Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Perbincangan Demokrasi Model Amerika-Barat dan Model Tiongkok

10 Februari 2024   09:50 Diperbarui: 10 Februari 2024   09:59 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi hanya dalam 79 tahun sejak berdirinya RRT, seluruhnya telah berubah total. Sulit bisa membayangkan untuk membandingkan aset bersih rumah tangga di Tiongkok dan AS 40 tahun yang lalu? Saat ini Tiongkok sama sekali tidak merasa rendah diri dengan perbandingan seperti itu.

Maka tidak mengherankan jika majalah terkenal Inggris "The Economist" menerbitkan artikel utama/sampul pada tahun 2014 berjudul "Apa yang Salah dengan Demokrasi Barat?" "(What's gone wrong with democracy?) Yang mengutip jajak pendapat yang dilakukan Pew Center di AS saat itu.

(Demokrasi adalah ide politik paling sukses di abad ke-20. Mengapa demokrasi mendapat masalah, dan apa yang bisa dilakukan untuk menghidupkannya kembali?)

Sumber: economist.com
Sumber: economist.com

Pada tahun 2013, 85% masyarakat Tiongkok yang merasa puas dengan arah pembangunan negaranya, saat itu proporsinya di AS adalah 31% dan 25% di Inggris. Kemudian mereka percaya apa yang terjadi sekarang bahwa gelombang demokratisasi yang dipromosikan oleh Barat di seluruh dunia kini terhenti. 

Mengapa terhenti? Ada dua alasan: Pertama, krisis keuangan di AS. Krisis keuangan tahun 2008 merupakan pukulan berat bagi sistem negara-negara Barat, dan mereka menjadi kurang percaya diri.

Kedua, di lingkup dunia Tiongkok sedang berkembang pesat. Mereka mengatakan bahwa demokrasi Amerika memiliki terlalu banyak masalah dan selalu memilih pemimpin kelas dua. Yang mengutip artikel dari Prof. Zhang, tapi apa yang mereka kutip tidak akurat menurut Zhang. Kata-kata aslinya saat itu justru adalah pemimpin kelas tiga yang selalu dipilih. Prediksi Zhang tampaknya sangat akurat.

Yang kedua adalah kita berbicara tentang rakyat jelata yang disebut 'of the people', lebih jelasnya disebut 'from the people'.

Masyarakat Tiongkok mempunyai tradisi budaya sipil yang sangat mendalam.

Kemudian Zhang melihat informasi bahwa 90% pegawai negeri sipil di lembaga-lembaga negara pusat berasal dari keluarga biasa. Sejak berdirinya RRT, sebagian besar kader senior Partai Komunis Tiongkok (PKT) berasal dari keluarga biasa. Bahkan yang disebut pemimpin generasi kedua dari kaum PKT ini setidaknya menduduki posisi di semua tingkatan,  namun itu pun setelah 30 atau bahkan 40 tahun berpengalaman dan mengumpulkan banyak pengalaman dalam pemerintahan negara barulah seseorang dapat memasuki tingkat pengambilan keputusan tertinggi di Tiongkok.

Lalu mari kita lihat AS. Proporsi anggota Kongres AS yang kaya sekitar 50%. Mantan Presiden Trump saat ini sendiri adalah orang super kaya. Oleh karena itu, ekonom Amerika pemenang Hadiah Nobel Stiglitz mengatakan bahwa AS saat ini dia sebut "of the one percent by the one percent "dari satu persen hanya untuk yang satu persen", yang berarti "1% kaum kaya, 1% yang memerintah dan 1% yang menikmati." Ini adalah salah satu uraiannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun