MEMPERINGATI MAULID NABI: Ekspresi Syukur dan Meneladani Nabi
by Dr. K.H. M. Tho'at Mukhtar (Ketua Tanfidziyah MWCNU Kecamatan Bae Kudus, Pengasuh Pesantren Duta Aswaja Kudus)
Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. merupakan momentum penting bagi umat Islam untuk merefleksikan kembali makna kehadirannya di dunia. Acara peringatan Maulid Nabi di Mushalla al-Hadi Ngembalrejo Kudus mengusung tema "Peringatan Maulid: Ekspresi Syukur dan Meneladani Nabi saw." Kegiatan yang diisi oleh Dr. K.H. M. Tho'at Mukhtar (Ketua MWCNU Kecamatan Bae Kudus) ini berlangsung pada tanggal 11 Rabi'ul Awwal 1447 H. (malam Kamis Wage 4/9/2025).
Uraian tentang urgensi peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. disampaikan dengan menjelaskan hikmah mendalam tentang dua aspek utama, yakni ekspresi syukur atas nikmat kehadiran Nabi dan meneladani akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari.
Ekspresi Syukur kepada Allh SWT.
Dr. Tho'at memulai ceramahnya dengan menegaskan bahwa memperingati Maulid Nabi saw. merupakan wujud rasa syukur kita kepada Allah SWT. karena beberapa alasan. Di antaranya:
- Kita diciptakan manusia;
- Kita menjadi ummat Nabi Muhammad saw.; yang telah mengutus Nabi Muhammad saw. se bagai pembawa rahmat bagi seluruh alam semesta. Kelahiran Rasul Allh saw. bukanlah peristiwa biasa, melainkan anugerah terbesar yang mengubah peradaban manusia dari zaman kegelapan (jahiliyah) menuju cahaya Islam.
Rasa syukur ini diungkapkan bukan hanya melalui perayaan, tetapi juga dengan memahami dan mengamalkan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah. Beliau menekankan bahwa rasa syukur harus diterjemahkan dalam bentuk kepatuhan terhadap perintah Allh dan menjauhi larangan-Nya, sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi.
Meneladani Akhlak Nabi dalam Kehidupan Sehari-hari
Inti dari peringatan Maulid Nabi saw. yang kedua adalah meneladani akhlak Nabi Muhammad saw. Dr. Tho'at menjelaskan beberapa indikator manusia yang telah meneladani akhlaq Rasul Allh saw. sembari mengutip ayat 29 dari surat al-Fath. Di antaranya adalah tiga sifat mulia sebagai berikut:
- Muhammad sebagai Utusan Allh; Nabi Muhammad disebut Rasul Allh, berarti beliau adalah pembawa risalah Allh. Sifat ini menegaskan bahwa segala ucapan dan tindakannya berlandaskan wahyu. Sifat Nabi saw. yang patut diteladan di sini adalah kejujuran, amanah, dan kepemimpinannya yang adil.
- Kuat aqidahnya; Nabi saw. beserta para sahabatnya memiliki ketangguhan beraqidah, kuat keimanannya, teguh dalam beragama Islam meskipun menghadapi yang super hebat dari orang-orang kafir (kuffar) Makkah. Sifat dan perilakunya tersebut perlu diteladani dengan cara mengikuti ajaran Islam ala Ahlus Sunnah wal-Jama'ah (Aswaja) an-Nahdliyyah.
- Bersifat kasih-sayang antar semasa (ruham`u bainahum); Rasul Allh saw. beserta para sahabatnya memiliki sifat kasih-sayang yang luar biasa, mereka bahu-membahu, dan saling menolong, mendukung, dan mencintai seperti keluarga. Mereka memiliki ukhuwah islamiyah, solidaritas, dan kepedulian sosial yang patut diteladani. Bahkan sifat Nabi saw. ini dideklarasikan dalam al-Qur`n surat al-Anbiya` ayat 107 "Dan Kami tidak mengutusmu kecuali sebagai teladan kasih-sayang bagi seluruh alam".
- Rajin dan khusyu' dalam shalat (tarhum rukka'an sujjad); Nabi saw. dan mereka rajin dalam menunaikan shalat, rukuk, dan sujud, dengan tujuan hanya mencari ridha Allh. Yang perlu diteladani adalah ibadah yang ikhlas, istiqamah, dan berorientasi pada keridhaan Allh. Seseorang tidak bisa dinilai telah meneladani Nabi dan para sahabattnya jika tidak menunaikan shalat meskipun rajin bersedekah, berinfaq, bahkan rajin berselawat sebagai aktifis Syeikhermania.
Shalat adalah ibadah yang mengekspresikan ketundukan dan kepatuhan tingkat tinggi karena dalam shalat terdapat kegiatan sujud yang meletakkan anggota badan yang dianggap paling utama (wajah) di tempat yang paling rendah bahkan lebih rendah dari tumit. Orang yang tidak mau menunaikan shalat (sujud) berarti termasuk orang sombong dan akan diturunkan derajatnya di hadapan Allh sebagaimana Azazil yang pernah menjabat sebagai Kepala para Malaikat kemudian dicopot jabatannya dan dikelompokkan dalam komunitas Iblis karena tidak mau bersujud kepada Adam karena kesombongannya.