Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hal-hal Kecil yang Bermakna Besar

4 Desember 2020   15:33 Diperbarui: 4 Desember 2020   16:06 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (https://weheartit.com/)

Sebagai seorang guru, saya beruntung pernah memiliki rekan kerja yang dulu pernah mengajar saya dan juga yang dulunya pernah saya ajar.

Ya, tiga generasi berkumpul bersama di satu sekolah, pastinya punya banyak cerita. Apalagi ketika kita saling bertemu, mengenang momen-momen indah di sekolah pasti akan selalu membawa kita pada kebahagiaan tersendiri. Cerita tentang kejadian di dalam kelas, keseruan mengikuti program-program sekolah, dan pastinya suka dan dukanya kebersamaan. Momen-momen ketika di sekolah, baik sebagai siswa maupun sebagai guru memang selalu indah untuk dikenang. 

Uniknya, terkadang ada beberapa hal yang menurut kita tak layak untuk diingat justru hal tersebut diingat betul oleh yang lain.

Misalnya, dulu ketika menjadi siswa, ada guru kami yang suka sekali mentraktir minuman ringan ketika ada siswa yang mampu menjawab pertanyaan di kelas. Bahkan terkadang siswa satu kelas di traktir semua, jika kelas mampu belajar dengan baik dan aktif di kelas. 

Ketika momen ini kami ceritakan sebagai momen tak terlupakan, mungkin guru tersebut bahkan tidak mengingatnya. Karena baginya, itu adalah bukan suatu hal besar yang perlu diingat, itu mungkin hanyalah sebuah hal kecil yang menjadi sebuah bumbu ketika mengajar.


Begitu pula sebaliknya, saya sering mendengar siswa saya dulu menceritakan tentang hal-hal yang pernah saya lakukan ketika mengajar mereka. Biasanya, kebanyakan suatu hal yang mereka sampaikan tidak terekam di memori saya, saya kesulitan mengingatnya. Karena bagi saya, hal yang saya lakukan tersebut bukan lah suatu hal besar yang perlu diingat.

Melakukan Kebaikan dengan Hal-hal Kecil

Begitulah yang sering terjadi. Terkadang hal kecil yang dilakukan seseorang bisa bermakna besar pada diri orang lain. Sayangnya, tak banyak orang yang  menyadarinya. Mungkin jika seseorang menyadari akan hal ini, akan banyak hal-hal baik yang dilakukan, meskipun hal-hal kecil yang dilakukan.

Mengapa saya menceritakan hal ini? Bagi saya, manusia itu hidup bukan hanya harus baik bagi dirinya sendiri, tetapi juga harus juga berpikir melakukan kebaikan bagi orang lain. Baik bagi diri sendiri itu penting, tetapi lebih penting lagi melakukan kebaikan untuk orang lain.

Sejatinya, setiap kita mampu melakukan kebaikan untuk orang lain. Yang penting ada kemauan yang kuat untuk melakukannya. Kita bisa melakukan kebaikan dengan berbagai macam cara. Bahkan hal-hal kecil yang terkadang tidak terpikirkan oleh kita, hal-hal kecil yang kita remehkan, bisa memiliki nilai kebaikan yang sangat besar bagi orang lain.

Sebenarnya, dalam kehidupan, hal-hal kecil semestinya harus kita perhatikan. Baik dalam perkataan atau perbuatan. Kita tak pernah tahu mana perkataan atau perbuatan kita yang akan bisa sangat berarti bagi seseorang.

Mungkin ucapan selamat pagi kita, mungkin bantuan kecil yang kita berikan, mungkin hanya sekedar senyuman yang kita lontarkan, bisa menjadi sesuatu yang amat berharga bagi seseorang, dan mungkin itu akan selalu diingat sepanjang hidupnya. Jadi, jangan terlalu berpikir sempit dalam melakukan kebaikan. Mulailah dengan melakukan hal-hal kecil, tak perlu menunggu untuk melakukan sesuatu yang besar. 

3 Hal yang Perlu Diperhatikan

Setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan sehingga hal-hal kecil yang kita lakukan bisa bermakna besar.

Pertama, hal-hal kecil perlu dibiasakan. Terkadang pembiasan perlu dipaksakan,  pemaksaan diri terkadang memang sedikit menyulitkan. 

Namun, jika sudah terbiasa, kesulitan tak terasa lagi. Kesulitan biasanya hanya di awal saja, setelahnya akan lebih mudah. Oleh karenanya, diperlukan kesabaran dalam menjaga konsistensi melakukan sebuah pembiasaan.

Contoh hal kecil yang perlu dibiasakan adalah 5S. 5S adalah sapa, salam, senyum, sopan, dan santun. Membiasakan 5S ketika berinteraksi dengan sesama, bisa sangat bermakna bagi seseorang. 

Bayangkan seorang pemimpin yang menerapkan 5S dalam kehidupannya. Bawahannya pasti akan selalu mengingat kebaikan dan keramahan atasannya sebagai sesuatu yang bermakna spesial.

Kedua, lakukan hal-hal kecil pada momen yang tepat. Pada contoh guru saya yang memberikan traktiran di atas, saya yakin guru saya itu tidak merencanakan untuk melakukannya. Karena momen mendukung, maka guru saya pun melakukan hal kecil tersebut. Siapa sangka hal itu justru yang teringat oleh siswa-siswanya.

Momen memang bisa datang kapan saja dan dimana saja. Terkadang momen juga datang dalam kondisi yang tak terduga-duga. Oleh karenanya, diperlukan sebuah refleks untuk merespon momen dengan cepat, disinilah biasanya hal-hal kecil dilakukan. Yang seperti ini justru yang mengena, masuk ke dalam hati dan menginspirasi.

Ketiga, lakukan hal-hal kecil itu dengan keikhlasan, bukan untuk diingat, apalagi untuk mengharapkan balasannya. Meskipun hal ini saya bahas di akhir, sejatinya keikhlasan adalah yang utama. Keikhlasan itu ibarat ruh segala sesuatu yang kita lakukan.

Bermakna atau tidaknya hal kecil yang kita lakukan sangat bergantung dari aura keikhlasan ketika kita melakukannya.

Permasalahannya, keikhlasan tak bisa dilihat. Keikhlasan hanya bisa dirasakan oleh mereka yang kita perlakukan. Kita pun tak bisa merencanakan keikhlasan, karena keikhlasan adalah sesuatu yang abstrak untuk bisa direncanakan.

Namun, keikhlasan tidak datang dengan sendirinya. Keikhlasan memerlukan suasana kedalaman hati yang benar-benar ingin melakukan kebaikan. Oleh karenanya, untuk menghadirkan keikhlasan, suasana hati harus dijaga benar-benar.

Terkait tentang keikhlasan, ulama dan intelektual Muhammad Fethullah Gulen pernah berkata, "Semua pekerjaan yang dilakukan harus dilakukan dengan keikhlasan dan tanpa pamrih. Artinya, keridhaan Tuhan harus selalu ditemukan dan setiap pekerjaan yang harus dilakukan harus disesuaikan dengannya." 

Inilah makna hakiki keikhlasan yang akan membawa efek bagi setiap pekerjaan yang kita lakukan. Keikhlasan yang hanya menginginkan keridhaan Tuhan.

Alhasil, makna suatu hal tak tergantung besar atau kecilnya sesuatu. Hal-hal kecil bisa memiliki makna yang besar. Efeknya bisa sangat signifikan pada kehidupan seseorang. 

Oleh karenanya, ada baiknya kita tidak menunggu untuk melakukan kebaikan. Mulailah dari sekarang, mulailah dari diri sendiri, mulailah dari yang kecil-kecil yang bisa kita lakukan.

[Baca Juga: Pindah Tempat Kerja, Ini yang Perlu Diperhatikan]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun