Mohon tunggu...
Mai Queenda
Mai Queenda Mohon Tunggu... -

Semoga selalu Bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Berikut Alat Anuscopi Yang Sering Digunakan!

11 Mei 2015   17:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:09 2607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada kasus-kasus kekerasan seksual khususnya pada peristiwa sodomi, biasanya pemeriksaan yang dilakukan oleh forensic adalah Anoskopi, atau pemeriksaan pada daerah anus korban yang menjadi sasaran utama tindak kejahatan dengan kekerasan semacam ini. Anoskopi adalah pemeriksaan menggunakan alat kaku, dengan instrumen tubular kecil disebut anoscope (juga disebut spekulum anal). Alat ini dimasukkan beberapa inci ke dalam anus untuk mengevaluasi masalah lubang anus. Biasanya Anoskopi pada kasus medis normal digunakan untuk mendiagnosa wasir, fisura anal (air mata di lapisan anus), dan beberapa jenis kanker. Namun untuk kasus-kasus sodomi, menurut Dr. Feriyal Basbeth, Ahli Spesialis Forensik,  pemeriksaan wajib menggunakan teknik Anoscopi dalam pemeriksaan forensik. “Anoscopi ini penting untuk mengetahui bagian rectum (dalam anus) yang rusak akibat tindakan sodomi,” kata Dr. Feriyal dalam kesaksian sidang perdata kasus JIS. Untuk korban dewasa, biasanya proses anoscopi dilakukan dalam keadaan sadar. Alat cukup diberikan pelumas lalu dimasukan ke anus. Namun, hal ini tetap memberikan efek tidak nyaman bagi orang atau pasien yang di anuskopi. “Karena itu, untuk anak-anak, biasanya anuskopi harus dilakukan dengan anestesi (pembiusan) total pada pasien anak, sebab sangat sakit dan rentan mengakibatkan penolakan. Akibatnya, bisa terjadi luka karena anak akan terus bergerak saat dimasukan alat tersebut,” ujar Dr. Feriyal.

Gambar ini adalah ilustrasi ukuran alat anoscope yang dimasukan dalam anus pasien, baik dewasa maupun anak-anak. Benda berukuran panjang 10 cm itu adalah yang terpendek dibanding alat lainnya yang digunakan dalam pemeriksaan forensik. Wajar, bila seorang anak merasa sangat tak nyaman saat dianoskopi dan akan memberontak akibat sakit dalam prosesnya. Karena itu, anestesi total adalah wajib bagi pasien anak.

Ini adalah gambaran, bagaimana ketika alat tersebut masuk dalam anus pasien. Bisa dibayangkan rasa tidak nyaman bagi orang dewasa terlebih pada anak-anak. Karena itu, menjadi pertanyaan besar dalam kasus JIS soal pemeriksaan Anoscopi yang dilakukan rumah sakit d Indonesia, apakah dilakukan anastesi pada korban anak atau tidak?

Padahal, robekan akibat sodomi dalam rectum hanya bisa dilihat jika anoscopi dilakukan dalam kondisi pasien anak tidak sadar, untuk menghindari penolakan akibat sakit dan tak nyamannya. Karena itu, Rumah Sakit KK Children And Women di Singapura melakukan anastesi total pada korban AL dan tidak ditemukan indikasi apapun bahwa si anak pernah mendapatkan tindakan sodomi oleh siapapun.

Sementara, pengadilan memutuskan hanya menggunakan hasil pemeriksaan seadanya tadi dan bahkan tanpa ada bukti kuat bahwa para korban pernah mengalami sodomi. Ini menjadi pertanyaan besar, atas dasar apa sesungguhnya dakwaan dijatuhkan kepada para tersangka Cleaning Services PT ISS dan 2 Guru JIS, Neil dan Ferdi. Jika hanya demi mengejar nilai gugatan 125 Juta USD, sungguh malang nasib para terdakwa yang dipenjara karena keserakahan orang lain semata.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun