Tiap orang yang suka menulis pasti selalu punya alasan kenapa mereka harus tetap menulis. Tak peduli pembacanya sepi, tak peduli tak dapat ongkos, tak peduli harga listrik naik, tak peduli tetangga usil dan tak peduli seberapa jelek tulisannya. Semua, karena ingin menulis.Â
Apa menulis itu sulit? Kalau sulit atau tidak, itu seperti kamu baru pertama kali belajar naik sepeda. Mana ada orang baru belajar langsung bisa dan lacar, kalau memang itu anak jenius atau bisa saja jadi anak yang tercerahkan oleh AI atau selundupan dari negeri langit sebagai mata-mata dewi Peri.
Kalau orang normal, pasti dan harus jatuh atau terluka dulu. Namanya juga belajar. Nanti ada fase di mana kamu akan merasa nyaman, aman dan enak dalam menulis. Menemukan passion kamu di mana. Arah tulisan kamu jelas karena kamu yang selalu mengasahnya, bukan rajin berkhayal tanpa langkah.
Dan saya, sebagai manusia bumi juga, punya beberapa alasan kenapa harus menulis. Peringatan sebelumnuya, tulisan ini mengandung karbon, jadi tolong siapakan mental agar bisa memahami arahnya ke mana. Agar, jangan salah alamat seperti lagi Mpok Ayu Tingting!
Perlu Menulis
Bagi saya menulis itu perlu, bukan wajib. Karena bagi muslim yang wajib dan diutamakan itu salat, bukan menulis. Terus kenapa saya harus menulis, karena saya merasa perlu menuangkan gagasan yang seliweran di otak saya. Kalau lama-mana bahaya untuk pertumbuhan mental saya.
Saya misalnya tak peduli, kalau ada yang bilang, ah nulis mulu karir begitu saja. Terserah, saya nulis bukan untuk mengejar itu, capek mengejar itu. Mending mengejar hubungan sama dia yang pengen dinikahi daripada ngejar bayangan, toh meluncur atau tidaknya karir saya bukan ditentukan oleh seberapa banyak tulisan saya tapi seberapa banyak orang hebat membaca tulisan ini, lantas berujar, "wah, bisa juga nulis juga nih manusia. Udah ah, kita pelihara buat aset."
Intinya, saya perlu menulis. Apa alasan lengkapnya, silahkan baca tulisan saya yang tersebar di lini maya. Semoga kamu paham, saya hanya suka menulis, tidak suka diam kalau ada ide tulisan.
Perut Lapar
Terdengar aneh ya, seharusnya sih engga. Sebagai manusia saya juga perut untuk di isi, maka tak mungkin akan kenyang dengan modal makan pepesan kosong atau harapan semu. Perut ya di isi dengan makanan, kalau bisa yang halal, juga minumnya juga pakai halal. Kenapa begitu? Agar jadi habbits. kelak saat kamu jadi 'manusia beneran' tidak tergoda sama yang haram.