Mohon tunggu...
M Aidil Satria
M Aidil Satria Mohon Tunggu... Mahasiswa

Perkenalkan, nama saya Muhammad Aidil Satria, Saya adalah seorang Mahasiswa yang memiliki skill di bidang animasi 2D, saya memiliki hobi belajar mengenai sejarah, logika, dan agama.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

pengaruh fanatisme agama terhadap logika dan pola pikir

6 Februari 2025   09:29 Diperbarui: 6 Februari 2025   09:29 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Freepik/upklyak

Pengaruh Fanatisme Agama Terhadap Logika dan Pola Pikir

   Agama sebagai salah satu pilar utama dalam bermasyarakat memiliki funsi sebagai pembatas yang membatasi prilaku kita agar tetap sesuai norma dan etika dalam bermasyarakat. Namun, ketika agama di anut secara fanatik dan tanpa adanya ruang untuk refleksi dan introspeksi diri, itu akan berpengaruh pada pola pikir dan logika dari individu tersebut.

Fanatisme Menutup Ruang Diskusi

   Fanatisme sendiri sering sekali membuat kebenaran yang absolut dan tidak dapat di ganggu gugat. Dalam keadaan seperti ini, seorang fanatis agama cenderung susah atau bahkan tidak mau menerima informasi yang bertentangan dengan keyakinannya meskipun informasi tersebut di dukung dengan bukti yang kuat, pola pikir seperti ini yang akan menghambat seseorang untuk berkembang dan hanya terpaku pada satu sudut pandang saja.

Benturan Antara Logika dan Dogma

   Dalam dunia Intelektual, Logika digunakan sebaga dasar untuk menganalisis, menyelesaikan masalah, dan menarik kesimpulan secara objektif. Namun, dalam fanatisme agama sering kali menempatkan Dogma diatas Logika, akibatnya seseorang dapat mengabaikan  fakta ilmiah, menghindari pemikiran yang rasional, dan tetap berpegang teguh atas apa yang ia percaya meskipun merugikan diri sendiri atau orang lain

   Sebagai contoh, kita sering kali kita melihat individu atau kelompok yang fanatik akan agama, akan melakukan hal absurd atau nyeleneh karena mereka menganggap hal yang mereka lakukan adalah hal yang benar, padahal faktanya hal itu bukanlah hal yang benar jika dipikirkan dengan menggunakan logika. karena mereka mengganggap hal itu benar merekapun menjadikan agama sebagai tameng untuk menutupi perbuatannya, hal ini di timbulkan karena dogma yang sudah melekat pada seorang individu meskipun hal tersebut tidak sekalipun di ajarkan dalam agamanya dan tertulis di kitab sucinya.

Sumber: Freepik/Jcomp
Sumber: Freepik/Jcomp

Fanatisme Membangun Agresifitas

   Fanatisme agama juga sering melahirkan individu yang agresif dan pemikiran yang tertutup, di mana segala sesuatu hanya dilihat dengan "benar" atau "salah" tanpa melihat perspektif yang lebih luas, akibatnya individu dengan pola pikir yang berlawanan akan di anggap sebagai ancaman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun