Mohon tunggu...
Mahsun Paisal
Mahsun Paisal Mohon Tunggu... Guru SMA Negeri 17 Samarinda

Guru Pendidikan Agama Islam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Belum Bertaji sudah Berkokok" Refleksi Kepemudaan dalam Wasiat Sastra Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid

26 Juli 2025   20:57 Diperbarui: 26 Juli 2025   21:21 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam refleksi ini, kita diajak untuk kembali menanamkan adab sebagai fondasi ilmu. Tawadhu’, seperti dikatakan oleh Imam Syafi’i, adalah syarat diterimanya ilmu. Maka, pemuda masa kini seharusnya menjadikan ilmu bukan sebagai alat pamer, tetapi sebagai cahaya untuk menuntun langkah, dengan bimbingan ulama dan penuh kesantunan.


4. Belajar dari Ulama, Bukan Mengejeknya

Realita bahwa sebagian pemuda hari ini lebih cepat mengomentari daripada mengaji, lebih senang berdebat daripada menyimak, menjadi keprihatinan bersama. Padahal Rasulullah ï·º bersabda:
"Bukan dari golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, dan tidak mengetahui hak ulama." (HR. Ahmad)

Mengolok ulama adalah tanda kekeringan jiwa. Sebab mereka adalah waratsatul anbiya’, pewaris Nabi dalam hal ilmu dan keteladanan. Menghormati mereka bukan bentuk kultus, melainkan bentuk menjaga rantai cahaya kebenaran.

Sebagai penulis yang fakir ilmu dan penuh keterbatasan, saya menyadari bahwa tulisan ini belum sepenuhnya mampu menggambarkan kedalaman makna wasiat agung Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Namun dengan segala kerendahan hati, izinkanlah tulisan ini menjadi pengingat kecil bagi diri saya pribadi, dan semoga pula menjadi lentera bagi siapa pun yang membacanya.

Di tengah derasnya arus zaman, mari kita renungi bait demi bait warisan ulama, bukan sekadar sebagai puisi nostalgia, tetapi sebagai petunjuk arah kehidupan. Sebab generasi yang lupa pada nasihat ulama adalah generasi yang kehilangan kompas moralnya.

Akhirul kalam, semoga Allah SWT senantiasa menuntun langkah kita menuju akhlak yang mulia dan ilmu yang membumi. Wallahu a'lam bish-shawab.

Referensi Ilmiah:

  • Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, Dar al-Fikr.

  • Al-Bukhari, Adab al-Mufrad.

  • QS. Fathir: 28.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun