Mohon tunggu...
Mahar Prastowo
Mahar Prastowo Mohon Tunggu... Ghostwriter | PR | Paralegal

Praktisi Media dan co-PR -- Pewarta di berbagai medan sejak junior sekira 31 tahun lalu. Terlatih menulis secepat orang bicara. Sekarang AI ambil alih. Tak apa, bukankah teknologi memang untuk mempermudah? Quotes: "Mengubah Problem Menjadi Profit" https://muckrack.com/mahar-prastowo/articles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bendera Bajak Laut yang Bikin Penguasa Merasa Ditelanjangi

2 Agustus 2025   14:34 Diperbarui: 3 Agustus 2025   11:17 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lucunya, di cerita One Piece, Pemerintah Dunia justru paling marah kalau ada kapal mengibarkan bendera Topi Jerami. Bukan karena takut dirampok. Tapi karena mereka tahu bendera itu adalah simbol perlawanan: bahwa sistem yang mereka bangun dianggap rusak.

Di dunia nyata pun serupa. Mereka yang paling marah pada simbol perlawanan --- entah itu bendera, lagu, atau mural --- sering kali adalah mereka yang takut topengnya tersingkap.

Yang tersinggung, biasanya, adalah mereka yang diam-diam sadar bahwa merekalah penindasnya.

Tengkorak dengan topi jerami

Apa istimewanya gambar tengkorak bertopi jerami?

Topi jerami itu diwariskan. Dari Roger ke Shanks. Dari Shanks ke Luffy. Dari generasi ke generasi, bukan harta atau takhta yang diwariskan --- tapi tekad untuk tetap bebas, apa pun harga yang harus dibayar.

Dan tengkorak, bagi Luffy dan kawan-kawannya, bukan lambang kematian. Tapi pengingat bahwa hidup terlalu singkat untuk dijalani sebagai budak.

Simbol yang jadi cermin

Aneh, ya. Sebuah bendera bajak laut --- yang semestinya menakutkan --- justru jadi simbol harapan.

Dan anehnya lagi, ia justru jadi cermin. Ketika ada yang marah besar melihat bendera Topi Jerami, mereka seolah mengaku sendiri: "Ya, sayalah yang kalian lawan. Sayalah yang menindas."

Lalu, siapa yang lebih "bajak laut" sebenarnya? Luffy dan kawan-kawannya? Atau mereka yang selama ini duduk nyaman di istana marmer, sambil menindas yang lemah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun