Mohon tunggu...
Mahli C
Mahli C Mohon Tunggu... Penulis

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Personal Selling dan Pentingnya untuk Bisnis, Sering Terlupakan

20 Juni 2025   16:44 Diperbarui: 20 Juni 2025   16:44 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa Personal Selling Tetap Penting di Era Digital? Ini Pandangan dari Sudut Pembeli

Pernahkah Anda membeli sesuatu bukan karena harga atau promonya, tapi karena cara si penjual berbicara membuat Anda merasa yakin? Itulah kekuatan personal selling---strategi lama yang ternyata masih relevan, bahkan di tengah gempuran iklan digital dan e-commerce serba otomatis.

Sebagai pembeli, saya sering merasa ragu ketika harus memilih produk dari deretan toko online yang tampaknya menawarkan hal serupa. Tapi ketika ada satu penjual yang meluangkan waktu menjawab pertanyaan saya dengan sabar dan menyampaikan informasi yang personal, keputusan membeli justru terasa lebih ringan. Bukan semata karena produknya lebih baik, tapi karena saya merasa didengar.

Personal Selling dan Kebutuhan Emosional Pembeli

Banyak orang mengira bahwa personal selling hanya soal membujuk. Padahal, jika dilihat dari sudut pandang pembeli, personal selling justru menjawab kebutuhan mendasar manusia: ingin dimengerti dan diyakinkan secara personal. Saya tidak berbicara soal rayuan gombal sales zaman dulu, melainkan tentang pendekatan yang berbasis empati, komunikasi aktif, dan pemahaman akan kebutuhan masing-masing konsumen.

Bayangkan Anda sedang mencari skincare yang cocok untuk kulit sensitif. Mana yang lebih meyakinkan: deskripsi produk panjang lebar di e-commerce, atau seorang konsultan yang bertanya jenis kulit Anda, lalu merekomendasikan produk dengan penjelasan yang terasa nyambung dengan situasi Anda?

Inilah yang membuat personal selling tetap kuat sebagai pendekatan pemasaran---karena ia bergerak di ranah pengalaman, bukan sekadar informasi.

Personal Selling Bukan Lagi Sekadar Tatap Muka

Memang benar, dulu personal selling erat kaitannya dengan pertemuan langsung: sales datang ke rumah, menawarkan produk door to door, atau hadir di toko. Tapi kini pendekatan itu bisa hadir secara digital tanpa kehilangan unsur personalnya.

Melalui chat, video call, atau konsultasi di media sosial, pendekatan personal bisa dilakukan tanpa harus bertemu langsung. Intinya tetap sama: menjalin komunikasi dua arah yang menyentuh kebutuhan unik setiap pembeli.

Dalam artikel soal personal selling secara lengkap ini, dijelaskan bahwa personal selling adalah proses penjualan yang melibatkan interaksi langsung antara penjual dan calon pembeli, dengan tujuan membangun kepercayaan dan mengarahkan keputusan pembelian. Pendekatan ini memang tidak seefisien iklan massal, tapi justru itulah keunggulannya---ia intim dan personal.

Sebagai Pembeli, Apa yang Saya Cari?

Saya menyadari, setiap kali saya melakukan pembelian bernilai tinggi---entah gadget, produk kecantikan premium, hingga jasa konsultasi---saya lebih suka jika ada interaksi dengan manusia. Saya ingin ada seseorang yang bisa saya ajak bertanya, berdiskusi, bahkan mungkin sekadar memastikan bahwa saya tidak salah ambil keputusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun