Mohon tunggu...
Humaniora

Iblis Gosip Napak Tilas

1 November 2016   10:51 Diperbarui: 1 November 2016   11:05 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.djarumcoklat.com

           “Replika keindahan ini aku desain menjadi beberapa tahap. Tahap 1 hingga tahap 7, sejak awal jaman hingga jaman akhir. Setiap Tahap memerlukan konsentrasi yang berbeda-beda mengikuti tahapan inti peraturan yang sudah ditetapkan. Berikut ini, simaklah tahapan-tahapannya :

Tahap I

-Karena Nabi Adam adalah makhluk langit yang memiliki pengetahuan Tauhid luar biasa matang. Fitrah dan Bening, maka aku tidak mudah menggiringnya pada pandangan jasad. 

Desainnya adalah merujuk pada keindahan langit ke enam. Langit anti polaritas. Mau tidak mau aku harus pengaruhi anak2nya yang lemah untuk menakar langkahnya dalam pertimbangan jasad. Kupilih yang telah ada di dalamnya perasaan kuat dan hebat maka modal utamaku untuk menambahi kekaburannya menjadi lancar. Dengan demikian aku punya persiapan menuntun pada langit lebih rendah.

Tahap II

- Kemudian diutus kepada kalian Nabi Ruhullah yang juga dibahterai Allah. Maka aku buat perumpamaan langit yang ke lima. Langit yang berisi kebijaksanaan dan cinta dalam sudut pandang kebijaksanaan. Resikonya adalah banyak yang melesat keilmuannya. Banyak yang mencapai prosesnya dengan gemilang dan tak lagi menjadi urusanku mengusiknya. Tapi banyak pula yang terjebak pada romantisme fatamorgana tentang linuwih, piniluwih, joyo kawijayan, dan mereka kandidat penting yang bisa membantuku nantinya. Setelah banjir besar, aku punya banyak pengikut yang ‘rela’ karena tidak pernah memiliki kerelaan menerima anjuran dan petuah suruhan Allah. Mereka akan membantuku menciptakan dunia dalam keindahan langit lebih rendah.

Tahap III

- Pada masa Nabi Ibrahim, aku lihat peluang besar kembali. Yakni kesempurnaan jasad. Kalian diberikan contoh bapak yang handal dalam me-manage dirinya. Namun hanya sedikit yang memiliki keberanian untuk menirunya. Memang itu aku pengaruhi, desainku adalah merusak keberanian kalian dengan berani dan lantang mengatakan “aku tidak takut” tapi keberanian itu jelas-jelas menutupi rasa takutnya. Itu seperti penegasan kosong seseorang yang kesepian, tak memiliki sahabat sejati dalam dirinya. Langit yang aku hadirkan adalah ilusi langit ke empat, langit kebijaksanaan dan cinta. Maka aku hanya punya tugas membuat modul-modul pancingan soal pengkhianatan dan kebencian.

Tahap IV

- Berikutnya dalam selang waktu yang tidak jauh, hadir pula utusan-utusan lain dalam kurun waktu yang sejaman. Tapi Nabi Ismail yang akan aku sampaikan. Dia adalah sembelihan Allah. Maka rumusanku adalah mempengaruhinya dengan ancaman kengerian. Aku pengaruhi ibunya Nyai Hajar yang ternyata memang tertata ruhaninya. Aku coba juga pengaruhi bapaknya, malah aku ditimpuk batu. Asem. Bener-bener pilih tanding banget Nabi Kholilullah itu. Tapi peluangku tidak mati, aku masih punya target umat2 keminter dan dari mereka aku punya peluang menghadirkan langit ke tiga. Langit jasad.

Tahap V

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun