Mohon tunggu...
Mas Nuz
Mas Nuz Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Bloger

Suka maka, suka jalan, suka nulis, suka bercengkerama, suka keluarga. __::Twitter: @nuzululpunya __::IG: @nuzulularifin __::FB: nuzulul.arifin __::email: zulfahkomunika@gmail.com __::www.nuzulul.com::

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bu Risma, Diantara Tepuk Tangan dan Tepuk Jidat

6 November 2015   00:28 Diperbarui: 6 November 2015   01:11 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada wajah tegang bahkan uring-uringan saat itu. Ada pula wajah duarius, bahkan seratusrius di siang yang kerontang di luar. Ada pula wajah yang serius tapi santai. Ada pula wajah yang nampak entahlah...

Demikianlah suasana para Kompasianer Nekad (Konek) Surabaya saat berjumpa dengan ibunya Surabaya saat ini. Bu Risma, atau lengkapnya Tri Risma Harini yang merupakan mantan walikota yang mengundurkan diri. Ups, mantan yang ini kayaknya beda dengan yang dimaksud dengan 'sang pakar mantan' itu lho. Hehehehe....

RM. Prima Rasa Surabaya, Selasa (3/11) menjadi saksi. Bagaimana cerita pergulatan hidup seorang Tri Risma Harini saat menjabat sebagai Walikota Surabaya periode 2010-2015. Semua arek Suroboyo mesti mengerti. Bagaimana cakar-cakar politik begitu kental mencoba mengoyak keteguhan hati Bu Risma untuk memimpin Kota Surabaya. Kota metropolis ke-dua terbesar setelah Jakarta.

Tapi kali ini para kru Konek sama sekali tak ada niatan bicara politik lho. Yang berpikir Konekers bicara politik, mungkin perlu sedikit rekreasi. Biar tidak gagal fokus begitu. Kqkqkqkq...

Acara yang diawal berjalan agak kaku, akhirnya menjadi 'leleh' saat 'sang pakar mantan' melontarkan pertanyaan. Nah, yang belum tahun siapa sang pakar mantan itu, mungkin perlu sedikit up date deh. Dengan gaya yang 'sok-sok begitu' berhasil 'menggiring' Bu Risma untuk sedikit buka-bukaan. Pasti sedikit tentunya. Sebab kalau mablak bisa masuk angin kan?

Inilah sebenarnya inti dari acara siang tersebut. Lontaran pertanyaan yang langsung segera diajukan kepada beliau, seperti gayung bersambut. Sedianya pertanyaan yang sudah dikoleksi oleh moderator, Mbak Avy, akhirnya harus 'disimpan' dulu di kantung. Maka catatan yang 'semi-semi' dari saya ini semoga bisa menjadi manfaat untuk warga Kota Surabaya wa bil khusus. Serta masyarakat Indonesia pada umumnya.

Ada beberapa poin penting yang disampaikan oleh beliau diantaranya:

  1. Sebagai walikota, amanah itu telah diselesaikan oleh beliau. Baca: telah selesai!
  2. Tuduhan yang muncul setelah beliau tidak menjabat walikota, sama sekali tidak berdasar. Sebab berdasarkan kondisi lapangan, saat membuat kebijakan selaku walikota, beliau selalu meminta pertimbangan kejaksaan, kepolisian, Perguruan Tinggi serta BPKP.
  3. Negara jangan sampai kacau oleh segelintir tangan yang mencoba memaksakan pengaruh mereka demi memperkaya diri sendiri.
  4. Selama menjabat walikota, beliau tidak begitu intens mengurus politik. Bahkan istilah beliau, "Gak ngurus blas!" Tidak begitu mau tahu.
  5. Kalau mau terlibat aktif dalam pengembangan atau pembangunan kota, hendaklah masuk pada sisitem. Sebab jika tidak mau masuk pada sistem, maka akan percuma saja jika hanya 'berteriak-teriak' di luar.
  6. Menjadi manusia yang bermanfaat dan bermartabat menjadi harapan beliau. Sebab hanya dengan hal tersebut seorang pemimpin akan mampu memanusiakan manusia.
  7. Beliau juga tidak mau berpikir apa yang telah terjadi di belakang. Namun berpikir, merencanakan, dan bertindak untuk kebaikan di masa depan itu lah yang menjadi keinginannya.
  8. Beliau berusaha merasakan apa yang dirasakan oleh warga Kota Surabaya. Oleh karena itu, menjadi salah satu prioritas beliau saat menjabat walikota adalah menjadikan manusia yang selama ini dianggap sebelah mata menjadi manusia seutuhnya. 
  9. Beliau tidak bisa menjalankan semua kebijakan itu sendirian saat menjabat sebagai walikota. Kepentingan-kepentingan dari Pemprov dan pemerintah pusat, terkadang berseberangan dengan apa yang dikehendaki oleh Pemkot Surabaya. Ini menjadi salah satu kendala yang amat serius. Terutama dalam hal pengembangan infrastruktur kota. Beliau mencontohkan, untuk izin pembangunan frontage Timur dan Barat saja harus menunggu sampai dengan 8 bulan.
  10. Beliau menanggapi berita-berita negatif dengan diam. Sebab tak ada keinginan beliau untuk saling berbalas pernyataan-pernyataan yang tak membangun. "Ngeman-eman," begitu kata beliau. Hanya akan memecah kepentingan warga kota saja jika ditanggapi.
  11. Selama untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat, beliau tak akan pernah mau mundur. 
  12. Dalam menerapkan kebijakan pembangunan kota, semua harus mau berpikir holistik dan integral. Tidak bisa melihat dari satu atau dua sisi pandang saja. Kepentingan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat lebih menjadi prioritas beliau. 
  13. Terakhir yang cukup menggelitik adalah beliau tidak pernah memberi mahar atau upeti untuk maju sebagai calon walikota. Jadi salah besar bila ada anggapan bahwa ada nilai tertentu agar dapat dicalonkan dari partai tertentu.

Sebenarnya masih ada beberapa hal lagi yang disampaikan kepada saya. Pernyataan yang disampaikan beliau disela-sela sesi bersama. Tapi pada prinsipnya adalah kesimpulan dari poin-poin di atas. Jadi pemimpin tidak usah yang aneh-aneh. Sehingga akhirnya banyak menuai kasus yang aneh-aneh pula.

Acara yang sedianya berdurasi hanya 1 jam akhirnya molor sampai 1,5 jam. Ini menunjukkan bahwa begitu pentingnya keberadaan para Kompasianer, blogger, atau netizen di mata beliau. Bahkan acara sesi foto bersama pun masih diberi bonus lho sama Bu Risma. Boleh foto welfie tentunya. Hihihihi....

Acara Konek ini sebenarnya sudah direncanakan sejak 5 bulan yang lalu. Namun kesibukan beliau yang amat padat, akhirnya baru bisa diwujudkan Selasa kemarin. Tentu ke depannya, aktivitas Konek akan lebih greget lagi dengan menghadirkan atau bersilaturrahim dengan para nara sumber yang dapat memberikan wawasan baru.

Sekali lagi, selamat untuk sahabat Konek, terutama mbak Avy dan cak Buyut Trader yang dengan begitu telaten untuk 'menyulam benang yang terburai'. Sahabat Konek yang datang jauh-jauh dari Malang, Madiun, Mojokerto, Madura juga patut diacungi jempol lho. Tetap ditunggu kehadirannya di even-even Konek yang akan datang.

----------------------------------

NB: koleksi foto Gus Choiron.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun