannya sebagai Manajer Umum Integrasi Ekosistem & Pengiriman Program Komisi, Putri Noura mengawasi implementasi inisiatif-inisiatif strategi, memastikan penyampaiannya pada standar keunggulan dengan dampak yang terukur.
Karier kewirausahaan Putri Noura dimulai pada tahun 2009 di Amerika Serikat. Pada tahun 2015, dia ikut mendirikan bisnis pertamanya, yang berfokus pada talenta dan gaya hidup, sebelum meluncurkan Global Fashion House, sebuah konsultan mode yang berbasis di Riyadh. Pada April 2018, Putri Noura menyelenggarakan Pekan Mode pertama di Kerajaan Saudi bersama perusahaan ini, yang mempertemukan para pemangku kepentingan internasional dan lokal.)
Guo, yang keluar dari Universitas Carnegie Mellon, kemudian mendirikan Scale AI bersama Alexandr Wang, yang kini menjadi miliarder termuda di dunia yang merintis usahanya sendiri dengan kekayaan bersih diperkirakan mencapai US$3,6 milyar, menurut Forbes.
Setelah meninggalkan perusahaan pada tahun 2018, dia mempertahankan 5% sahamnya, yang kini bernilai sekitar US$1,2 miliar menyusul lonjakan valuasi Scale menjadi US$25 milyar pada tahun 2025, sebagaimana dilaporkan oleh majalah Entrepreneur. Dia kini menjabat sebagai CEO Passes, sebuah platform yang membantu para kreator digital memonetisasi konten mereka.
Lucy Guo, salah satu pendiri Scale AI, meyakini bahwa bekerja dari pukul 9 pagi hingga 9 malam memenuhi syarat sebagai "keseimbangan kehidupan dan pekerjaan" dan bahwa para pendiri perusahaan teknologi harus bekerja berjam-jam di tahap awal.
