Mohon tunggu...
Mahirotul Haromaini
Mahirotul Haromaini Mohon Tunggu... Relawan - Mahasiswa IAIN Jember|MRI Jember

Nikmati prosesnya jangan lihat hasilnya dan ambillah hikmahnya🙏🙃

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bekerja di rumah Guru Makan Gaji Buta Fact or Fake

18 April 2020   09:48 Diperbarui: 2 November 2021   13:57 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru bekerja dari rumah | Sumber: Pexels/Ken Tomita

Keputusan tersebut berlaku untuk semua PNS, sehingga guru yang berstatus PNS   juga mengalami hal tersebut dan hal tersebut telah berlaku pada bulan April ini. 

Meskipun sebelum bapak Presiden mengeluarkan keputusan tersebut ada beberapa wilayah yang melakukan hal tersebut salah satunya di wilayah Lumajang dan Jawa Barat, meskipun hal tersebut banyak mengalami perbedaan. 

Namun setelah hal tersebut diputuskan Presiden maka mau tidak mau mereka harus menerima. Selain itu, Bapak Menteri Pendidikan Mas Nadiem juga masih mengusahakan gaji guru honorer untuk 4 bulan kedepan.

Beberapa paparan di atas yang mungkin tidak diketahui oleh masyarakat, sehingga timbul presepsi bahwa guru makan gaji buta. Sedangkan presepsi yang timbul di pikiran  siswa/mahasiwa mengenai hal tersebut yaitu akibat banyaknya tugas yang mereka terima dan kuota yang mereka keluarkan hanya untuk sekedar absen, kuliah ataupun mengumpulkan tugas, belum lagi sarver error. 

Mereka berfikir bahwa bahwa guru yang sedang dirumah tidak mengerjakan laporan yang harus dikumpulkan sesuai deadline. 

Dalam kondisi demi, kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa baik guru ataupun siswa, karena kita semua adalah korban dan Indonesia sendiri belum memiliki kesiapan untuk pembelajaran seperti ini tidak seperti Singapura dan negara lain.


Banyak cerita akibat pandemi ini, salah satunya adalah dari bapak Ujang Setiawan Firdaus (50) yang merupakan guru di SD Negeri Purbayani 1 Kecamatan Caringin memilih mengajari murid-muridnya secara langsung di rumah masing-masing. 

Hal tersebut beliau lakukan karena menyadari bahwa tidak semua muridnya memiliki HP selain itu karena daerah juga belum mendapatkan layanan internet seperti daerah kota. 

Dengan adanya hal itu bapak Ujang tidak tinggal diam, beliau memutar otak agar kewajiban guru telaksana dan hak siswa juga terpenuhi. 

Ini merupakan sebagian kecil cerita guru yang inspiratif dan kreatif, beliau tidak hanya memikirkan dirinya sendirunya melaikan masih memikirkan hak siswa untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Indonesia tidak hanya butuh guru yang pandai melaikan guru yang kreatif dan inovatif.

Masih banyak cerita inspiratif guru lainnya, sebagai peserta didik kita harus menuntut hak kita tapi kita juga harus melalukan kewajiban kita begitupun sebaliknya dengan guru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun