Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Godfather Chip Jepang Yukio Sakamoto Bergabung dengan Perusahaan Tiongkok

8 Desember 2022   19:45 Diperbarui: 8 Desember 2022   20:08 1645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu 2 dekade sebelumnya, Jepang mengalami momen paling gemilang dalam pengembangan semikonduktor. Pada tahun 1986, produk Jepang menyumbang 45% dari pasar semikonduktor global.

Pada tahun 1990, Jepang menempati enam dari sepuluh perusahaan semikonduktor teratas di dunia. Khusus di DRAM, Jepang menguasai 90% pangsa pasar global.

Untuk membatasi pengembangan chip di Jepang, AS menekan Jepang untuk menandatangani "Perjanjian Plaza" yang terkenal.

Setelah penandatanganan perjanjian ini, yen terapresiasi tajam, dan terjadi gelembung ekonomi domestik meluas dan tajam, mengakibatkan stagnasi ekonomi Jepang secara keseluruhan dalam jangka panjang.

Tanpa dukungan ekonomi, pengembangan chip berteknologi tinggi hanyalah omong kosong. Saat perusahaan Jepang belum pulih disusul lagi dengan keluarnya "Perjanjian Semikondaktor AS-Jepang".

Isi perjanjian itu sangat tidak adil. Ini secara langsung membatasi ekspor perusahaan semikonduktor Jepang dan mengurangi daya saing produk Jepang. Selain itu, AS telah beralih untuk mendukung Samsung Korea Selatan dan perusahaan lainnya.

Setelah mengalami gelembung ekonomi dan penurunan daya saing produk Jepang, perusahaan Jepang masih harus menghadapi situasi sulit "perang harga"  dari Samsung.

Serangkaian penyesuaian aturan di AS membuat Jepang benar-benar kewalahan. Pangsa pasar turun dari 90% menjadi 20%. Perusahaan semikonduktor Jepang berada di ambang kehancuran.

Dalam keadaan seperti itu, Yukio Sakamoto berjuang keras untuk mendukung Elpida. Dia menaruh fokusnya pada DRAM ponsel dan pengembangan chip. Hal ini harus dikatakan bahwa dia membuat keputusan yang paling tepat.

Pasar ponsel menjadi sangat populer, memungkinkan Yukio Sakamoto untuk mendobrak jalur baru dalam "pengepungan dan penindasan bersama" antara AS dan Korea Selatan.

Hanya dalam lima tahun, pangsa pasarnya berada di antara tiga teratas di dunia untuk chip memori.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun