Jasma pun tetap terdiam di atas sajadah. Dia baru sadar kalau ternyata dia habis melaksanakan Shalat Subuh.
"Alamak, kenapa aku tadi terbang ke sana kemari"? Pikirnya. Jasma memang tadi pergi ke langit, ke pasar dan ke sekolahan.
"Bukankah aku ini sedang sembahyang?" Gerutunya di dalam hati.
"Oh, kamu lupa ya Jasma, tadi kan aku yang membawamu terbang ke sana kemari". Didengarnya suara Ima yang tiba-tiba nimbrung dari atas kepalanya. Jasma pun menoleh sambil berkata:
"Waduh kau ini Ima, selalu saja tidak pernah tahu waktu, kalau mau mengajak pergi mbok ya lihat-lihat toh". Sergah Jasma ke Ima.
"Lah, bagaimana bisa kamu malah menyalahkan aku, padahal aku juga diperintah oleh kamu tadi". Ima menyanggah seperti tidak terima kalau disalahkan Jasma.
"Bukankah otakmu tadi yang pertama-tama menyuruhku mengajakmu ke langit ketika pertama kamu mengucap Allahu Akbar?" Jawab Ima.
"Oh iya ya". Kata Jasma tampak malas menyahuti omongan Ima.
"Ya sudahlah, aku juga memang salah kok Ima". Kata Jasma.
Lima belas menit lewat sudah peristiwa tersebut terjadi. Jasma dan Ima akhirnya kembali ke tugas dan posisi masing-masing. Jasma  mulai menggerak-gerakan pinggang dan lehernya untuk menghilangkan pegal dan sakit yang dirasakannya. Sedangkan Ima kembali bersiap menunggu perintah otak Jasma.
Cekcok kecil pun selesai.
