Mohon tunggu...
mahbub ghozali
mahbub ghozali Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Wali Kota Bernama "Kotak Kosong"

1 Juli 2018   21:03 Diperbarui: 2 Juli 2018   08:49 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kasus di Makasar, sebelum di diskualifikasi pasangan Danny Pomanto dan Indira Mulyasari, Pilwalkot Makasar diikuti oleh dua pasangan calon, Diami (Danny dan Indira) dan Appi Cicu (Munafri Arifuddin-Rachmatika Dewi). 

Pasangan Danny-Indira yang merupakan petahana didiskualifikasi karena dianggap melanggar pasal 71 ayat 3 yang berbunyi "Gubernur atau Wakil Gubernur, Bupati atau Wakil Bupati, dan Walikota atau Wakil Walikota dilarang menggunakan kewenangan, program, dan kegiatan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon baik di daerah sendiri maupun di daerah lain dalam waktu 6 (enam) bulan sebelum tanggal penetapan pasangan calon sampai dengan penetapan pasangan calon terpilih." Sehingga apa yang terjadi di Makassar dapat dikatakan sebuah fenomena yang tidak lahir diruang kosong. 

Terdapat kejadian yang melatarbelakangi perilaku masyarakat dengan memilih kotak kosong. Kemungkinan-kemungkinan tersebut dapat dijadikan pelajar tidak hanya di Makassar tetapi juga di daerah-daerah lain. Para kandidat yang akan bertarung pada pemilu 2019, untuk tidak lagi memancing masyarkat yang sudah pandai dengan manuver-manuver yang justru tidak hanya merugikan secara pribadi tetapi juga pemerintah.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun