Mohon tunggu...
Mahestha Rastha A
Mahestha Rastha A Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Bagaimana Membuat Tulisan yang Tidak Menggurui?

11 September 2021   11:25 Diperbarui: 15 September 2021   01:14 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membuat tulisan. Sumber: Pexels.com/Vlada Karpovich

Nah, sekarang mari kita beralih ke judul tulisan ini. Saya akan coba sampaikan beberapa hal yang perlu teman-teman lakukan agar pesan yang ingin kita sampaikan dalam sebuah cerita fiksi, tersampaikan dengan apik tanpa terkesan menggurui. Bagaimana caranya?  Ada empat cara menurut saya yang bisa teman-teman terapkan!

PERTAMA, sampaikan lewat cerita, jangan secara langsung.

Dalam membuat sebuah cerita, pasti akan ada momen di mana si penulis membuat narasi yang itu keluar dari adegan cerita. Penulis akan menyampaikan pendapatnya terkait momen yang ada di cerita tersebut. 

Nah, itu namanya menyampaikan pesan secara langsung. Coba hindari itu. Alangkah lebih baik, coba buat suatu adegan yang memang itu bisa membuat pembaca mengambil pelajaran berharga dari adegan tersebut.

Misalnya, kamu ingin menyampaikan pesan tentang sabar lewat cerita. Berarti, cobalah buat cerita yang di mana, si tokoh mendapatkan masalah bertubi-tubi, ia di fitnah sana-sini, tapi hebatnya, ia tidak emosi dan justru masih bisa tersenyum di depan banyak orang. 

Adegan seperti itu saja, sudah membuat pembaca berpikir bahwa si tokoh itu begitu sabar menjalani hidupnya yang teramat berantakan. Sehingga, tanpa harus mengatakan, "Yuk sabar," pembaca akan ada stimulus untuk sabar dengan sendirinya.

KEDUA, sampaikan lewat tokoh, jangan penulis. 

Seperti yang sudah saya jelaskan di awal. Jangan lewat penulis ketika ingin menyampaikan suatu pesan kepada pembaca. Apalagi pesan itu adalah pesan yang religi. Coba deh, tonton filmnya 99 Cahaya di Langit Eropa. Tokoh bernama Rangga itu dengan cerdas menjawab pertanyaan temannya yang atheis tentang islam. 

Si penulis ingin memperkenalkan islam kepada atheis. Tapi lewat si tokoh, bukan lewat pola pikir si penulis. Itu contoh pesan yang disampaikan melalui tokoh. Bukan penulis. Jadi, pembaca tidak akan sadar, bahwa mereka sedang dinasihati.

KETIGA, sesuaikan dengan karakter tokoh. 

Apa sih pesan yang ingin kamu sampaikan ke pembaca? Kalau pesannya tentang salat, maka jangan tokoh preman yang harus menyampaikan pesan itu. Jadi, harus sesuaikan tokohnya juga ketika ingin menyelipkan pesan ke pembaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun