Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money

Krisis Finansial Yunani Apa Latar Belakang Penyebabnya (1)

20 Juli 2015   15:54 Diperbarui: 20 Juli 2015   16:02 2864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Bisakah krisis finansial Yunani menjadi cermin bagi Indonesia ? Apa yang menjadi latar belakang dari timbulnya krisis ini menurut pandangan analis dan pengamat dunia luar?

Direktorat Jenderal Pengelolaan dan Resiko (Ditjen PPR) Kementerian Keuangan bulan Juli ini menyakini bahwa jumlah utang yang ditanggung negara Indonesia saat ini tidak akan membuat perekonomian Indonesia terlilit hutang seperti Yunani. Walaupun utang negara kita sudah mencapai Rp. 2.843 trilyun, sedang PDB kita hampir Rp. 11 ribu trilyun, dan tahun lalu mencapai Rp. 10.542 trilyun. Jadi dianggap masih “Debt situation manageable” karena masih 25% ratio dari PDB. (www.cnnindonesia.com/ekonomi/).

Dunia telah ramai memberitakan Yunani negara seribu dewa ini sedang terjerumus dalam krisis utang, adakah jalan keluar untuk menolong mereka. Apakah ini merupakan pertarungan untuk hidup atau pertarungan politik?  Apakah ini justru merupakan perang gelap dalam situasi krisis? Marilah kita telaah dari peristiwa-peristiwa yang telah terjadi sebelumnya.

Apa itu krisis utang ? Krisis utang adalah fenomena dimana negara mempunyai profiferasi utang publik besar-besaran dalam pinjaman internasional dan tidak mampu untuk membayar utang pemerintah atau harus menunda pembayaran kembali.

Akhir-akhir ini zona euro telah mengalami masalah besar. Dengan kata lain, krisis utang Yunani telah pecah lagi. Menurut statistik total utang pemerintah Yunani saat ini 320 milyar euro, sekitar 170% dari PDB negara itu.

Tetapi masalah yang lebih besar lagi, Yunani menolak kesepakatan bantuan dari proposal yang kreditor internasioanl yang diusulkan melalui referendum. Dengan waktu singkat nasib masa depan Yunani telah mengetarkan hati banyak orang. Suara apa yang akan diberikan orang Yunani untuk referendum, apakah memang benar-benar akan meninggalkan zona euro?

Tapi dengan sangat mengejutkan Eropa, pada 6 Juli lalu, 61,3% orang Yunani menolak perjanjian. Yang berarti majoritas rakyat Yunani menentang bantuan keuangan lebih lanjut yang mengharuskan pelaksanaan kebijakan penghematan.

Warga Yunani menganggap hasil refrendum memberi kekuatan besar untuk PM Yunani dan juga rakyat Yunani. Mereka mengharapkan hasil ini dihormati dan berharap kesepakatan akhirnya bisa tercapai, untuk mencari solusi krisis Yunani. Jangan mengulangi kesalahan seperti beberapa tahun terakhir. Dalam referendum menyatakan “Tidak” untuk penghematan keuangan. Masalah utang harus diselesaikan. Negara ini harus bisa melakukan pertumbuhan. Ini semua sekarang sudah diatas meja. Jadi Para kreditor harus menghormati mereka.  Demikian kiranya pendapat warga Yunani pada umumnya.

Membayar utang merupakan suatu kewajaran, tapi mengapa begitu banyak warga Yunani menolak untuk membayar? Apakah ini menandakan tumbuhnya perasaan orang Yunani berkeinginan menarik diri dari zona euro?

Alexis Tsipras PM Yunani muda yang baru tepilih ini yang memimpin refrendum ini. Segera setelah hasil referendum diumumkan dan hasilnya menyatakan “Tidak”, dia segera memberi pernyataan di TV dengan menyatakan bahwa “Tidak” untuk perjanjian kepada kreditur bukan berarti Yunani ingin berpisah dari Eropa.

Namun, pernyataan ini dengan tegas dibantah oleh Junker, Presiden Komisi Eropa, dengan mengatakan hasil referendum yang menyatakan negatif ini akan menempatkan pemerintah Yunani dalam posisi yang tidak menguntungkan dalam negosiasi di masa depan. Dengan menolak perjanjian bantuan keuangan berarti menolak zona euro.

PM Yunani, Alexis Tsipras awal pekan ini mengaku tidak mempercayai langkah-langkah ekonomi baru yang dipaksakan kepadanya oleh para kreditor Eropa sebagai syarat pemberian dana talangan senilai US$96 miliar. Dengan mengatakan : “Kami tidak percaya kepada kesepakatan yang dipaksakan kepada kami” dalam wawancara televisi setelah berunding dengan 18 negara zona euro di Brussels, Belgia, awal pekan lalu.

Meskipun tidak memercayai paket reformasi tersebut, Alexis Tsipras mengungkapkan akan menindaklanjuti dan memastikan kesepakatan ini diterapkan dengan baik. Selama berbulan-bulan, Tsipras dan partainya, Syriza melontarkan penentangan terhadap paket reformasi ekonomi yang disertai langkah penghematan. Namun, Tsipras terpaksa menerima reformasi ekonomi itu untuk menjaga agar negaranya tetap berada di zona euro.

Pengamat menilai memang sebenarnya sangat sulit bagi warga dan pemerintah Yunani untuk memilih dari dua pilihan ini yang sangat menyakitkan. Bagi orang luar mungin tidak bisa merasakan sakitnya mereka, tapi itu benar-benar menyiksa. Maka kesalahan sedikit saja dalam mengambil keputusan dalam referendum benar-benar beresiko. PM muda Alexis Tsipras yang berusia 40 tahun ini sudah seperti berjudi dan berjudi yang sangat membahayakan. Jika hasil referendum Yunani bertentangan dengan “Troika” *, maka Yunani harus menarik diri dari zona euro. (* Komite tripatit yang dipimpin oleh Komisi Eropa “Eurogroup” dengan Bank Sentral Eropa dan IMF yang menyelengarakann pinjaman kepada Yunani, Irlandia, Portugal dan Siprus.)

Pada saat rakyat Yunani sedang berjuang untuk hidup. Pada bulan Maret tahun ini, “Paris Match” memuat foto-foto Menteri Keuangan Yunani, Yanis Varoufakis. Dalam foto ditampilkan ia bermain piano, menikmati jamuan makan dan memberikan pelukan hangat untuk istrinya. Foto-foto ini mencerminkan suatu pamer kekayaan. Segera setelah pemuatan ini terjadi gelombang kegusaran dari rakyat Yunani. Dan dibuat dengan fotoshop yang terlihat kontras dengan keadaan warga Yunani yang sedang dalam kesusahan dan berikutat untuk hidup.

Kehidupan Warga Yunani Yang Dilanda Krisis

Ini ada kisah hidup dari seorang warga Yunani di luar bagian utara kota Athena bernama Locovos berumur 41 tahun, yang sempat diliput seorang wartawan foto dari European Pressphoto Agency. Locovos seorang penganggur, kesepian, sedang mengumpulkan makanan kaleng yang dibuang untuk hidup. Siapa yang dapat membayangkan bahwa beberapa tahun yang lalu Locovos adalah seorang yang menarik, kelas menengah yang memiliki pekerjaan dan tiga rumah.

Pada awal 2012, karena kena PHK, Locovos kehilangan pekerjaan tetap di kantor pos dan sejak itu tidak dapat menemukan pekerjaan tetap lagi. Tapi dia tidak jatuh miskin, karena memiliki 3 rumah dan mendapatkan uang sewa rumah sebesar 6.000 euro.

Tapi dengan keluarnya kebijakan pajak baru, pendapatan sewa tidak bisa membayar kewajiban pajak yang 13.000 euro. Terpakas dia harus menjual villanya yang terletak di pantai.

Kini Lacovos tidak memiliki pekerjaan, dan berjuang untuk bertahan hidup. Bahkan dia enggan menyalakan lampu dirumah karena khawatir tidak sanggup membayar rekening listrik. Locovos  mengatakan : “Jika 3 tahun yang lalu ada orang yang mengatakan bahwa saya akan mencari sisa makanan di tempat sampah agar bisa bertahan hidup. Saya percaya mereka akan menganggap saya gila.”

Seorang warga Yunani lainnya, Alexstarza berkomentar : “Selama lima tahun terakhir ini, langkah-langkah penghematan, sementara pertumbuhan dan lapangan kerja tetap tak berubah. Sehingga rakyat Yunani percaya penghematan sebagai “pengobatan” yang diresepkan oleh kreditor internasional sama sekali tidak bisa jalan. Bahkan kreditor internasional berhak untuk menagih kita untuk membayar kembali utang kita, dan menggunakan ini untuk menindas kita. Mereka tidak bisa dengan menggunakan dalih penghematan untuk membuat kita menjadi miskin.”

Menolak perbaikan dengan penghematan yang ditetapkan oleh Uni Eropa. Tidak ada yang menginginkan langkah-langkah yang dikenakan pada pemerintah Yunani dan rakyat Yunani agar lebih ketat. Langkah-langkah tesebut telah membuktikan sangat terbatas sekali hasilnya setelah beberapa tahun  pelaksanaannya. Selain itu, orang Yunani bukanlah seperti ikan yang dapat dilakukan dengan cara hematopoitik (pembentukan sel darah) dan air. Jika hal ini dilakukan akan menjadi semakin lebih tipis dan lebih tipis lagi kemudian segera akan mati jika dilakukan tindakan dengan cara ini.Demkian sebagian analis dan pengamat melihat msaalah krisis utang Yunani ini.

Move PM Alexis Tripras

Alexis Tsipras PM Yunani yang berkuasa setelah pemilu 15 Januari 2015 ini, merupakan sosok yang mewakili perlawanan kebijakan penghematan. Ia menyatakan selama kampanye, jika ia terpilih akan bernegosiasi paket “bantuan” untuk Yunani dan kebijakan penghematan yang ditentukan dengan “Troika”. (komite tripatit yang dipimpin oleh Komisi Eropa “Eurogroup” dengan Bank Sentral Eropa dan IMF yang menyelengarakann pinjaman kepada Yunani, Irlandia, Portugal dan Siprus.)

Tsipras percaya bahwa warga Yunani tidak bisa terus “mengencangkan ikat pinggang” dalam rangka memenuhi kebijakan penghematan. Dia bahkan mengancam sebagai pilihan terakhir, Yunani akan berani default untuk utangnya yang 300 milyar euro.

Pada bulan Maret tahun ini, Alexis Tsipras secara terbuka menuntut Jerman untuk membayar pampasan perang dari Nazi yang telah menduduki negara Yunani.

Mantan Menkeu Yunani yang mengundurkan diri, Varoufakis mengatakan : Jika anda memiliki sapi yang sakit, dan tidak menghasilkan susu yang cukup, dan anda mulai mencambuk terus menerus, supaya menghasilkan lebih banyak susu. Pada titik tertentu, sapi itu akan mati. Akhirnya Anda tidak akan mendapatkan susu yang Anda inginkan. Inilah serupa dengan apa yang terjadi dengan ekonomi Yunani selama lima tahun terakhir. Sang naga telah mencambuk dan mencoba untuk mendapatkan sebanyak mungkin apapun yang diinginkan, untuk membayar utang-utang kita”.

Tapi kini EC (Uni Eropa), ECB (Bank Sentral Eropa) dan IMF yang mewakili “Troika” kreditur internasioanl masih tetap mempertahankan kebijakan penghematan bahkan lebih keras lagi yang akan diberlakukan sebagai prasyarat bantuan keuangan. Ini jelas judi. Katanya lebih lanjut.

Bagi pemerintahan Alexis Tsipras ‘referendum’ merupakan sebuah tawar menawar dan cara baginya untuk menjelaskan kepada semua orang. Pertama, Dia menutup mulutnya selama negosiasi karena memiliki keluhan sendiri. Namun apa keluhannya? Kini Ia sudah  berkuasa sejak bulan Januari tahun ini. Selain itu saat kampanye, ia berjanji bila berkuasa dan bisa memperoleh dukungan rakyat, dia mengatakan akan menggunakan periode pemerintahan barunya untuk menuntut keadilan dari Uni Eropa.

Tsipras melihat langkah-langkah penghematan terakhir yang dikenakan terlalu keras, dan usulan yang ditentukan Uni Eropa untuk reformasi tidak efektif. Kini ia meminta Uni Eropa,  pertama meringankan langkah-langkah penghematan dan kemudian memperbaiki langkah-langkah yang tidak tepat,  atas nama rakyat Yunani.

Dengan demikian barulah dia mau melanjutkan negosiasi dengan Uni Eropa. Dia bisa memberikan rencana yang lebih baik yang dapat diterima kedua pihak, yang diusulkan atas nama rakyat Yunani.

Sebenarnya, banyak warga Yunani berharap mencapai dua hasil: mengakhiri pemotongan pensiun dan langkah-langkah penghematan yang tidak populer dan menjamin posisi mereka di zona euro. 

Bisakah Alexis Tsipras memenangkan taruhan atau judi tersebut pada akhirnya?

( Bersambung .....)

 

Sumber & Referensi : Media TV dan Tulisan Dalam dan Luar Negeri

http://www.bbc.com/news/world-europe-33546352

http://www.bbc.com/news/world-europe-33560366

http://www.investopedia.com/terms/m/maastricht-treaty.asp

http://internasional.kompas.com/read/2015/07/13/10480981/Yunani.Ditawari.Keluar.dari.Zona.Euro?utm_campaign=popread&utm_medium=bp&utm_source=news

http://finance.detik.com/read/2015/07/13/073014/2967111/4/eropa-makin-keras-yunani-makin-merana

http://internasional.kompas.com/read/2015/07/15/09495521/Terjepit.Utang.Yunani.Jual.Aset.Negara?utm_campaign=popread&utm_medium=bp&utm_source=news

http://www.cnnindonesia.com/internasional/20150715163526-134-66607/pm-yunani-saya-tidak-percaya-paket-reformasi-ekonomi/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun