Kadang-kadang seorang penulis mengalami "macet imajinasi dan nalar". Keadaan ini mengakibatkannya tidak bisa membuat tulisan. Jangankan dapat satu judul tulisan selesai, satu paragraf pun susah payah disusunnya.
Hal ini lumrah terjadi pada siapa saja. Manusia tidak bisa disamakan dengan komputer, yang selama ada aliran daya listrik, dia bisa diajak untuk bekerja; menulis, menggambar atau menghitung dan berselancar kesana kemari di internet.
Pada situasi tertentu, bahkan komputer pun mengalami "hang" alias mogok kerja yang bisa diakibatkan oleh banyak faktor, demikian pula manusia yang di dalam dirinya ada perasaan. Perasaan seperti jenuh, sedih, marah dan perasaan lainnya.
***
Sesungguhnya, ketika seseorang mengalami keadaan demikian, ia tidak sedang dalam keadaan kehabisan ide tulisan. Ia hanyalah tidak mampu untuk menguraikan ide-ide yang terlintas di kepalanya.
Pancaindra manusia didesain Tuhan untuk memersepsi segala objek yang ada di sekitarnya. Pencerapan ini akan masuk ke dalam otak seseorang untuk diolah menjadi informasi yang akan disimpan.
Informasi yang ada di dalam pikiran ini terserak begitu saja, random  dan tidak beraturan. Di samping itu, informasi tersebut terpisah antara satu informasi dengan informasi lainnya.
Informasi yang berserakan inilah mengharuskan seorang penulis untuk merangkaikan dan merapikannya menjadi rentetan kata dan kalimat dalam sebuah tulisan. Jika dia berhasil melakukan itu, maka jadilah sebuah tulisan.
Seperti itulah keadaan yang saya rasakan ketika sedang berusaha menuangkan ide menjadi tulisan tetapi mengalami kesulitan. Kesulitan yang disebabkan oleh beberapa hal; mood, pikiran yang tidak fokus atau rasa malas.
Jadi sebenarnya, yang terjadi bukanlah otak yang kosong dari sebuah ide; yang terjadi adalah kesulitan untuk merangkai ide-ide yang ada di dalam otak dan pikiran tersebut untuk menjadi untaian pernyataan yang sistematis. Itu saja sebenarnya (menurut pengalaman saya sendiri).
Baca juga: Mengingat Kembali Jenis Karangan, Tulisan Anda Termasuk Jenis Apa?