Begitu pun dengan menulis.Â
Kamu harus membuat tulisan dengan alur seperti itu. Kamu harus menuliskan tulisan yang ketika dibaca, itulah perasaan mereka semua yang mengalami masalah yang sama.Â
Kamu tenangkan dulu pembaca dengan bahasa-bahasa indahmu, baru di akhir kamu berikan solusi terkait masalah yang sedang kamu tulis.Â
Saya yakin dengan begitu tulisanmu akan lebih mengena. Ketimbang kamu langsung menyalahkan pembaca di awal pembahasan. Sehingga, hal ini bikin pembaca jadi malas membaca.
KETIGA, memikirkan pembaca
Sudah saya sampaikan di atas, kalau tulisanmu ditulis dengan gaya bahasa yang mainstream, ditambah lagi dengan keidealisanmu dalam menulis, mau sampai kapan pun pesan di dalam tulisanmu tidak akan tersampaikan ke pembaca.
Coba deh, sesekali kamu posisikan diri sebagai pembaca ketika menulis. Kalau kamu sedang membahas tentang perceraian, coba posisikan diri kamu sebagai sosok pasangan yang sudah bercerai.Â
Bagaimana rasanya, bagaimana nasib anaknya, bagaimana permasalahannya, dan sebagainya.Â
Jika kamu bisa menempatkan diri pada posisi tersebut, maka kamu akan dengan mudah merangkai kata demi kata yang ketika ditulis, itu memang yang dirasakan oleh mereka yang sudah berpisah.Â
Sehingga ketika tulisan itu dibaca oleh mereka yang sudah berpisah, mereka akan merasa satu frekuensi dengan tulisan kamu. Akhirnya mereka merasa kalau kamu ini penulis yang bisa memahami perasaan mereka.
KEEMPAT, menarik emosional