Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

"Spectrum of Style", Jiwa Kepemimpinan Seorang Pemimpin

17 Januari 2021   10:22 Diperbarui: 20 Januari 2021   14:32 1026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Spektrum (Shambhavi sahay via kompas.com)

"Sekelompok domba yang dipimpin seekor singa lebih baik daripada sekelompok singa yang dipimpin seekor domba," ini bunyi quote yang memiliki makna yang dalam tentang kepemimpinan (Leadership).

Ya, setiap manusia terlahir untuk menjadi pemimpin. Baik pemimpin secara formal maupun nonformal, baik pemimpin yang dipilih maupun pemimpin yang terpilih otomatis. Minimal, seseorang akan menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri.

Pemimpin dan Kepemimpinan

Seorang pemimpin diharapkan bisa menjadi mentor yang membimbing, ketua yang memimpin, menginspirasi dan menjaga motivasi semua anggota timnya.

Seorang pemimpin juga harus memiliki jiwa kepemimpinan. Artinya, pemimpin harus bisa menempatkan diri dan menyesuaikan dirinya pada setiap keadaan, situasi dan kondisi.

Oleh karenanya, setiap pemimpin harus memiliki pengetahuan tentang tipe-tipe kepemimpinan. Banyak teori tentang tipe kepemimpinan yang dikeluarkan para ahli di bidang ini. Banyak juga buku yang ditulis atau seminar yang dilakukan. 

Dalam sebuah webinar tentang kepemimpinan, Eric Tyson, seorang trainer pendidikan dari Global Continuing Professional Development (CPD), memaparkan 9 tipe kepemimpinan. Tipe-tipe kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Tipe kepemimpinan transaksional
  2. Tipe kepemimpinan transformasional
  3. Tipe kepemimpinan pelayanan
  4. Tipe kepemimpinan demokratik
  5. Tipe kepemimpinan otokratik
  6. Tipe kepemimpinan delegatif
  7. Tipe kepemimpinan birokratik
  8. Tipe kepemimpinan kharismatik
  9. Tipe kepemimpinan pelatih

Artikel ini tidak akan membahas satu-persatu tipe kepemimpinan tersebut. Seperti disebutkan diatas, untuk mempelajarinya kita bisa merujuk dari buku, seminar, kajian ilmiah atau dari sumber-sumber terpercaya lainnya.

Setelah mengetahui tipe-tipe kepemimpinan tersebut, seorang pemimpin diharapkan bisa mengaplikasikannya. Tujuannya untuk mempermudah tugas dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin. Intinya, pengetahuan mengenai tipe kepemimpinan bisa dijadikan acuan dalam memimpin sebuah organisasi.

Memahami Spectrum of Style

Lantas, dari sekian banyak tipe kepemimpinan tersebut mana yang terbaik?

Menurut Eric, penerapan tipe kepemimpinan itu mirip dengan sebuah spektrum. Dia menyebutnya spectrum of style.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), spektrum berarti rentetan warna kontinu yang diperoleh apabila cahaya diuraikan ke dalam komponennya. 

Dari definisi ini dapat dipahami bahwa kepemimpinan yang diharapkan adalah kepemimpinan yang memiliki rentetan tipe kepemimpinan yang secara kontinu bisa diterapkan. 

Artinya tipe kepemimpinan yang satu tidak lebih baik dari tipe yang lain. Setiap tipe seharusnya bisa diterapkan secara kontinu disesuaikan dengan situasi (best in situation).

Oleh karenanya, pengetahuan mengenai semua tipe kepemimpinan sangat krusial bagi seorang pemimpin.

Namun realitanya, spectrum of style ini sangat sulit untuk dilakukan. Setiap manusia memiliki tipe kepribadian yang sudah terbentuk. Hal ini terkadang yang membuat sulit untuk seseorang bisa melakukan penyesuaian jika harus terjadi perubahan.

Setiap orang cenderung memiliki stereotype tersendiri tentang kepemimpinan menurut dirinya sendiri. Hal ini bisa kita pahami ketika kita menjadi pemimpin. Biasanya, kita akan cenderung ingin menjadi pemimpin seperti pemimpin yang pernah kita idolakan sebelumnya. 

Akhirnya, kita terkungkung pada sebuah stereotype yang terkadang tidak sesuai dengan situasi yang kita hadapi sekarang.

Sejatinya, spectrum of style mengajarkan kita untuk bisa fleksibel dalam memimpin. Artinya, seorang pemimpin yang fleksibel seharusnya mengikuti timnya, bukan selalu pemimpin yang dikedepankan di dalam tim.

Terkadang, pada sebuah keadaan, tim menuntut pemimpinnya untuk menjadi seorang pemimpin yang demokratik, tetapi di keadaan lain tim menuntutnya menjadi seorang pemimpin otokratif. Di sinilah letak kefleksibelan yang perlu dilakukan.

Salah satu tanda kefleksibelan dalam kepemimpinan adalah terbentuknya legacy. Seorang pemimpin yang baik adalah seorang pemimpin yang bisa meninggalkan legacy yang baik pada organisasi yang dipimpinnya. Jika sewaktu-waktu tampuk kepemimpinan berubah, legacy yang ada akan tetap berjalan dengan baik sehingga tidak akan melemahkan organisasi. 

Selain itu, kefleksibelan juga bisa diterapkan dalam memahami situasi. Sebuah situasi mungkin dipahami berbeda-beda sehingga menyebabkan pemilihan tipe kepemimpinan yang tepat pun menjadi berbeda.

Sebagai contoh, ada yang mengatakan tipe kepemimpinan yang diterapkan Sir Alex Ferguson ketika membawa kejayaan tim sepakbola Manchester United adalah tipe kepemimpinan pelatih, tetapi ada juga yang mengatakan tipe kepemimpinan kharismatik yang dimilikinya.

Hal ini terjadi karena adanya kefleksibelan dalam memahami kondisi. Setiap orang memiliki sudut pandang masing-masing dalam memandang sebuah situasi dan kondisi.

Oleh karenanya, untuk melakukan semua kefleksibelan ini diperlukan jiwa kepemimpinan yang kuat, layaknya seekor singa yang memimpin sekelompok domba. Jika tidak, harmonisasi tidak akan terbentuk dalam organisasi yang dipimpinnya.

Alhasil, kata Nabi, "setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya."

Kepemimpinan seharusnya tidak menonjolkan kekuatan fisik, tetapi kekuatan jiwa kepemimpinan.

Mengadaptasi diri  melalui spectrum of style yang fleksibel dalam memimpin adalah salah satu cara untuk bisa menunjukkan kekuatan jiwa kepemimpinan yang baik pada diri seseorang.

[Baca Juga: Banjir Banjar, #KalselJugaIndonesia]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun