Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bagaimana Tiongkok Memperlakukan Vaksin Produk Tiongkok kepada Umat Dunia?

19 Maret 2021   17:38 Diperbarui: 19 Maret 2021   17:46 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut data dunia orang yang terpapar pandemi Covid-19 per 19 Maret 2021 sudah mencapai 122 juta kasus, kumulatif kematian 2,69 juta. Sebelum negara-negara di seluruh dunia tidak memiliki obat anti-pandemi Covid-19 khusus, vaksin menjadi senjata melawan virus untuk menyelamatkan nyawa.

Sumber: wikipedia.org
Sumber: wikipedia.org
Mengapa Tiongkok membantu vaksin pandemi Covid-19 secara gratis kepada beberapa negara, apakah ini merugikankan Tiongkok atau tidak?

Ada dua pertanyaan di sini: Pertama, mengapa memberikan bantuan gratis?

Sumber: Golbal times
Sumber: Golbal times
1. Tiongkok perlu membangun lingkaran pertemanannya sendiri. Yang disebut bantuan, dalam istilah sederhana, berarti bahwa orang lain tidak memiliki atau kekurangan pasokan. Ini adalah bantuan. Ini adalah kekuatan nasional terlengkap kedua di dunia, dan Tiongkok yang telah mengalami banyak korban kematian karena Covid-19 dan sangat membutuhkan pertemanan, ini cukup jelas.

2. Ini merupakan tanggung jawab kekuatan besar. Agar Kebangkitan Tiongkok diakui sebagai kekuatan besar, mereka merasa berkewajiban harus memikul tanggung jawab internasional tertentu untuk mendominasi dunia. Artinya, jika ingin memakai mahkota, harus menanggung bobotnya, demikian menurut pepatah orang Tiongkok kuno.

Dalam pandemi kali ini, hanya Tiongkok, AS, Rusia, dan Inggris yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan vaksin. Yang memiliki daya beli nyata juga adalah beberapa negara maju dan kaya. Sebagian besar negara berkembang di dunia hampir tidak memiliki vaksin dalam pandemi ini.

Tiongkok sebagai negara pengekspor barang-barang dunia, mereka menyadari perlu berbisnis dengan setiap negara, oleh karena itu mereka harus mengupayakan agar setiap negara tidak boleh terpuruk karena terlanda pandemi, jika tidak maka akan menjadi lubang hitam penyebaran pandemi.

Oleh karena itu, dalam memerangi pandemi tersebut, Tiongkok selalu menyatakan kepada dunia luar bahwa mereka memegang teguh prinsip "atribut pertama" dari produk publik vaksin.

Pada awal pengembangan vaksin Covid-19, Tiongkok memimpin dalam menjanjikan pengembangan vaksin, dan itu harus digunakan sebagai produk publik global, bukan sebagai komoditas langka yang dapat dijual dengan harga setinggi mungkin seperti yang biasa dilakukan oleh negara-negara Barat selama ini.

3. Penelitian dan pengembangan secara kooperasi. Karena Tiongkok yang berhasil pertama dalam mengendalikan pandemi, Tiongkok juga kehilangan jumlah uji klinis di Tiongkok. Artinya, vaksin Tiongkok harus bekerja sama dengan negara lain agar berjalan lancar. Dalam penelitian dan pengembangan lima teknologi vaksin virus Covid-19, lebih dari 10 vaksin Tiongkok harus diuji di luar negeri untuk memastikan efektivitas dan keandalannya.

Untuk memverifikasi keefektifan dan keandalannya, menurut berita resmi, Tiongkok telah bekerja sama dalam penelitian dan pengembangan vaksin serta produksi dengan lebih dari 10 negara. Lebih dari 100.000 sukarelawan dari lebih dari 100 negara internasional telah berpartisipasi dalam uji klinis 17 vaksin Tiongkok.

Tak bisa dipungkiri, Tiongkok merupakan kubu pertama dalam penelitian dan pengembangan vaksin Covid-19 di dunia, karena merupakan mitra dan kerja sama, maka harus menjadi win-win solution bagi kedua belah pihak. Oleh karena itu, kebijakan preferensial tertentu pasti akan diberikan kepada mitra. Ini termasuk prioritas pembelian atau penyediaan sejumlah bantuan setelah vaksin berhasil.

Indonesia menerima 1,2 juta dosis vaksin dari perusahaan farmasi Tiongkok, Sinovac, yang memicu diskusi besar di jejaring sosial Weibo, di mana topik tersebut ditonton 120 juta kali (Desember 2020). Berita utama dari outlet media Tiongkok menyoroti rasa terima kasih Presiden Indonesia Joko Widodo, dan diskusi dari pengguna internet Tiongkok bernuansa patriotik, dengan banyak yang mengatakan pengiriman tersebut mengukuhkan Tiongkok sebagai pemain yang bertanggung jawab memimpin upaya global untuk memerangi pandemi.

Indonesia telah menjadi salah satu tempat pengujian terpenting untuk vaksin Covid-19 Tiongkok di luar negeri, dan berita utama Desember 2020 menggambarkan upaya Tiongkok untuk memulihkan posisinya melalui apa yang disebut "diplomasi vaksin". Meskipun Tiongkok belum menyetujui vaksin apa pun untuk digunakan secara luas di dalam negeri, Presiden Tiongkok Xi Jinping mengatakan awal tahun ini bahwa program vaksin Covid-19 akan menjadi "barang publik global" untuk memastikan negara-negara berkembang dapat mengakses dan membeli obat-obatan tersebut.

Kedua. Apakah bantuan vaksinTiongkok kepada luar negeri akan merugikan Tiongkok? 

Dalam segi Politis. Menurut laporan terbaru oleh Menlu Tiongkok Wang Yi sebagai pejabat ring satu Tiongkok yang bertanggung jawab atas distribusi vaksin yang adil, Tiongkok telah bergabung dengan "Rencana Implementasi Vaksin Covid-19" dari WHO.

Dan berjanji akan memberikan 10 juta dosis vaksin batch pertama, vaksin ini jelas akan berhubungan dengan negara berkembang. Pada saat yang sama, Tiongkok telah memberikan bantuan vaksin gratis kepada 69 negara berkembang yang sangat membutuhkan.

Bersamaan dengan itu, vaksin juga disumbangkan kepada penjaga perdamaian dari berbagai negara. Tiongkok juga bersedia bekerja sama dengan Komite Olimpiade Internasional untuk memberikan vaksin kepada para atlet yang bersiap untuk mengikuti Olimpiade. Ketika negara-negara maju Barat masih memperdebatkan vaksin, Tiongkok sudah mewujudkan dengan tindakan.

Tindakan di atas dengan sendirinya mendapat simpati sebagian besar negara-negara di dunia, sehingga bagaimanapun Tiongkok memperoleh keberuntungan dari tindakan keadilan. Sehingga pada perdebatan konfrontasi di PBB Baru-baru ini menurut Kantor Berita Xinhua, pada pertemuan ke-46 Dewan Hak Asasi Manusia PBB yang diadakan di Jenewa pada 6 Maret 2021, perwakilan dari Belarusia berpidato menyuarakan bersama atas nama 70 negara, menekankan bahwa urusan Hong Kong adalah urusan dalam negeri Tiongkok dan tidak boleh diganggu oleh Dunia luar. Meskipun AS dan Barat mencoba untuk menekan Tiongkok, tapi Tiongkok tetap berpelukan dengan hangat dan berteman kepada banyak negara untuk membantu vaksin kepada mereka.

Meskipun tidak dapat dikatakan bahwa semua itu berkat vaksin, ini adalah hasil dari komitmen jangka panjang Tiongkok untuk "community with a shared future for mankind/ komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia."

Dalam segi ekonomi, di sini setiap orang harus memahami sebuah konsep: vaksin Covid-19 bukanlah produk yang dapat menghasilkan keuntungan permanen, di satu sisi vaksin bukanlah produk konsumen yang dapat digunakan kembali. Saat ini, selama vaksin menghasilkan antibodi, tidak perlu lagi melakukan vaksinasi.

Di sisi lain, Tiongkok bukan satu-satunya negara di dunia yang memiliki vaksin Covid-19, tetapi juga ada vaksin dari Inggris, AS, Rusia dan Jerman serta India, yang bertanggung jawab atas produksinya. Hanya saja sementara ini vaksin mereka mungkin memiliki lebih banyak efek samping dan tingkat produksi yang lebih lambat.

Sehingga ide dengan "memegang vaksin untuk menjadi pangeran" tidak ada. Daripada mengandalkan vaksin untuk dijadikan pangeran, lebih baik memanfaatkan celah produksi vaksin orang lain agar cepat menduduki pasar.

Selama ini karena perbedaan ideologis, negara-negara maju Barat tidak mempercayai vaksin Tiongkok, dan bahkan terus mendiskreditkan vaksin Tiongkok. Dan Tiongkok juga tidak mempromosikan seperti komoditas di supermarket yang melakukan peragaan-peragaan.

Ternyata bantuan vaksin luar negeri Tiongkok tidaklah semacam propaganda hubungan masyarakat pemasaran. Sebaliknya secara khusus, bantuan luar negeri Tiongkok untuk vaksin sering disambut oleh kepala negara lain di bandara, dan bahkan kepala negara adalah yang pertama melakukan vaksinasi. Apa artinya ini?

Artinya ini menandakan keamanan dan efektivitas vaksin Tiongkok telah diakui secara luas oleh negara-negara di seluruh dunia.

Misalnya, Turki, negara besar di Timur Tengah yang menjadi anggota NATO, sekutu AS, tidak hanya memesan vaksin Tiongkok, tetapi Presiden Erdogan juga menyiarkan siaran langsung menghadap kamera saat menerima vaksin Tiongkok.

Sumber: abac.net.au
Sumber: abac.net.au
Presiden negara Indonesia, tidak hanya menyiarkan adegan vaksinasi dengan vaksin Tiongkok, bahkan menjadikannya perangko nasional. Tujuan mereka adalah untuk membuktikan keamanan dan efektivitas vaksin Tiongkok kepada rakyat Indonesia dalam bentuk pernyataan pribadi.

Sumber: SINDONews
Sumber: SINDONews
Masih banyak kasus seperti ini, dalam tulisan ini tidak akan mendaftarnya satu per satu. Perlu kiranya untuk bertanya-tanya seberapa besar dampaknya terhadap dunia? Hal semacam ini yang telah dibicarakan oleh banyak kepala negara tentang vaksin Tiongkok, hal demikian benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya, dan mungkin di kemudian hari tidak akan terjadi lagi hal seperti ini dalam sejarah.

Saat ini, lebih dari 60 negara telah mengesahkan penggunaan vaksin Tiongkok. Sekarang, bahkan Uni Eropa sudah mulai "risau".

Hal ini diyakini akan sangat meningkatkan citra nasional Tiongkok dan menimbulkan pemahaman dunia manufaktur Tiongkok, bahkan dampaknya sudah terlihat.

Ada media asing melaporkan bahwa ada ribuan orang Inggris diam-diam divaksinasi dengan vaksin Tiongkok dengan membayar harga tinggi. Misalnya, setelah Spanyol  salah satu anggota Uni Eropa, membeli sejumlah besar vaksin yang diproduksi oleh Pfizer, dua putri kerajaan Spanyol. diam-diam lari ke UEA pada 3 Maret 2021 untuk sengaja meminta untuk divaksinasi dengan vaksin dari Tiongkok.

Hal ini sempat membuat heboh Spanyol, tentang keamanan dari vaksin dari Pfizer telah dicerminkan oleh kerabat dari kerajaan yang kabur untuk di vaksin di UAE dengan vaksin dari Tiongkok.

Dari sudut pandang ekonomi, jumlah bantuan asing terbatas, dan jika ada negara yang ingin berhasil memerangi pandemi, semua orang harus divaksinasi.

Oleh karena itu, bantuan asing untuk vaksin Tiongkok sama sekali tidak merugikan, tetapi merupakan alasan yang menjanjikan untuk merubah kurva peningkatan bisnis.

Dampak Kebijakan Finansial Baru AS

Vaksin Tiongkok tidak hanya dapat melawan pandemi tetapi juga untuk menyaingi AS. Pada 6 Maret 2021, waktu setempat, Senat AS memberikan suara 50 mendukung 49 menentang rencana stimulus 1,9 triliun dolar yang diusulkan oleh Biden.

Ini mengindikasikan AS telah memulai babak baru rencana pencetakan uang dengan gila-gilaan sebesar $ 1,9 triliun. Setara dengan RMB 12 triliun.  Dunia harus membayar dengan pencetakan uang AS ini, mata uangnya terlalu banyak dikeluarkan, dan membanjir. Ini akan memicu dolar terdepresiasi. Komoditas curah dunia akan naik tajam, dan bahkan memengaruhi harga pasar properti Tiongkok. AS tampaknya tidak menggunakan hegemoni dolar AS untuk mengumpulkan wol di seluruh dunia.

Kerugian terbesar Tiongkok karena RMB (reminbi/mata uang Tiongkok) masih belum mencapai internasionalisasi. Menurut data yang dirilis oleh World Banking, Financial Telecommunications Association (SWIFT), pada Agustus 2020, renminbi menduduki peringkat kelima di dunia dalam pembayaran global, tetapi hanya 1,91% .

Oleh karena itu, internasionalisasi RMB masih jauh jalannya, karena vaksin Tiongkok dapat sepenuhnya dipasok ke semua negara di dunia, di satu sisi dolar terdepresiasi, dan di sisi lain, vaksin menjadi kebutuhan.

Kejadian seperti di atas ini bisa digunakan untuk promosi settlement RMB, apalagi mata uang digital RMB Tiongkok sudah bisa digunakan sebagai settlement internasional.

Bahaya potensial terbesar dari perang Tiongkok melawan pandemi: kapasitas produksi vaksin yang tidak mencukupi Populasi dunia sekitar 7,5 miliar, sedangkan Tiongkok mencapai 1,4 miliar.

Jika dilhat dari kapasitas produksi vaksin Covid-19 saat ini, dibutuhkan setidaknya beberapa tahun bagi dunia untuk bisa divaksinasi penuh, jadi vaksin masih akan menjadi masalah.

Tiongkok sekarang telah memimpin dalam menanggulangi pandemi, tetapi mereka masih belum dapat sepenuhnya menahan Covid-19. Sedangkan konsep perkembangan berdasarkan karakteristik virus baru yang terus bermutasi akan hidup berdampingan dengan manusia untuk waktu yang lama.

Oleh karena itu, jika ingin benar-benar mengalahkan virus corona baru, perlu dilakukan vaksinasi untuk menghasilkan antibodi. Artinya di masa mendatang, negara mana yang akan menjadi yang pertama menyelesaikan vaksinasi universal, yang akan mampu sepenuhnya mengatasi pandemi.

Jika dunia ingin kembali ke perdagangan bebas dan pertukaran seperti sebelum pandemi, orang di seluruh dunia perlu divaksinasi.

Saat ini terdapat masalah bahwa basis penduduk Tiongkok terlalu besar, di satu sisi perlu memberi bantuan kepada luar negeri untuk divaksin. Di sisi lain, masyarakat dalam negeri Tiongkok juga membutuhkan vaksinasi dalam skala besar. Sebaliknya jika negara asing, terutama negara-negara maju Barat, telah menyelesaikan vaksinasi universal, dan jika Tiongkok belum dapat mencapai vaksinasi universal, maka Tiongkok akan berada dalam bahaya jatuh menjadi klauster epidemi yang terisolasi. Pada titik ini keunggulan anti-endemi Tiongkok akan berakibat tindakan pencegahan epidemi tidak akan ada lagi. Memang sebelumnya ada berita tentang keraguan ini.

Sumber: xinhuanet.com
Sumber: xinhuanet.com
Akademisi Chen Wei dan timnya menggunakan vaksin genetik. Ciri terbesar dari vaksin ini adalah produksi dapat dipercepat.

Menurut upaya departemen terkait di Tiongkok, vaksin baru yang dikembangkan oleh tim Akademisi Chen Wei dengan hanya perlu diinjeksi dengan vaksin tunggal, dan produksinya bisa mencapai hasil tahunan sebesar 500 juta. Sangat penting bahwa vaksin injeksi tunggal yang dikembangkan oleh Akademisi Chen Wei berarti bahwa 500 juta vaksin dapat memvaksinasi 500 jutaan orang, dan bukan 250 jutaan seperti vaksin yang memderlu injek dua kali. Dalam berpacu dengan waktu, Tiongkok telah mendapatkan keunggulan kecepatan.

Kebijakan Terkini Tentang Vaksin Tiongkok

Pada sore hari 7 Maret 2021, Sesi Keempat Kongres Rakyat Nasional ke-13 Tiongkok ketika diadakan konferensi pers di Aula Konferensi Pers Aula Besar Rakyat. Anggota Dewan Negara dan Menlu Wang Yi diundang untuk menjawab pertanyaan dari jurnalis Tiongkok dan asing tentang "kebijakan luar negeri dan hubungan luar negeri Tiongkok".

Reporter China Central Radio dan Stasiun TV Guoguang: Tongkok telah membantu atau mengekspor vaksin Covid-19 ke banyak negara, tetapi kami juga melihat beberapa banyak yang pertanyaan diplomasi vaksin Tiongkok. Apa pendapat Anda tentang ini?

Wang Yi: Vaksin adalah senjata melawan virus dan harapan untuk menyelamatkan nyawa. Vaksin harus melayani dunia dan memberi manfaat bagi seluruh umat manusia.

Wang Yi: Tiongkok dengan tegas menjunjung tinggi "atribut pertama" dari produk vaksin publik. Kami adalah yang pertama berkomitmen pada penelitian dan pengembangan vaksin sebagai produk publik global, dan secara khusus berupaya untuk meningkatkan aksesibilitas dan keterjangkauan vaksin di negara berkembang.

Wang Yi: Tiongkok dengan tegas berdiri di "barisan pertama" kerjasama vaksin internasional. Kami telah melakukan penelitian dan pengembangan vaksin serta kerjasama produksi dengan lebih dari 10 negara, dan lebih dari 100.000 sukarelawan dari lebih dari 100 negara telah berpartisipasi. Tujuh belas vaksin Tiongkok telah memasuki uji klinis, dan lebih dari 60 negara telah mengizinkan penggunaan vaksin Tiongkok. Keamanan dan efektivitas vaksin Tiongkok diakui secara luas oleh berbagai negara. Kami juga bersedia membahas kelayakan dan rencana operasi pengakuan bersama vaksinasi dengan negara lain.

Wang Yi: Tiongkok dengan tegas mengambil peran sebagai "eselon satu" dalam distribusi vaksin yang adil. Tiongkok telah bergabung dengan "Rencana Implementasi Vaksin Covid-19" WHO dan berjanji untuk menyediakan 10 juta dosis vaksin pertama, yang jelas digunakan dalam kebutuhan mendesak negara-negara berkembang. Tiongkok telah memberikan bantuan vaksin kepada 69 negara berkembang yang sangat dibutuhkan secara gratis dan mengekspor vaksin ke 43 negara pada saat yang bersamaan. Kami juga menanggapi seruan PBB untuk menyumbangkan vaksin kepada personil penjaga perdamaian dari seluruh dunia. Kami juga bersedia bekerja sama dengan Komite Olimpiade Internasional untuk memberikan vaksin kepada para atlet yang bersiap untuk berpartisipasi dalam Olimpiade. Diharapkan vaksin Tiongkok akan membawa lebih banyak kepercayaan dan harapan untuk perang global melawan pandemi.

Wang Yi: Saat ini, ada banyak vaksin di pasaran di seluruh dunia, dan setiap negara memutuskan vaksin mana yang akan dipilih. Apakah itu vaksin Tiongkok atau vaksin asing, selama itu aman dan dapat diandalkan, itu adalah vaksin yang baik. Kami menentang "nasionalisme vaksin", tidak dapat menerima penciptaan "perbedaan kemanjuran", dan menolak segala upaya untuk mempolitisasi kerja sama vaksin. Kami berharap semua negara yang mampu dapat melakukan yang terbaik untuk menyediakan vaksin bagi negara-negara yang membutuhkan, terutama negara berkembang, sehingga semua orang di semua negara dapat membeli dan menggunakannya, dan benar-benar menjadi "vaksin rakyat".

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

Internet: [1] [2] [3] [4] [5] [6]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun