Mohon tunggu...
Mahbub Setiawan
Mahbub Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Bukan siapa-siapa

1/2 kemanusiaan, 1/2 ketidaktahuan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hikayat Dua Sahabat

22 Januari 2018   07:42 Diperbarui: 22 Januari 2018   08:50 1294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua sahabat sejati (sumber: huffingtonpost.com)

Jasma baru saja bangun dari tidurnya. Pegal linu masih terasa di punggung dan sakit di lehernya. Dia teringat kalau tadi malam tidur memakai bantal terlalu tinggi yang mengganjal lehernya.

"Ah kenapa leherku jadi tengeng begini?" Gumamnya di dalam hati sebelum ingatan tentang bantal terlintas di kepalanya.

Dengan gontai dan mata yang masih digelayuti kantuk, Jasma memaksakan diri ke kamar mandi mengambil wudu untuk Shalat Subuh.

"Allahu Akbar".Bisikan mulutnya terdengar manakala Jasma memulai menunaikan Shalat subuh sebagai pelaksanaan kewajiban untuk menyembah Tuhannya.

Tiba-tiba, sedetik kemudian, Jasma sudah berada di atas langit. Sebuah tempat yang belum pernah dia datangi. Bintang gemerlapan menghiasi. Sayup terdengar dari jauh suara para malaikat sedang memuliakan Tuhannya.

"Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illaahu wallaahu akbar".Demikian bunyi pujian yang keluar dari para malaikat yang didengar Jasma. Jasma pun samar-samar ingat bahwa dia sempat dahulu kala entah kapan waktunya, Jasmamengucapkan kalimat-kalimat yang sama sebelum dilahirkan ke dunia.

Tak terasa air mata menetes di pipinya dan jatuh di pangkuannya. Suasana khidmat itu begitu memesonakan dirinya sampai-sampai dirinya merasa berat untuk beranjak dari langit yang sama.

Sejurus kemudian, Jasma terbang menunggangi angin ke pasar di kota tempat ia dilahirkan. Terdengar jelas olehnya dari tempatnya berdiri, seorang pria berkata ke pada temannya:

"Ini uangku, yang kuberikan tadi kepadamu itu jumlahnya 100rb, kenapa engkau malah memberikan kembalian 25rb? harusnya 75rb". Protesnya

Cekcok pun meledak di antara keduanya menyoal urusan uang yang kebetulan menjadi sumber kesalahpahaman di antara mereka.

"Ah manusia memang terkadang begitu lalai dan tak peduli kepada orang lain kalau sudah menyangkut uang atau harta". Batin Jasma sambil kemudian melesat kembali terbang ke suatu tempat lainnya tapi masih di kota yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun