Nabi saw. memerintahkan umat islam untuk mengajarkan berenang, memanah, dan berkuda kepada anak-anaknya. Ya, memang permainan itulah yang diperintahkan beliau. Sebagaimana hadist berikut.
Setiap sesuatu tidak termasuk mengingat Allah, ia merupakan permainan yang sia-sia, kecuali empat hal: seorang lelaki yang berjalan diantara dua tujuan (untuk memanah), melatih kuda, bermesraan dengan keluarga, dan mengajarinya berenang. (H.R. At Thabrani)
Pada kesempatan kali ini saya tidak akan membahas mengenai memanah, tidak juga dengan berenang, bermesraan dengan keluarga apalagi. Hehe. Namun, saya akan lebih fokus pada hal berkuda.
Dari hadist di atas, Nabi memerintahkan untuk berkuda karena dengan berlatih berkuda seseorang akan belajar dan mengerti apa artinya memimpin, memimpin diri sendiri juga memimpin orang lain. Karena dengan berlatih berkuda seseorang akan mengerti betapa pentingnya keseimbangan. Dan karena dengan berlatih berkuda juga, seseorang akan belajar mengenai relevansi. Berlatih berkuda dalam hal ini bukan hanya berolahraga dengan kuda melainkan semua kegiatan yang berkaitan dengan kuda.
Seorang pemimpin, seorang guru, seorang yang mempunyai bawahan, harus terlebih dahulu 'ke sungai'. Â Artinya dia harus menyontohkan dahulu apa yang harus dilakukan oleh bawahnnya. Seorang guru harus menyontohkan dahulu kepada anak didiknya. Itulah yang disebut hukum relevansi.