Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Cyber Cheating, Moda Menyontek, dan Motivasinya

20 September 2020   07:53 Diperbarui: 20 September 2020   15:22 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mencontek. (Shutterstock via kompas.com, gambar sudah diolah)

Kebiasaan mencontek akan menyebabkan terbentuknya karakter ketidakjujuran. Dimulai dari yang ringan, lama kelamaan dampaknya adalah yang berat pun bisa dilakukan. Dimulai dari mencontek kedepannya bisa sampai korupsi besar-besaran. 

Oleh karena itu, setiap sekolah seharusnya memiliki peraturan yang jelas dan tegas terkait mencontek. Peraturan yang bersifat preventif harus diutamakan. Jika sudah terlanjur terjadi tindakan tepat harus bisa diambil. Tindakan yang bisa memberikan efek jera kepada pelaku dan seluruh warga sekolah.

Di era BDR, mencontek semakin liar dilakukan. Teknologi digital sangat mempermudah dan mungkin juga bisa mendorong seorang siswa mencontek. Ditambah lagi, para siswa sangat memahami bahwa di dunia digital guru sangat sulit melakukan pengontrolan.

Sehebat apapun sistem pencegahan dibuat, siswa tetap lebih pintar untuk mengakalinya. Apalagi anak-anak generasi z seperti sekarang ini bisa dibilang memiliki "bakat alami" menggunakan teknologi.

Notabenenya mereka lebih mahir teknologi daripada kita para guru dan orang tua. Jadilah mereka akan begitu mudah dan nyaman mencontek secara online.

Apa Sebenarnya Motivasi Siswa Mencontek?

Dalam sebuah penelitian dikatakan bahwa mencontek ini memiliki dua sebab. Motivasi dalam (internal motivation) dan motivasi luar (external motivation) (Raines. dkk, 2011). 

Motivasi dalam adalah siswa mencontek karena dipengaruhi oleh batasan-batasan dalam bersikap di pembelajaran yang dikeluarkan guru atau sekolah yang dianggap kurang jelas.

Dalam hal ini, persepsi siswa akan mencontek sangat berperan. Siswa harus bisa membedakan mana sikap yang termasuk mencontek mana yang bukan.

Motivasi dalam ini sangat bergantung dengan bagaimana guru dan sekolah memberikan pemahaman kepada siswa mengenai definisi mencontek. Hal ini kembali lagi kepada pentingnya keberadaan peraturan yang jelas dan tegas yang harus terus disosialisasikan kepada siswa. Harapannya akan terbentuk kepercayaan dalam diri siswa akan hal-hal yang dikategorikan mencontek.

Motivasi luar mencontek disebabkan karena faktor yang berhubungan dengan hasil nyata yang ingin didapatkan, kebanyakan adalah karena menginginkan nilai yang lebih baik.

Dalam hal ini, siswa memahami benar mana sikap yang termasuk mencontek mana yang bukan. Yang sering terjadi adalah walaupun siswa mengetahui bahwa yang dilakukan adalah sebuah sikap ketidakjujuran, tetapi mencontek tetap dilakukan karena adanya dorongan kompetisi antar siswa di sekolah. 

Sebuah Refleksi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun