Mohon tunggu...
Mahesa Dwi
Mahesa Dwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Klenteng Tjoe Hwie Kiong

25 Maret 2022   00:18 Diperbarui: 25 Maret 2022   00:22 1192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Halo semuanya kembali lagi bersama aku, sepertinya sudah lumayan banyak artikel yang aku tulis di platform kompasiana ini, betul? Namun diantara artikel yang sudah aku tulis belum ada perkenalan khusus yang aku tunjukkan. Kenalin aku seorang mahasiswa semester dua di salah satu universitas yang ada di Malang. 

Sebelum menempuh jenjang kuliah di Malang aku menempuh Pendidikan dari TK, SD, SMP, SMA di kediri tempat kelahiran sekaligus tempat tumbuh dn berkembang. Yah sampai saat ini aku masih berada di Kediri karena salah satu akibat dari pandemi yang tidak bisa membuat mahasiswa maupun siswa-siswi tidak bisa melakukan pembelajaran secara luring.

Kediri merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang memiliki berbagai macam tempat pariwisata. Bukan hanya dikenal dengan banyaknya kota pariwisata Kediri juga dikenal sebgai kota tahu karena memiliki tahu dengan cita rasa yang khas dan berbeda dengan kota lain. 

Awal mula Kediri di juluki sebagai kota tahu karena dari sejarah masuknya warga China ke Indonesia salah satunya berkunjung ke Kediri pada tahun 1990. Ada tiga orang warga China yang mrupakan pelopor pembuatan tahu, mereka adalah Kaou Loung, Bah Kacung, dan Liem Ga Moy. Penerus mereka masih mempertahankan usaha yang dirintis oleh leluuhurnya, kecuali penerus dari Kaou Luong belum diketahui apa penyebabnya tetapi itu merupakan keputusan individu yang patut dihargai.

Dilatar belakangi dengan sejarah Kediri yang dulunya ada Kerajaan Kediri dengan corak Hindu berpusat di Dhanpura, Kediri, Jawa Timur. Kerajaan Kediri juga memiliki nama lain seperti, Kerajaan Kadiri, Daha, dan Panjalu. 

Dari sini sudah bisa disimpulkan bahwasannya Kediri bukanlah kota yang masyaraknya murni keturunan orang Islam. Meskipun Kediri terkenal dengan pondok pesantren Lirboyo dengan pendiri yang dikenal sebagai "Tiga Tokoh Lirboyo" mereka adalah KH Abdul Karim (Pendiri pondok pesantren Lirboyo), KH Marzuki Dahlan dan KH Mahrus Aly (Menantu KH Abdul Karim). Semua agama ada di Kediri, seperti Islam, Kriten, Hindhu, Buddha, dll. 

Keberagaman agama yang ada di Kediri menjadi salah satu faktor dibangunnya berbagai macam tempat ibadah disesuaikan dengan agama masing -- masing. Bahkan ada juga tempat ibadah yang letaknya bersampingan tepatnya ada di desa Puncu. Memang sungguh luar biasa toleransi yang ada di Kediri bukan hanya warganya yang ramah, tetapi toleransi antar umat beragama sangat dijunjung tinggi dan dijaga secara turun -- temurun.

Di Kediri terdapat Klenteng yang didirikan sekitar tahun 1817 dan tidak diketahui siapa nama pendirinya karena dari usia Klenteng sendiri yang sudah mencapai 200 tahun. Informasi ini didapatkan dari pengurus Klenteng yang tidak bisa memastikan siapa pendirinya karena ada banyak versi cerita mengenai pendiriannya.

Cerita di mulai ketika China pada saat itu sedang mengalami kondisi yang tidak baik karena masalah perekonomian dan terjadi perang saudara. 

Dari situlah ada seorang musafir dari Tiongkok yang singgah ke Kota Kediri yang dulunya masuk dalam jalur perdagangan melalui jalur air yang melintas di Sungai Brantas. Musafir membawa dewa mereka yakni Dewi Laut atau Thian Sang Sing Bo karena sudah menjadi suatu kebiasaan musafir atau perantau dari China untuk membawa dewa mereka untuk melakukan ibadah dan mendrikan tempat sederhana untuk berdo'a.

Tepat di sekitaran JL. Yos Sudarso, Kelurahan Pakelan, Kota kediri tempat musafir Tiongkok mendirikan tempat sederhana untuk ibadah . Lambat laun semakin banyak Dewa atau Dewi yang ada di tempat ibadah itu karena teman seperjuangan musafir Tiongkok ketika bepergian selalu membawa Dewa atau Dewi Mereka. Rekan -- rekan musafir Tiongkok dating dan  membawa Dewa atau Dewi masing -- masing, seperti Dewi Laut atau Thian Sang Sing Bo, Dewi Kwang in, Dewa Kwan Kong hingga pra nabi agung. Karena semakin banyak Dewa atau Dewi yang ada di sana tempat para Dewa atau Dewi ditata. Mulai dari Dewi Thian Sang Sing Bo sebagai tuan rumah terletak di tengah bangunan utama menghadap ke Sungai Brantas berdasarkan pertama kali musafir meletakkan Dewi Thian Sang Sing Bo persis di sisi Sungai Brantas inilah yang menjadi alas an kenapa Klenteng berada tepat di sisi timur Sungai Brantas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun