Mohon tunggu...
Mahenry Purba
Mahenry Purba Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara

11 April 1997 “Happiness [is] only real when shared” ― Jon Krakauer, Into the Wild

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Semua Manusia Adalah Sama?

29 Mei 2020   15:04 Diperbarui: 29 Mei 2020   15:04 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Copyright Nike Luckovich

Dumai 23 Mei 2020

Apakah sifat rasial sudah benar-benar hilang?

Menurut KBBI rasial itu berarti /ra*si*al /a 1 berdasarkan (bersifat) ciri-ciri fisik ras, bangsa, suku bangsa, dan sebagainya (seperti warna kulit, rambut, dan sebagainya); 2 berdasarkan prasangka terhadap ras tertentu: kerusuhan. Penggunaan rasial disini yang saya tekankan adalah konsep memperlakukan manusia sesuai dengan  asalnya, warna kulitnya, sukunya, atau bahkan agamanya.

Seperti kita ketahui konsep menentang sifat rasial sudah ada sejak lama. Konsep ini diresmikan oleh King John dengan Piagam Magna Charta di tahun 1215, poin paling utama dari piagam ini adalah "Hak Asasi Manusia lebih penting daripada kedaulatan, kekuasaan, politik dan hukum". Semenjak saat itu raja tidak boleh semena-mena kepada siapun baik anggota kerajaan, kaum pendeta, bahkan terhadap rakyat jelata sekalipun.

Konsep bahwa semua manusia ini memiliki hak yang sama di pertegas oleh Revolusi Francis dan dilambangkan dengan runtuhnya penjara Bastille pada 14 Juli 1489. Indonesia sendiri memilki perhatian pada permasalahan Hak Asasi Manusia  dengan didirikannya Komisi Hak Asasi Manusia  (Komnas HAM) pada tahun 1993.

Begitulah seterusnya upaya manusia untuk berusaha mengembangkan dan melaksanakan konsep bahwa semua manusia adalah sama, dan berhak untuk diperlakukan sama. Kembali ke pertanyaan di awal, "Apakah sifat rasial sudah benar-bernar hilang?' jawabannya 'tidak'. Contoh terbaru yang heboh di dunia maya beberapa hari ini adalah tewasnya seorang Afrika-Amerika pada 25 Mei lalu, George Floyd diduga karena kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian.

Dalam video yang beredar luas, George Floyd menunjukan sikap yang kooperatif dan berteriak "I can't breathe"  namun petugas tetap menginjak leher beliau yang menyebabkan beliau meninggal beberapa saat kemudian. Contoh lain yang munkin lebih terasa "dekat" di lingkungan kita masing-masing yaitu jika dia adalah seorang Manusia A maka segala sesuatu yang menjadi urusannya akan dipermudah sedangkan jika dia adalah seorang Manusia B maka segala sesuatu yang menjadi urusannya akan 'dipersuli'. Ironisnya bukankah Manusia A dan Manusia B adalah sama-sama manusia? Mungkin rambutnya, kulitnya, agamnya berbeda, tapi sekali lagi "Bukankah Manusia A dan Manusia  adalah sama-sama manusia?

Mungkin tindakan rasial itu juga yang menjadi ide Harper Lee dalam membuat novel berjudul "To Kill a Mocking Bird". Novel ini memberi pelajaran bagaimana kita menjalani hidup, bagaimana menghormati orang lain, jangan menilai segala sesuatu dari sudut pandang saja. Sanking pentingnya nilai yang ada di novel ini, kabarnya novel ini menjadi buku wajib anak-anak di Amerika Serikat dalam artian menjadi salah satu media pembelajaran sejak dini tentang rasial di kalangan anak-anak di Amerika Serikat.

Bagaimana dengan Indonesia sendiri? Apa yang menjadi media sejak dini yang dapat digunakan anak-anak di Indonesia untuk setidaknya memahami konsep rasial ini? Mungkin para pembaca bisa membantu saya memberikan jawabannya.

Jika pertanyaan pertama jawabannya adalah "tidak", maka timbul pertanyaan selanjutnya "apakah suatu saat nanti sifat rasial itu akan benar-benar hilang?".

Opini pribadi saya, mungkin suatu saat nanti konsep-konsep untuk menyatakan semua manusia adalah sama akan lebih baik dari saat ini, namun apakah benar-benar hilang? Menurut saya tidak. Bukankah karena ada malam maka ada siang? Bukankah ada manusia jahat maka ada manusia baik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun