Mohon tunggu...
Mahbub Setiawan
Mahbub Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Bukan siapa-siapa

1/2 kemanusiaan, 1/2 ketidaktahuan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Jurnalisme Warga: Antara Politik, Kekuasaan, dan Tanggung Jawab Sosial

6 Februari 2018   13:08 Diperbarui: 7 Februari 2018   08:31 2739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (share.america.gov)

Sejak adanya internet dan gawai personal yang portable, partisipasi warga dalam mengisi kebebasan ruang berpendapat semakin meningkat. Apa saja yang ada di sekitarnya bisa dijadikan bahan tulisan untuk bersuara layaknya seorang pengamat.

Fenomena sosial, politik dan budaya bukan lagi merupakan ladang para pengamat profesional untuk mengupasnya. Selama seseorang memiliki kemampuan untuk berbicara dan berpikir, setiap orang menjadi pengamat versi dirinya sendiri. Ia mengamati dan menuliskan apa pun yang ada di sekitarnya.

Muncullah istilah citizen journalism atau jurnalisme warga. Satu praktik jurnalisme yang sepenuhnya dilakukan oleh warga negara. Seolah yang bersangkutan menjadi wartawan dan sekaligus pengamat beragam fenomena kemudian menuliskannya untuk dibaca warga lainnya.

Tidak ada yang melarang atau mengatur aktivitas mereka dalam membuat laporan atau opini mengenai satu peristiwa. Kebebasan sepenuhnya berada di tangan masing-masing "jurnalis" tersebut. Tetapi juga tanggung jawab sepenuhnya berada di tangannya. Tidak ada institusi yang menjadi payung untuk mempertanggungjawabkan setiap isi dari opini dan laporannya.

***

Dalam pengamatan saya, melalui beragam media sosial yang ada sekarang ini, fenomena jurnalisme warga ini telah menjadi semacam "pers bebas" untuk merespons, menuliskan dan melaporkannya ke publik. Ada semacam pers tandingan di samping pers yang sudah mapan dan konvensional selama ini.

Jika pada masa lalu, yang namanya pers tersebut hanya merupakan penerbitan atau penyiaran yang dijalankan oleh perusahaan-perusahaan pemberitaan baik koran, radio atau televisi, sekarang bentuk pers ini sudah semakin berbeda dan beragam.

Jika dahulu hanya lembaga, badan atau entitas bisnis pers yang berkiprah dalam kerja jurnalistik ini, sekarang siapa saja bisa menjadi bagian kerja jurnalistik. Kemudahan untuk menulis, kemudahan untuk melaporkan dan kemudahan untuk memiliki portal berita sendiri merupakan salah faktor pendukungnya.

Hampir setiap orang juga memiliki akun media sosial atau blog tempat dirinya mengungkapkan segala opininya. Opini pribadi yang berisi tentang reaksi dan respons dalam menyikapi peristiwa dan fenomena di sekitarnya, termasuk opini dalam bentuk respons dan reaksi terhadap politik dan kekuasaan pemerintah.

Opini yang tersebar melalui media sosial milik pribadi tersebut, tidak jarang bisa memengaruhi opini publik secara luas. Istilah viral belakangan marak sebagai sebutan untuk menandai satu laporan atau tulisan di media sosial terhadap satu kejadian.

Akibatnya beragam respons dan reaksi susulan akan timbul menyertai tayangan atau tulisan viral sebelumnya. Pro dan kontra tampil ke permukaan. Pengaruhnya juga mampu menggerakkan massa untuk menyuarakan beragam aspirasi. Selain itu juga, akibat dari adanya viral ini warga mampu memengaruhi kebijakan pemerintah dalam berbagai hal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun