Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jalur Sutra Maritim Zaman Kuno 2

12 November 2016   11:43 Diperbarui: 12 November 2016   14:57 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada 1662, Putri Catherine dari Portugal menikah dengan Raja Charles II dari Inggris. mahar sang putri tidak hanya sebuah kota militer penting Tangier. Di Maroko, Mumbai, Pearl City of India, harta yang bernilai satu juta pound dan teh hitam Tiongkok seberat 221 pounds, serta perangkat set teh yang indah. Segera, setelah itu para bangsawan mengikuti selera yang baik dari Catherine, seorang ratu yang minum teh.

Teh  menjadi barang mahal, pada awalnya karena biaya pengiriman yang tinggi, pemerintah Inggris juga memungut pajak yang tinggi hingga 119% untuk minuman dari Timur ini. Jadi Lapsang Souchong Teh Hitam (正山小种红茶) dari Tiongkok menjadi begitu mahalnya seharga seperti emas dan perak.

Oleh karena itu, teh menjadi simbol status dan kemewahan konsumsi kelas atas, pedagang  dan para bangsawan. Sehingga pelayan pada keluarga bangsawan tidak bisa begitu saja diberi tugas untuk menjaga teh karena terlalu mahal. Teh harus disimpan oleh nyonya rumah sendiri. Nyonya rumah membuat teh untuk tamu secara pribadi dan pelayan hanya bisa merebus air.

Teh diekspor ke Eropa hanya dengan kebetulan. Pada saat pedagang mengangkut porselen yang paling dikhwatirkan adalah porselen saling berbenturan ketika dalam goncangan selama perlayaran. Mereka berpikir sangat sulit untuk menemukan solusi, salah satu solusi mengisi sesuatu diantara celah-celah antara porselen. Pengisian celah-celah ini kita ketahui sekarang, mereka selipkan dengan gandum, jerami dan teh. Jadi teh itu diangkut ke ujung Barat melalui Jalur Sutra Maritim.

Mungkin orang Belanda yang mempengaruhi orang Eropa untuk minum teh. Menurut cataan sejarah disekitar tahun 1610, orang Belanda yang pertama kali memperkenalkan Teh Tiongkok ke Eropa dari Indonesia. Sejak itu, negara-negara Barat baru mulai belajar cara minum teh seperti orang Tiongkok.

Di pertengahan abad ke-17, bahkan orang AS, yang merupakan benua yang baru ditemukan oleh orang Eropa, juga mulai mengenali teh Tiomgkok. Oleh karena itu, orang-orang di negara-negara Barat mulai minum teh secara bertahap.

Jepang negara tetangga Tiongkok, mendapat banyak manfaat dari perdagangan dari jalur timur dari Jalur Sutra Maritim. Orang-orang  Jepang dan Korea Utara sudah minum teh 500 hingga 600 tahun lebih awal dari orang Eropa.

Pada tahun ke-12 dari periode Tianbao, yaitu tahun 756 M, Jianzhen (鉴真) seorang biksu dari Tang Dinasti, berlayar dengan sebuah kapal sebagai utusan Tang - Tiongkok ke Jepang berangkat ke arah timur dari Huangsipu (黄泗浦), Suzhou. Biksu Jianzhen bersama-sama dengan pengikutnya 24 orang ketika pergi membawa banyak obat-obatan dan teh.. Ini adalah catatan paling awal tentang teh Jepang dalam literatur.

Pada tahun ke-20 periode pemerintahan Zhenyuan (贞元) Kekaisaran Tang Dezhong, yaitu tahun 804M, Saicho (最澄) seorang biarawan yang dikirim ke Tang Dinasti, datang ke Gunung Tiantai (天台) di Tiongkok dengan kapal untuk mempelajari ajaran Budha. Ketika dia kembali pulang tahun depannya, dia membawa pulang tiga mustika, yaitu teks-teks Buddhis, rubbings prasasti (cetakan prasasti dari hasil gesekan dari prasasti) dan biji teh. Saicho menanam bibit teh di Hiyoshi jinja yang sekarang menjadi kebun teh tertua Hiyoshi di Jepang.

Semua daerah pesisir di provinsi Tiongkok Selatan berlimpah dengan teh. Di Ningpo, Provinsi Zhejiang yang disebut Mingzhou (明州) dalam sejarah. Teh didaerah ini menjadi tanaman pokok diantara semua barang-barang ekspor.

Pada akhir abad ke-11, yaitu Dinasti Song Selatan, sejumlah besar teh yang diproduksi di Mingzhou diekspor. Sehingga ada pemeo yang mengatakan : “Teh dipetik sebelum hujan akan lebih baik, setengah dari mereka diangkut oleh kapal dagang.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun