Pada bulan April lalu, ada berita yang mengejutkan dalam dunia pernerbangan sipil dunia, tepat setelah Tiongkok memesan 160 pesawat Airbus, AS jutsru memesan 20 pesawat C919 dari Tiongkok.
Seperti diketahui Airbus mengumumkan pada 6 April 2023 bahwa mereka menandatangani perjanjian pembelian 160 pesawat komersial dengan mitra Tiongkok, dan akan membuka jalur perakitan kedua di Tianjin, yang semakin memperluas kehadirannya di salah satu pasar penerbangan terbesar di dunia.
Kesepakatan paket tersebut dibuat saat Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan kunjungan kenegaraan ke Tiongkok. Kunjungan Macron ini merupakan kali pertama seorang pemimpin Eropa mengunjungi Tiongkok setelah Tiongkok membuka kembali sepenuhnya pertukaran dengan negara lain.
Kesepakatan tersebut dilakukan dengan China Aviation Supplies Holding Co (AVIC), untuk 150 pesawat Keluarga A320 dan 10 pesawat berbadan lebar A350-900, yang mencerminkan kuatnya permintaan di semua segmen pasar dari maskapai penerbangan Tiongkok.
Selain itu, Airbus akan membangun jalur perakitan kedua di lokasinya di Tianjin untuk menggandakan produksinya. Perjanjian ini akan berkontribusi terhadap target produksi Airbus secara keseluruhan yaitu 75 pesawat per bulan pada tahun 2026 di seluruh jaringan produksi globalnya.
Perjanjian kerja sama baru ini juga bertujuan untuk mengoptimalkan rantai pasokan Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (SAF/ Sustainable Aviation Fuels) dengan mendiversifikasi sumber dan meningkatkan produksi SAF menuju ambisi penggunaan 10 persen SAF pada tahun 2030, kata Airbus.
Kesepakatan ini menunjukkan kepercayaan Prancis terhadap lingkungan investasi Tiongkok, karena industri penerbangan Tiongkok akan terus tumbuh, kata CEO Airbus Guillaume Faury saat wawancara pada 6 April 2023.
Dalam beberapa dekade terakhir, Airbus telah menyediakan pesawat paling modern dan lengkap di pasaran kepada pelanggan Tiongkok. Tiongkok telah menjadi negara pasar tunggal Airbus terbesar di dunia. Hingga akhir Februari 2023, armada in-service Airbus di daratan Tiongkok mencapai 2.127 pesawat dengan pangsa pasar 54 persen.
Ini adalah kedua kalinya Tiongkok menandatangani kesepakatan besar setelah para pemimpin Tiongkok mengunjungi Eropa pada Maret 2019, ketika Airbus menandatangani kesepakatan senilai puluhan miliar dolar untuk menjual 300 pesawat ke Tiongkok.